PHOTOPERIODISME DAN VENELTRASI
Dalam pengorganisasian, proses perkembangan organ tepat pada waktunya merupakan hal yang penting. Salah satu proses perkembangan yang harus tepat waktu adalah proses pembungaan. Tumbuhan tidak boleh berbunga terlalu cepat sebelum organ-organ penunjang lainnya sudah siap, misalnya sebelum akar dan daun lengkap. Sebaliknya tumbuhan pun tidak boleh berbunga terlambat, sehingga buah tumbuh tidak sempurna karena musim dingin telah datang.
Kejadian-kejadian tersebut penting artinya bagi tumbuhan yang hidup di daerah empat musim, sehingga mereka harus benar-benar dapat memanfaatkan saat yang tepat untuk melakukan perkembangannya. Penyediaan waktu biologi merupakan perioda waktu tertentu yang harus dicapai oleh tumbuhan sebelum pembungaan dimulai. Sebagai contoh tanaman tomat, tanaman ini tidak akan berbunga sampai lima ruas daunnya telah tumbuh dan berkembang pada batang.
PENGERTIAN PHOTOPERIODISME
Photoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran (panjang pendeknya hari) yang dapat merangsang pembungaan. Pada tahun 1920 dua karyawan Departemen Pertanian AS, WW Garner dan HA Allard, menemukan mutasi pada tembakau yang disebut Maryland Mammoth yang mencegah tanaman berbunga pada musim panas pada tanaman tembakau normal. Mammoth Maryland tidak akan mekar sampai akhir Desember. Melakukan percobaan dengan pencahayaan buatan di musim dingin dan gelap buatan di musim panas, mereka menemukan bahwa Maryland Mammoth dipengaruhi oleh fotoperiodik. Karena ketika bunga hanya terkena cahaya jangka pendek, maka disebut sebagai tanaman hari pendek. Beberapa tanaman pendek-hari lainnya adalah krisan (mekar di musim gugur), padi (Oryza sativa), poinsettia, pagi kemuliaan (Pharbitis nihil), dan cocklebur (Xanthium). Beberapa tanaman seperti ; bayam , Arabidopsis, gula bit dan lobak. Jika bunga terkena cahaya jangka panjang disebut tanaman hari panjang. Misalnya tomat, netral hari, yaitu berbunga tidak diatur oleh fotoperiodik.
Berdasarkan atas lamanya penyinaran yang diperlukan tumbuhan untuk merangsang perbungaannya, tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan hari-panjang (long day plant), tumbuhan hari-pendek (short day plant) dan tumbuhan hari netral (day netral plant). Yang dimaksud dengan panjang disini bukan panjang hari secara mutlak, tetapi panjang hari kritis. Tumbuhan hari-panjang (LDP) mungkin memiliki panjang hari kritis lebih pendek dari tumbuhan hari pendek (SDP). Dinyatakan bahwa tumbuhan hari-panjang akan berbunga apabila memperoleh induksi penyinaran sama atau lebih dari panjang hari kritisnya dan sebaliknya tumbuhan hari-pendek akan berbunga, apabila memperoleh penyinaran sama atau lebih pendek dari panjang hari kritisnya.
Percobaan cocklebur telah menunjukkan bahwa jangka hari pendek adalah sesuatu yang keliru; karena tanaman membutuhkan malam yang cukup panjang. Menurut Cockleburs (disesuaikan dengan lintang Michigan) tanaman akan berbunga jika telah disimpan dalam gelap selama kurang lebih 8,5 jam dari periode kritisnya. Cahaya merah (660 nm) sangat efektif mencegah berbunga, kecuali diberikan iradiasi dengan cahaya merah jauh (730 nm) yang berasal dari lampu. Sebuah respon cahaya merah jauh pada awal malam mengurangi persyaratan gelap selama 2 jam. Respon ini disebut oleh Fitokrom.
Fitokrom adalah homodimer dua molekul protein yang identik mengalami konjugasi dengan menyerap cahaya lebih baik (bandingkan rhodopsin). Tanaman memiliki 5 phytochromes: PhyA, PhyB, serta C, D, dan E. Ada beberapa perbedaan fungsi dari phytochrome tersebut tetapi ada juga yang memiliki fungsi yang unik untuk satu atau lain. Phytochrome memiliki perberbedaan dalam spektrum cahaya yaitu, dari panjang gelombang (misalnya, merah vs jauh-red) memiliki daya serap yang lebih baik. Ada dua bentuk phytochrom yaitu, (a) P R yang menyerap cahaya merah (R; 660 nm) ; (b) FR P yang menyerap cahaya merah jauh (FR; 730 nm).
Hal ini berhubungan dengan penyerapan cahaya merah oleh P R yang dikonversikan menjadi P FR, penyerapan cahaya merah jauh oleh P FR dikonversi menjadi P R, pada keadaan gelap P FR secara spontan dikonversi kembali menjadi P R. Kegiatan Fitokrom dituangkan dalam model jam pasir dari mekanisme photoperiodism pada tanaman hari pendek. Sinar matahari lebih kaya dengan warna merah (660 nm) dari pada cahaya merah jauh (730 nm), jadi pada saat matahari terbenam semua Fitokrom P FR. dikonversikan kembali ke P R. P R diperlukan untuk memberi sinyal pada saat berbunga. Oleh karena itu, cocklebur membutuhkan waktu 8,5 jam dari malam untuk ;
mengkonversi semua FR ke P P R pada saat matahari terbenam
melaksanakan reaksi tambahan yang mengarah pada pemberian sinyal berbunga ("florigen").
Jika proses ini terganggu oleh kilatan lampu 660nm, R P segera dikonversi ke P FR dan pekerjaan itu dibatalkan . Sebuah pemaparan setelah cahaya merah jauh (730 nm) mengubah pigmen cahaya kembali ke P R dan langkah-langkah menuju pembebasan dari "florigen" dapat diselesaikan. Jika terkena cahaya merah jauh pada awal malam selama 2 jam atau lebih dengan menghilangkan kebutuhan untuk konversi spontan P P R FR.
Lain halnya dengan model hourglass, Model jam pasir gagal untuk memperhitungkan fakta bahwa paparan malam hari terhadap cahaya merah bekerja bahkan setelah dua jam pada malam hari ketika semua FR P telah dikonversi menjadi P R. Recent sebagian besar bekerja pada hari panjang, Arabidopsis merupakan contoh photoperiodism. Karya ini menunjukkan bahwa respon photoperiodic diatur oleh interaksi siang hari dengan ritme sirkadian. Hampir semua eukariota memiliki ritme sirkadian bawaan. Ini adalah irama aktivitas biologi yang berfluktuasi selama sekitar 24 jam (L. sekitar = tentang; meninggal hari =) bahkan di bawah kondisi lingkungan yang konstan (misalnya kegelapan terus-menerus). Dalam kondisi konstan, siklus bisa melayang keluar dari fase lingkungannya. Namun, saat berhubungan dengan lingkungan (misalnya, bergantian siang dan malam), irama menjadi entrained, yaitu ; siklus berbaris dengan siklus siang dan malam dengan tepat waktu 24 jam. Arabidopsis mengharuskan bahwa cahaya terdeteksi oleh phytochromes (menyerap cahaya merah) dan cryptochromes (menyerap cahaya biru).
Arabidopsis merupakan tanaman hari panjang dan telah memberikan banyak petunjuk tentang mekanisme yang terlibat dalam respon photoperiodic. Setiap tanggapan terhadap fotoperiodik memerlukan metode menjaga waktu, yaitu jam. Seperti banyak organisme lain, tanaman ini memiliki ritme sirkadian bawaan yang mengatur ekspresi gen yang banyak. Di antaranya Arabidopsis yang konstan (CO), gen yang mengkodekan untuk mentranskripsikan faktor seng pada mRNA dan naik turun dengan ritme sirkadian. Penjabaran Konstans mRNA menghasilkan faktor transkripsi yang berubah pada sejumlah gen, termasuk lokus T berbunga (FT), sebuah gen yang dibutuhkan untuk memulai konversi tunas apikal di kuncup bunga. Konstans messenger RNA (mRNA) melimpah pagi-pagi, menurun pada bagian tengah hari dan kemudian naik ke puncak lain pada sore hari.
Namun, protein Konstans cepat rusak (dalam proteasomes ) selama pagi dan tengah hari dan juga di malam hari. Penurunan dipicu oleh cahaya pagi (kaya sinar 660 nm) dimediasi oleh B Fitokrom (PhyB). Pada sore hari, jika hari telah cukup lama, transkripsi gen CO meningkat menghasilkan peningkatan CO mRNA, terjemahan mRNA CO menghasilkan lebih banyak protein CO yang tidak lagi rusak. Efek ini dimediasi oleh penyerapan merah (diperkaya dengan merah jauh) cahaya oleh A Fitokrom (PhyA) dan biru muda oleh cryptochrome. Sekarang dengan protein Konstans mengumpulkan, ketersediaan untuk mengaktifkan transkripsi gen (misalnya, FT) yang diperlukan untuk induksi berbunga itu. Pada hari pendek, dengan kegelapan jatuh sebelum kenaikan Konstans mRNA, ada tidak cukup konstan disintesis protein untuk merangsang pembungaan. Jadi berbunga di Arabidopsis tampaknya memerlukan interaksi siang hari dirasakan oleh phytochromes dan cryptochromes dengan sirkadian ritme yang intrinsik Konstans ekspresi.
Veneltrasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai perbungaan. Veneltrasi sebenarnya tidak khusus untuk perbungaan, tetapi diperlukan pula oleh biji-biji tumbuhan tertentu sebelum perkecambahan.
Chailakhyan menyatakan bahwa hanya tumbuhan di daerah temperatur yang mengalami musim dingin, dapat kita harapkan memerlukan vernalisasi, dan ini adalah tumbuhan hari-panjang (LPD). Tumbuhan hari-pendek biasanya berada di daerah tropis. Organ tumbuhan yang dapat menerima rangsangan veneltrasi sangat bervariasi yaitu biji, akar, embrio, pucuk batang. Apabila daun tumbuhan yang memerlukan veneltrasi mendapat perlakuan pendinginan, sedangkan bagian pucuk batangnya dihangatkan, maka tumbuhan tidak akan berbunga (tidak terjadi vernalisasi).
Vernalisasi merupakan suatu proses yang kompleks, yang terdiri dari beberapa proses. Pada Secale cereale, vernalisasi pada tanaman ini terjadi di dalam biji dan semua jaringan yang di hasilkannya berasal dari meristem yang tervernalisasi. Pada Chrysanthemum, vernalisasi hanya dapat terjadi pada meristemnya. Zat yang bertanggung jawab dalam meneruskan rangsangan vernalisasi disebut vernalin, yaitu suatu hormon hipotesis karena sampai saat ini belum berhasil diisolasi. Di dalam hal perbungaan GA dapat mengganti fungsi vernalin meskipun GA tidak sama dengan vernalin.
DAFTAR PUSTAKA
Anoname.2010.PHOTOPERODISM.www.wikipedia.org.acc in 14-07-2010
Budiarto, Kurniawan.2008.APLIKASI HARI PANJANG DAN GA3 MEMPERCEPAT PEMBUNGAAN AWAL PADA DUA AKSESE LILI LOKAL. Jurnal Agrivita vol 30 n0 03
Sasmitamihardja, Dardjat.1996.FISIOLOGI TUMBUHAN. Bandung ; direktorat jendral pendidikan dan kebudayaan
Salisbury, Frank b, Cleon W Ross.1985. PLANT PHYSIOLOGY. Wadsworth publishing company, Belmont, California
Teguh, Adang.2010. RESPIRASI DAN FOTOPERIODISME.www.teguh’sblog.mth.acc in 14-07-2010
Wuryan.2008. PENGARUH JUMLAH BATANG UTAMA DAN GIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MAWAR KULTIVAR CHERRY BRANDY.Wuryan’s weblog
Senin, 13 September 2010
KTSP DALAM BIOLOGI
LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai makna sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa (Syaiful, 2003). Meningkatkan mutu pendidikan menuntut kerja keras berbagai pihak. Mulai dari tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, masyarakat dan pemerintah untuk mencapai tujuan akhir yaitu sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga peserta didik perlu dipersiapkan sejak dini. Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan masalah untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Ngalim Purwanto, 1995). Sebagai seorang guru sangat perlu memahami perkembangan peserta didik, yang meliputi : perkembangan fisik, perkembangan sosio emosional dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik sosio emosional mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa. Perkembangan tersebut sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil belajar yang diinginkan (Depdiknas, 2005).
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar serta panduan penyusunan kurikulum yang terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan penididikan, struktur dan muatan KTSP. Kalender pendidikan dan silabus dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian standar ditetapkan dengan permendiknas No. 22 Tahun 2006 dan standar kompetensi lulusan ditetapkan dengan permendiknas No. 23 Tahun 2006. KTSP ini disebutkan bahwa pembelajaran Biologi harus ditekankan pada pembelajaran pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah (Nurhamid Hadi Prajitro, 2006). KTSP merupakan pengembangan kurikulum dilakukan oleh Guru, Kepala sekolah serta Komite sekolah dan Dewan pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga kependidikan, perwakilan orang tua peserta didikan, dan tokoh masyarakat. Lembaga tersebut yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku (E. Mulyasa, 2007).
Pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju dan telah terbukti dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Akan tetapi di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikn IPA di Indonesia belum mencapai standar yang diinginkan, padahal untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sains penting dan menjadi tolak ukur kemajuan bangsa.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA. Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa didik, masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa materi atau kurikulum, guru, fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.
Oleh sebab itu untuk memperbaiki pendidikan IPA di SMP diperlukan pembenahan kurikulum dan pengajaran yang tepat dalam pendidikan IPA. Masalah ini juga yang mendasasri adanya kurikulum yang di sempurnakan (KYD) yang saat ini sedang di kembangkan di sekolah-sekolah, yaitu KTSP.
TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah,
1. untuk mengetahui apa itu KTSP
2. untuk mengetahui tujuan KTSP
3. untuk mengetahui perkembangan KTSP pada pembelajaran Biologi
PENGERTIAN KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).
Dalam Standar Nasonal Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
• KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
• Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan.
• Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satauan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntunan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisisen, dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan, dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya kurikulum. Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full authority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan strategi, menentukan prioritas, megendalikan pemberdayaan berbagai potensi seklah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggunngjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulm dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupkan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikna yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan opersional untuk mencapai tujuan sekolah.
TUJUAN KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan sewasa ini. Oleh Karen itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikn, terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagi berikut.
1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat menoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan lembaganya.
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan seklah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya.
4. Keterlibatan semua warga seklah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efesien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat sekitar.
5. Sekolah daapt bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dam masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimalkam mungkin unutk melaksanakna dan mencapai sasaran KTSP.
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP.
PERKEMBANGAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dalam dokumen ini dibahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup:
1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan,
2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,
3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan
4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Pemberian pendidikan IPA di sekolah menengah bertujuan agar siswa paham dan menguasai konsep alam. pembelajaran ini juga bertujuan agar siswa dapat menggunakan metode ilmiah untuk menyelesaikan persoalan alam tersebut.
Pendidikan IPA atau IPA itu sendiri memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas yang mepunyai pemikiran kritis dan ilmiah dalam menanggapi isu di masyarakat. Perkembangan IPA ini dapat menyesuaikan dengan era teknologi informasi yang saat ini tengah hangat di bicarakan dalam dunia pendidikan.
Menyadari hal ini maka pendidikan IPA perlu mendapat perhatian, sehingga dapat dilakukan suatu usaha yang di sebut modernisasi. Modernisasi sendiri merupakan proses pergeseran sikap, cara berpikir dan bertindak sesuai dengan tuntunan zaman. Dengan demikian modernisasi pendidikan IPA memiliki upaya untuk mengubah system menjadi lebih modern dan akan terus berjalan dinamis.
Modernisasi dalam pendidikan IPA meliputi dua hal yaitu materi IPA dan matematika, serta system penyampaian. Modernisasi pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju seperti Amerika, namun untuk Indonesia sendiri belum nampak perkembangannya.
Modernisasi yang dilakukan di Indonesia terkait dengan adanya perubahan kurikulum yang dominant terlihat pada kurikulum 1975, kurikulum ini berpengaruh pada kurikulum 1984 dan 1994. selanjutnya berubah menjadi Kurikulum 2004 yang biasa dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai akhirnya sekarang telah disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Melihat dari kurikulum di atas maka kurikulum Pendidikan IPA di SMP telah dirancang sebagai pembelajaran yang berdimensi kompetensi karena IPA sangat penting sebagai Ilmu Pengetahuan dan untuk mengembangkan teknologi.
Kurikulum sebelum KTSP IPA di SMP diajarkan dengan memisahkan mata pelajaranm kedalam tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Dalam hal ini ketiga mata pelajaran ini hanya mencakup pada aspek IPA tanpa teknologi dan masyarakat. Padahal tujuan dari pembelajaran IPA buakn hanya pada konsep tetapi ketrampilan proses agar dapat berpikir ilmiah, rasional dan kritis.
Sesuai dengan adanya isi materi yang kurang mengena pada teknologi maka ketiga aspek tersebut dirangkum dalam satu mata pelajaran yaitu pendidikan IPA terpadu yang saat ini telah diterapkan dalam kurikulum KTSP.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya.
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang memuat kajian tentang bagaimana mengidentifikasi makhluk hidup dan tidak hidup, mengembangkan bioteknologi, dan mendeskripsikan keseimbangan lingkungan. Melalui mata pelajaran ini peserta didik diarahkan dan dibimbing untuk menjadi calon pekerja yang mampu menerapkan kompetensinya dalam mengelola lingkungan secara arif. Di samping itu mata pelajaran Biologi mempersiapkan kemampuan peserta didik sehingga dapat mengembangkan program keahliannya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
KESIMPULAN
1. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).
2. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum
3. Kurikulum sebelum KTSP IPA di SMP diajarkan dengan memisahkan mata pelajaranm kedalam tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Dalam hal ini ketiga mata pelajaran ini hanya mencakup pada aspek IPA tanpa teknologi dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anoname.2010. Pengertian Pendidikan IPA dan Perkembangannya. www.biologi online.htm.acc in 31-08-2010
Anomane.2009.KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). www.ktsp-kurikulum-tingkat-satuan.htm.acc in 31-08-2010
Harini, Fitria.2009. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Pembelajaran Kooperatif Model TPS (think- pair- share) pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 2 Kartasura Tahun Ajaran 2008 / 2009.www.google.com.acc in 31-08-2010
Pendidikan mempunyai makna sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa (Syaiful, 2003). Meningkatkan mutu pendidikan menuntut kerja keras berbagai pihak. Mulai dari tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, masyarakat dan pemerintah untuk mencapai tujuan akhir yaitu sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga peserta didik perlu dipersiapkan sejak dini. Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan masalah untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Ngalim Purwanto, 1995). Sebagai seorang guru sangat perlu memahami perkembangan peserta didik, yang meliputi : perkembangan fisik, perkembangan sosio emosional dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik sosio emosional mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa. Perkembangan tersebut sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil belajar yang diinginkan (Depdiknas, 2005).
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar serta panduan penyusunan kurikulum yang terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan penididikan, struktur dan muatan KTSP. Kalender pendidikan dan silabus dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian standar ditetapkan dengan permendiknas No. 22 Tahun 2006 dan standar kompetensi lulusan ditetapkan dengan permendiknas No. 23 Tahun 2006. KTSP ini disebutkan bahwa pembelajaran Biologi harus ditekankan pada pembelajaran pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah (Nurhamid Hadi Prajitro, 2006). KTSP merupakan pengembangan kurikulum dilakukan oleh Guru, Kepala sekolah serta Komite sekolah dan Dewan pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga kependidikan, perwakilan orang tua peserta didikan, dan tokoh masyarakat. Lembaga tersebut yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku (E. Mulyasa, 2007).
Pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju dan telah terbukti dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Akan tetapi di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikn IPA di Indonesia belum mencapai standar yang diinginkan, padahal untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sains penting dan menjadi tolak ukur kemajuan bangsa.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA. Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa didik, masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa materi atau kurikulum, guru, fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.
Oleh sebab itu untuk memperbaiki pendidikan IPA di SMP diperlukan pembenahan kurikulum dan pengajaran yang tepat dalam pendidikan IPA. Masalah ini juga yang mendasasri adanya kurikulum yang di sempurnakan (KYD) yang saat ini sedang di kembangkan di sekolah-sekolah, yaitu KTSP.
TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah,
1. untuk mengetahui apa itu KTSP
2. untuk mengetahui tujuan KTSP
3. untuk mengetahui perkembangan KTSP pada pembelajaran Biologi
PENGERTIAN KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).
Dalam Standar Nasonal Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
• KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
• Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan.
• Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satauan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntunan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisisen, dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan, dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya kurikulum. Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full authority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan strategi, menentukan prioritas, megendalikan pemberdayaan berbagai potensi seklah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggunngjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulm dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupkan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikna yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan opersional untuk mencapai tujuan sekolah.
TUJUAN KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan sewasa ini. Oleh Karen itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikn, terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagi berikut.
1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat menoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan lembaganya.
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan seklah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya.
4. Keterlibatan semua warga seklah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efesien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat sekitar.
5. Sekolah daapt bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dam masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimalkam mungkin unutk melaksanakna dan mencapai sasaran KTSP.
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP.
PERKEMBANGAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dalam dokumen ini dibahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup:
1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan,
2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,
3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan
4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Pemberian pendidikan IPA di sekolah menengah bertujuan agar siswa paham dan menguasai konsep alam. pembelajaran ini juga bertujuan agar siswa dapat menggunakan metode ilmiah untuk menyelesaikan persoalan alam tersebut.
Pendidikan IPA atau IPA itu sendiri memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas yang mepunyai pemikiran kritis dan ilmiah dalam menanggapi isu di masyarakat. Perkembangan IPA ini dapat menyesuaikan dengan era teknologi informasi yang saat ini tengah hangat di bicarakan dalam dunia pendidikan.
Menyadari hal ini maka pendidikan IPA perlu mendapat perhatian, sehingga dapat dilakukan suatu usaha yang di sebut modernisasi. Modernisasi sendiri merupakan proses pergeseran sikap, cara berpikir dan bertindak sesuai dengan tuntunan zaman. Dengan demikian modernisasi pendidikan IPA memiliki upaya untuk mengubah system menjadi lebih modern dan akan terus berjalan dinamis.
Modernisasi dalam pendidikan IPA meliputi dua hal yaitu materi IPA dan matematika, serta system penyampaian. Modernisasi pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju seperti Amerika, namun untuk Indonesia sendiri belum nampak perkembangannya.
Modernisasi yang dilakukan di Indonesia terkait dengan adanya perubahan kurikulum yang dominant terlihat pada kurikulum 1975, kurikulum ini berpengaruh pada kurikulum 1984 dan 1994. selanjutnya berubah menjadi Kurikulum 2004 yang biasa dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai akhirnya sekarang telah disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Melihat dari kurikulum di atas maka kurikulum Pendidikan IPA di SMP telah dirancang sebagai pembelajaran yang berdimensi kompetensi karena IPA sangat penting sebagai Ilmu Pengetahuan dan untuk mengembangkan teknologi.
Kurikulum sebelum KTSP IPA di SMP diajarkan dengan memisahkan mata pelajaranm kedalam tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Dalam hal ini ketiga mata pelajaran ini hanya mencakup pada aspek IPA tanpa teknologi dan masyarakat. Padahal tujuan dari pembelajaran IPA buakn hanya pada konsep tetapi ketrampilan proses agar dapat berpikir ilmiah, rasional dan kritis.
Sesuai dengan adanya isi materi yang kurang mengena pada teknologi maka ketiga aspek tersebut dirangkum dalam satu mata pelajaran yaitu pendidikan IPA terpadu yang saat ini telah diterapkan dalam kurikulum KTSP.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya.
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang memuat kajian tentang bagaimana mengidentifikasi makhluk hidup dan tidak hidup, mengembangkan bioteknologi, dan mendeskripsikan keseimbangan lingkungan. Melalui mata pelajaran ini peserta didik diarahkan dan dibimbing untuk menjadi calon pekerja yang mampu menerapkan kompetensinya dalam mengelola lingkungan secara arif. Di samping itu mata pelajaran Biologi mempersiapkan kemampuan peserta didik sehingga dapat mengembangkan program keahliannya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
KESIMPULAN
1. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).
2. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum
3. Kurikulum sebelum KTSP IPA di SMP diajarkan dengan memisahkan mata pelajaranm kedalam tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Dalam hal ini ketiga mata pelajaran ini hanya mencakup pada aspek IPA tanpa teknologi dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anoname.2010. Pengertian Pendidikan IPA dan Perkembangannya. www.biologi online.htm.acc in 31-08-2010
Anomane.2009.KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). www.ktsp-kurikulum-tingkat-satuan.htm.acc in 31-08-2010
Harini, Fitria.2009. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Pembelajaran Kooperatif Model TPS (think- pair- share) pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 2 Kartasura Tahun Ajaran 2008 / 2009.www.google.com.acc in 31-08-2010
Rabu, 01 September 2010
SEJARAH PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGI
1.1. LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk bumi mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penduduk berimbas pada peningkatan kebutuhannya. Namun peningkatan kebutuhan ini tidak diimbangi oleh peningkatan sumber daya. Oleh karena itu bagaimana upaya yang ditempuh manusia untuk mengatasi hal ini. Diperlukan suatu strategi untuk dapat mencukupi segala kebutuhan manusia. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Bioteknologi supaya manusia terhindar dari berbagai krisis.
Terutama masyarakat Indonesia telah lama mengenal praktik bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam pembuatan beberapa produk makanan / minuman tradisional, pemulian tanaman pertanian dan hewan ternak, serta berbagai kegiatan yang dilakukan para peneliti di laboratorium. Sebagai umat manusia, kita mesti bersyukur kapada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahi kita berbagai ilmu pengetahuan, temasuk bioteknologi. Melalui pengetahuan bioteknologi dan impletansinya manusia dapat memanfatkan kekayaan alam di sekitarnya unutk kesejahteraan hidupnya.
Di Indonesia, praktik bioteknologi belum sampai ke tingkat yang lebih modern. Penelitian bioteknologi dengan teknologi DNA rekombinannya masih terbilang langka tidak seperti di Negara-negara maju. Di Amerika Serikat, pemerintahnya sangat mendukung dan mendorong para peniliti ntuk melakukan penelitian bahwa penelitian biologi sel, biologi molekul, dan genetika sel. Mereka menyadari bahwa penelitian dasar merupakan tulang punggung kemajuaan bioteknogi suatu bangsa.
1.2. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah ;
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Bioteknologi
2. Untuk mengetahui perkembangan Bioteknologi
3. Untuk mengetahui manfaat dari Bioteknologi
4. Untuk mengetahui dampak Bioteknologi dalam berbagai bidang kehidupan
Jumlah penduduk bumi mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penduduk berimbas pada peningkatan kebutuhannya. Namun peningkatan kebutuhan ini tidak diimbangi oleh peningkatan sumber daya. Oleh karena itu bagaimana upaya yang ditempuh manusia untuk mengatasi hal ini. Diperlukan suatu strategi untuk dapat mencukupi segala kebutuhan manusia. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Bioteknologi supaya manusia terhindar dari berbagai krisis.
2.1. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Berdasarkan asal katanya, bioteknologi diartikan sebagai “Bio” berarti agen hayati (living things) meliputi : organisme, jaringan,sel, maupun komponen sub selulernya (misalnya enzim). “Tekno” berarti teknik atau rekayasa (engineering) meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk rancang bangun suatu bioreaktor. Adapun cakupan teknik dalam bioteknologi sangatlah luas, antara lain teknik industri dan kimia. “Logi” berarti ilmu pengetahuan (sains), mencakup biologi, kimia, fisika, matematika, dan sebagainya.
Beragam pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai Bioteknologi antara lain:
1. Bull et all pada tahun 1982 mendefinisikan Bioteknologi sebagai penerapan asas-asas sains dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan atau jasa.
2. Primrose pada tahun 1987 mengemukakan secara lebih sederhana bahwa Bioteknologi merupakan eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya (misalnya: enzim)
3. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (1982), Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan batuan agen biologis untuk menghasilkan barang dan jasa.
4. Office of Technical Assistance-US (1982) mendefinisikan Bioteknologi sebagai teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan meningkatkan atau memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus.
5. European Federation of Biotechnology mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau annalog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa. EFB menyataan secara tegas bahwa Bioteknologi merupakan penggunaan terpadu biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan organisme yang lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologi dan industri.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat diketahui bahwa dalam pengertian Bioteknologi di atas terkandung tiga hal pokok yaitu agen biologis (living things ),pendayagunaan secara teknologis dan industrial, serta produk dan jasa yang dihasilkan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
2.2. SEJARAH PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara missal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Berikut ini disajikan sejarah Bioteknologi dari tahun ke tahun :
8000SM Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa bangsa Babilon, Mesir, dan Romawi melakukan praktik pengembangbiakan selektif (seleksi artifisal) untuk meningkatkan kualitas ternak.
6000SM Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti dengan bantuan ragi
4000SM Bangsa Tionghoa membuat yoghurt dan keju dengan bakteri asam laktat
1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia
1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke (Inggris) melalui mikroskop.
1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang pengembangbiakan hewan
1880 Penemuan Mikroorganisme
1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan
1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian sifat induk keturunannya.
1919 Karl Ereky, Insinyur Hongaria, orang pertama menggunakan kata bioteknologi
1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan untuk pemotongan gen gen
1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler dan Milstein
1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan bakteri yang terdapat pada usus besar
1980 Bioteknologi modern dikarakterisasikan oleh dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. Model prokariot-nya, E. coli, digunakan untuk memproduksi insulin dan obat lain, dalam bentuk manusia. Sekitar 5% pengidap diabetes alergi terhadap insulin hewan yang sebelumnya tersedia)
1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat "flavor saver"
2000 Perampungan Human Genome Project
2.3. PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Dalam perkembagannya Bioteknologi dapat di bagi atas ;
2.3.1. Berdasarkan Periode Perkembangan bioteknologi
1. Bioteknologi konvensional
Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi. Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM ). Pada masa ini proses bioteknologi berlangsung kurang steril, produk yang dihasilkan dalam skala kecil / hanya untuk mencukupi kebutuhan masing-masing dan kualitas belum terjamin.
Pada level ini penerapan teknik biologi, biokimia, dan rekayasa masih terbatas dan belum sampai pada rekayasa molekuler yang terarah. Pemanfaatan agen hayati hanya seperti apa adanya, rekayasa hanya dilakukan dengan teknik mutasi yang acak sehingga hasil mutasi tidak dapat sepenuhnya dikendalikan. Contoh Bioteknologi adalah pembuatan tempe, yoghurt, keju dan rekayasa varietas padi atomita dengan teknik mutasi menggunakan radioaktif.
2. Bioteknologi Modern
Pada level ini penerapan teknik biologi, biokimia, dan rekayasa sudah sampai pada rekayasa molekuler yang terarah. Pada level ini sudah dilakukan manipulasi genetik untuk menghasilkan mikroba dan tanaman transgenik melalui rekayasa genetik atau DNA rekombinan.
Bioteknologi modern diawali sejak Stanley dari Stanfor University dan Herbert Boyer dari University of California pada tahun 1973 dapat menggabungkan gen katak ke genom bakteri (rekombinan DNA atau rekayasa genetika). Pada era ini juga terdapat penemuan enzim endonuklease restriksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan).
Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall (1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.
Pada era bioteknologi modern terbuka kesempatan untuk menghasilkan varietas baru tanaman dan hewan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan metode pemuliaan konvensional. Bioteknologi Modern tidak terlepas dengan aplikasi metode-metode mutakhir bioteknologi (current methods of biotechnology) seperti :
1. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA.
Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan terhadap sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak sel dan diambil intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama.
Fusi sel
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di dalam fusi sel diperlukan adanya: a) sel sumber gen (sumber sifat ideal);b) sel wadah (sel yang mampu membelah cepat); c) fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
Teknologi plasmid
Plasmid adalah molekul DNA berbentuk sirkuler yang terdapat di dalam sel bakteri. Plasmid merupakan DNA nonkromosom. Jadi selain kromosom, di dalam sel terdapat pula plasmid yang memiliki sifat molekul DNA yang mengandung gen tertentu, dapat memperbanyak diri melalui proses replikasi, dapat berpindah ke sel bakteri lain, sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk. Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke dalam sel target.
Rekombinasi DNA
Suatu metode untuk merekayasa genetik dengan cara menyisipkan (insert) gena yang dikehendaki ke dalam suatu organisme. Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena alasan-alasan sebagai berikut : Struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sama dan DNA dapat disambungkan
Polymerase Chain Reaction (PCR) atau Reverse Transcription PCR (rT-PCR)
merupakan metode yang sangat sensitif untuk mendeteksi dan menganalisis sekuen asam nukleat. rT-PCR untuk memperbanyak (amplifikasi) rantai RNA menjadi DNA;
tissue/cells --> extracted--> RNA/ mRNA-->rT-PCR-->copy DNA (cDNA).
2. Kultur jaringan / sel
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk memperbanyak sel / jaringan yang berasal dari jaringan asli (original) tumbuhan atau hewan setelah terlebih dulu mengalami pemmisahan (disagregasi) secara mekanis atau kimiawi (enzimatis) secara in vitro. Adanya metode kultur jaringan merupakan pengembangan dari teori sel yaitu dengan menumbuhkan sel atau sekumpulan sel (jaringan) pada medium mengandung zat hara yang sesuai dengan kebutuhan sel atau jaringan tanaman. Prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipenuhi adalah kondisi aseptik (sterilitas tinggi) dan ketersediaan nutrisi cukup dan seimbang untuk memenuhi semua kebutuhan sel tanaman.
Proses kultur jaringan (pada tanaman):
1. Memotong bagian tanaman yang akan dibiakkan dalam media kultur. Bagian tanaman ini disebut eksplan. Umumnya yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda
2. Eksplan diletakkan dalam media kultur
3. Eksplan akan terus membelah dan tumbuh membentuk massa sel yang belum terdiffernsiasi disebut kalus.
4. Kalus kemudian dipindah dalam media diferensiasi yang akan terus tumbuh dan berkembang menjadi tanaman kecil (planlet)
2.3.2. Berdasarkan Jenis
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:
Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioeknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.
Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir/ragi, enzim-enzim juga organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkakan efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir. Bir, salah satu produk bioteknologi putih konvensional.
Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknoogi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen).
Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik/perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.
2.4. MANFAAT BIOTEKNOLOGI
Adapun manfaat dari bioteknologi adalah ;
1. Bidang Pangan
Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan yaitu dengan memproduksi makanan dengan bantuan mikroba (tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll) , vitamin, dan enzim. Untuk penejelasan selanjutnya dapat dipelajari pada materi aplikasi bioteknologi bidang pangan
2. Bidang Kesehatan
Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses penambahann DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran. contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari bakteri. Selenkapnya dapat dipelajari pada materi aplikasi bioteknologi bidang kesehatan
3. Bidang Lingkungan
Bioteknologi dapat digunakan untuk perbaikan lingkungan misalnya dalam hal mengurangi pencemaran dengan adanya teknik pengolahan limbah dan dengan memanipulasi mikroorganisme. Selenkapnya dapat dipelajari pada materi aplikasi bioteknologi bidang lingkungan
4. Bidang Pertanian
Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan bioteknologi melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalu pemuliaan tanaman konvemsional telah memberikan kontribusi yng sangat besar dalam penyediaan pangan dunia.
Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan pada petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian, demikian juga dalam cara lain, seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari bacteri Rhizobium. Keturunan bacteri yang telah disempurnakan atau diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang mencoba mengembangkan turunan dari bacteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakan, membebaskan tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain matinya organigme nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi masalah, tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif menjadi menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaan serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian pestisida kimia.
Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang mengkode pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.
5. Bidang Peternakan
Peningkatan produksi ternak ,meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan seperti manipulasi mikroba rumen, menghasilkan embrio yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi, menciptakan jenis ternak unggul, dan dapat memproduksi asam amino tetentu. Hewan ternak diberi perlakuan dengan produk-produk yang dihasilkan dari metode DNA rekombinan. Produk ini mencakup vaksin-vaksin baru atau yang didesain ulang, antibodi dan hormon-hormon pertumbuhan. Misalnya, beberapa sapi perah disuntik dengan hormon pertumbuhan sapi (BGH, bovine growth hormone) yang dibuat oleh E.coli untuk menaikkan produksi susu (vaksin ini dapat meningkatkan hingga 10%). BGH juga meningkatkan perolehan bobot dalam daging ternak. Sejauh ini telah lulus dari semua uji keamanan dan BGH sekarang digunakan secara meluas dalam kelompok pabrik susu.
Adapun hewan transgenik, organisme yang mengandung gen dari spesies lain,termasuk ternak penghasil daging dan susu, serta beberapa spesies ikan yang yang dipelihara secara komersial, dihasilkan dengan menyuntikkan DNA asing ke dalam nukleus sel telur atau embrio muda.
6. Bidang Hukum
Dengan teknologi DNA, menawarkan aplikasi bagi kepentingan forensik. Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dalam jumlah kecil dapat tertinggal di tempat kejadian perkara. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah kecil dapat ditemukan dalam tubuh korban. Melalui pengujian sidik jari DNA (DNA finngerprint), dapat diidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian yang tinggi karena urutan DNA setiap orang itu unik (kecuali untuk kembar identik). Sampel darah atau jaringan lain yang dibutuhkan dalam tes DNA sangat sedikit (kira-kira 1000 sel). DNA fingerprint merupakan satu langkah lebih maju dalam proses pengungkapan kejahatan di Indonesia. Keakuaratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint selangkah lebih maju dibandingkan dengan proses biometri yang telah lama digunakan kepolisian untuk identifikasi.
2.5. DAMPAK BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi memberikan manfaat bagi manusia, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa bioteknologi juga menimbulkan berbagai permasalahan karena dampak negatif Bioteknologi dapat membahayakan manusia dan lingkungan.
1. Dampak terhadap kesehatan
Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut:
a. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan.
b. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA rekayasa genetik.
c. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik.
d. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi.
e. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
f. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).
g. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.
2. Dampak terhadap lingkungan
Saat ini, umat manusia mampu memasukkan gen ke dalam organisme lain dan membentuk "makhluk hidup baru" yang belum pernah ada. Pengklonan, transplantasi inti, dan rekombinasi DNA dapat memunculkan sifat baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pelepasan organisme-organisme transgenik ke alam telah menimbulkan dampak berupa pencemaran biologis di lingkungan kita. Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan International Specialty Products. Di antaranya:
a. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20 persen dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai 100 persen.
b. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat.
c. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian Kerajaan Inggris.
d. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa genetik terbesar praktis tidak bermanfaat.
e. Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin, sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi karena adanya permintaan untuk biofuel. Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India, meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan selanjutnya 16.000 petani telah meninggal dalam waktu setahun.
f. Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit di lapangan dan di dalam tes laboratorium.
g. Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio. Roundup digunakan lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang ditanam di seluruh dunia.
h. Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan penyerbukan tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21 kilometer.
3. Dampak terhadap etika moral
Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap telah melanggar hukum alam dan kurang dapat diterima oleh masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan dan sebaliknya sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan produk-produk transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu. Terlebih lagi teknologi kloning yang akan dilakukan pada manusia. Bioteknologi yang berkaitan dengan reproduksi manusia sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum menerimanya. berikut ini beberapa contoh mengenai masalah ini:
a. seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung pembeku karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu. Kemudian di masyarakat timbul sebuah pertanyaan "anak siapa bayi tersebut?"
b. pasangan suami istri menunda kehamilan. sperma suami dititipkan di bank sperma. beberapa tahun setelah suami meninggal, sang janda ingin mengandung anak dari almarhum suaminya. Dia mengambil sperma yang dititipkan di bank sperma. bagaimanakah staus dari anak tersebut ?, bolehkah wanita tersebut mengandung anak dari suami yang telah meninggal ?.
c . meminta sperma oranng lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita merupakan pelanggaran atau bukan ?
4. Dampak ekonomi
Terdapat suatu kecenderungan bahwa bioteknologi tidak terlepas dari muatan ekonomi. Muatan ekonomi tersebut terlihat dari adanya hak paten bagi produk-produk hasil rekayasa genetik, sehingga penguasaan bioteknologi hanya pada lembaga-lembaga tertentu saja. Hal ini memaksa petani-petani kecil untuk membeli bibit kepada perusahaan perusahaan yang memiliki hak paten. Produk Bioteknologi dapat merugikan peternak-peternak tradisional seperti pada kasus penggunaan hormon pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut hanya mampu dibeli oleh perusahaan peternakan yang bermodal besar. Hal tersebut menimbulkan suatu kesenjangan ekonomi.
Menyikapi adanya dampak negatif bioteknologi, perlu adanya tindakan-tindakan untuk menanggulangi meluasnya dampak tersebut, antara lain sebagai berikut: Sejak Stanley Cohen melakukan rekombinasi DNA tahun 1972, telah dikeluarkan peraturan agar ada ijin atau rekomendasi sebelum para pakar melakukan rekombinasi. Ini dilakukan agar rekombinasi DNA yang dilakukan tidak digunakan untuk tujuan yang negatif.
1. Pemerintah Amerika Serikat melarang cloning manusia apapun alasannya. Namun tidak semua negara mempunyai peraturan seperti Amerika Serikat. Seperti Singapura, tidak melarang cloning tersebut.
2. Undang-undang yang melarang pembuatan senjata biologis yang berlaku untuk semua negara di dunia.
3. Selain undang-undang dan peraturan, prosedur kerja di laboratorium telah membatasi kemungkinan terjadinya dampak negatif. Misalnya kondisi laboratorium harus suci hama (aseptik), limbah yang keluar dari laboratorium diolah terlebih dahulu.
4. Pengawasan dan pemberian sertifikasi bahwa produk-produk yang berlabel bioteknologi tidak menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia.
5. Penerapan bioteknologi harus tetap berdasarkan nilai-nilai moral dan etika karena semua makhluk hidup mempunyai kepentingan yang sama dalam menjaga "ekosistem manusia"
6. Penegakkan di bidang hukum dengan jalan menaati UU No.12 tahun 1992 tentang sistem budidaya pertanian, dan UU No.4 tahhun 1994 tentang pengesahan konvensi PBB mengenai keanekaragaman hayati. Bagian penjelasan umum, sub bab Manfaat Konvensi butir 6 menyatakan bahwa "pengembangan dan penaanganan bioteknologi agar Indonesia tidak dijadikan ajang ujicoba pelepasan GMO oleh negara lain.
7. Pada tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB) Nomor 998.I/Kpts/OT.210/9/99;790.a/Kpts-XI/1999;1145A/MENKES/SKB/IX/1999;015A/Meneg PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika Tanaman. Surat Keputusan bersama tersebut melibatkan Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura. Dalam keputusan tersebut mengharuskan adanya pengujian tanaman pangan hasil rekayasa genetika sebelum dikomersialkan sesuai standar protokol WHO. Standar protokol WHO tersebut meliputi uji toksisitas, alergenitas, dan kandungan nutrisi.
8. Pada tingkat internasional, pemerintah Amerika Serikat misalnya telah membentuk badan khusus yang bernama FDA (Food and Drugs Administration). FDA bertugas menangani keamanan pangan, termasuk produk rekayasa genetika. Badan ini telah membuat pedoman keamanan pangan yang bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa produk baru termasuk hasil rekayasa genetika, harus aman untuk dikonsumsi sebelum dikomersialkan. Badan Internasional Food and Agriculture Organization (FAO) juga telah mengeluarkan beberapa petunjuk rekomendasi mengenai bioteknologi dan keamanan pangan. Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan FAO adalah sebagai berikut :
a. Pengaturan keamanan pangan yang komprehensif sehingga dapat melindungi kesehatan konsumen. Setiap negara harus dapat menempatkan peraturan tersebut seimbang dengan perkembangan teknologi.
b. Pemindahan gen dari pangan yang menyebabkan alerg hendaknya dihindari kecuali telah terbukti bahwa gen yang dipindahkan tidak menunjukkan alergi.
c. Pemindahan gen dari bahan pangan yang mengandung alergen tidak boleh dikomersialkan.
d. Senyawa alergen pangan dan sifat dari alergen yang menetapkan kekebalan tubuh dianjurkan untuk diidentifikasi.
e. Negara berkembang harus dibantu dalam pendidikan dan pelatihan tentang keamanan pangan yang ditimbulkan oleh modifikasi genetika.
Pelaksanaan kloning harus mempertimbangkan beberapa prosedur, antara lain :
a. Riset klinis harus disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu pengetahuan serta didasarkan atas eksperimen dengan fakta-fakta ilmiah yang sudah pasti.
b. Riset klinis hendaknya diadakan secara sah oleh ahli yang berkompeten dan di bawah pengawasan tenaga medis yang ahli di bidangnya.
c. Setiap proyek riset klinis hendaknya didahului oleh suatu observasi yang cermat terhadap bahaya yang mungkin terjadi dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
d. Dokter seharusnya memberikan perhatian khusus dalam menjalankan riset klinis; yang mengubah kepribadian orang menjadi objek, akibat obat-obatan, atau prosedur percobaan.
3.1. KESIMPULAN
1. Sejarah perkembangan Bioteknologi di mulai sejak tahun 6000 sebelum masehi dengan pengumpulan benih untuk ditanam dan dapat memperbaiki kualitas ternak
2. Bioteknologi dapat dibagi berdasarkan perkembangannya dan jenisnya. Berdasarkan perkembangannya Bioteknologi dibagi dua, yaitu Bioteknologi konvensional dan Bioteknologi modern. Sedangkan berdasarkan jenisnya Bioteknologi dibagi berdasarkan warna, yaitu ; Bioteknologi biru, Bioteknologi merah, Bioteknologi abu-abu, dan Bioteknologi hijau
3. Manfaat Bioteknologi sangatlah banyak yang sudah kita rasakan diantaranya dalam bidang makanan dengan menghasilkan produk makan-makan yang berkualitas dan juga memiliki nilai gizi
4. Selain manfaat Bioteknologi juga memiliki dampak diantaranya karena adanya Bioteknologi ini dikawatirkan nilai etika-moral dalam kehidupan dapat hilang dengan adanya kloning dan lainnya.
DATAR PUSTAKA
Anoname.2009. Bioteknologi.www.wikiped.org.acc in 15-7-2010
.2010.Bioteknologi.www.google.com.acc in 19-7-2010
.2010.Bioteknologi.www.wikipwd.org.acc in 19-7-2010
.2010.Prinsip Dasar Bioteknologi. www.000webhost.com.acc in19-7-2010
.2010.Sejarah Perkembangan Bioteknologi .www.google.com.acc.15-7-2010
1.1. LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk bumi mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penduduk berimbas pada peningkatan kebutuhannya. Namun peningkatan kebutuhan ini tidak diimbangi oleh peningkatan sumber daya. Oleh karena itu bagaimana upaya yang ditempuh manusia untuk mengatasi hal ini. Diperlukan suatu strategi untuk dapat mencukupi segala kebutuhan manusia. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Bioteknologi supaya manusia terhindar dari berbagai krisis.
Terutama masyarakat Indonesia telah lama mengenal praktik bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam pembuatan beberapa produk makanan / minuman tradisional, pemulian tanaman pertanian dan hewan ternak, serta berbagai kegiatan yang dilakukan para peneliti di laboratorium. Sebagai umat manusia, kita mesti bersyukur kapada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahi kita berbagai ilmu pengetahuan, temasuk bioteknologi. Melalui pengetahuan bioteknologi dan impletansinya manusia dapat memanfatkan kekayaan alam di sekitarnya unutk kesejahteraan hidupnya.
Di Indonesia, praktik bioteknologi belum sampai ke tingkat yang lebih modern. Penelitian bioteknologi dengan teknologi DNA rekombinannya masih terbilang langka tidak seperti di Negara-negara maju. Di Amerika Serikat, pemerintahnya sangat mendukung dan mendorong para peniliti ntuk melakukan penelitian bahwa penelitian biologi sel, biologi molekul, dan genetika sel. Mereka menyadari bahwa penelitian dasar merupakan tulang punggung kemajuaan bioteknogi suatu bangsa.
1.2. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah ;
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Bioteknologi
2. Untuk mengetahui perkembangan Bioteknologi
3. Untuk mengetahui manfaat dari Bioteknologi
4. Untuk mengetahui dampak Bioteknologi dalam berbagai bidang kehidupan
Jumlah penduduk bumi mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penduduk berimbas pada peningkatan kebutuhannya. Namun peningkatan kebutuhan ini tidak diimbangi oleh peningkatan sumber daya. Oleh karena itu bagaimana upaya yang ditempuh manusia untuk mengatasi hal ini. Diperlukan suatu strategi untuk dapat mencukupi segala kebutuhan manusia. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Bioteknologi supaya manusia terhindar dari berbagai krisis.
2.1. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Berdasarkan asal katanya, bioteknologi diartikan sebagai “Bio” berarti agen hayati (living things) meliputi : organisme, jaringan,sel, maupun komponen sub selulernya (misalnya enzim). “Tekno” berarti teknik atau rekayasa (engineering) meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk rancang bangun suatu bioreaktor. Adapun cakupan teknik dalam bioteknologi sangatlah luas, antara lain teknik industri dan kimia. “Logi” berarti ilmu pengetahuan (sains), mencakup biologi, kimia, fisika, matematika, dan sebagainya.
Beragam pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai Bioteknologi antara lain:
1. Bull et all pada tahun 1982 mendefinisikan Bioteknologi sebagai penerapan asas-asas sains dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan atau jasa.
2. Primrose pada tahun 1987 mengemukakan secara lebih sederhana bahwa Bioteknologi merupakan eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya (misalnya: enzim)
3. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (1982), Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan batuan agen biologis untuk menghasilkan barang dan jasa.
4. Office of Technical Assistance-US (1982) mendefinisikan Bioteknologi sebagai teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan meningkatkan atau memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus.
5. European Federation of Biotechnology mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau annalog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa. EFB menyataan secara tegas bahwa Bioteknologi merupakan penggunaan terpadu biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan organisme yang lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologi dan industri.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat diketahui bahwa dalam pengertian Bioteknologi di atas terkandung tiga hal pokok yaitu agen biologis (living things ),pendayagunaan secara teknologis dan industrial, serta produk dan jasa yang dihasilkan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
2.2. SEJARAH PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara missal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Berikut ini disajikan sejarah Bioteknologi dari tahun ke tahun :
8000SM Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa bangsa Babilon, Mesir, dan Romawi melakukan praktik pengembangbiakan selektif (seleksi artifisal) untuk meningkatkan kualitas ternak.
6000SM Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti dengan bantuan ragi
4000SM Bangsa Tionghoa membuat yoghurt dan keju dengan bakteri asam laktat
1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia
1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke (Inggris) melalui mikroskop.
1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang pengembangbiakan hewan
1880 Penemuan Mikroorganisme
1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan
1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian sifat induk keturunannya.
1919 Karl Ereky, Insinyur Hongaria, orang pertama menggunakan kata bioteknologi
1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan untuk pemotongan gen gen
1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler dan Milstein
1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan bakteri yang terdapat pada usus besar
1980 Bioteknologi modern dikarakterisasikan oleh dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. Model prokariot-nya, E. coli, digunakan untuk memproduksi insulin dan obat lain, dalam bentuk manusia. Sekitar 5% pengidap diabetes alergi terhadap insulin hewan yang sebelumnya tersedia)
1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat "flavor saver"
2000 Perampungan Human Genome Project
2.3. PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Dalam perkembagannya Bioteknologi dapat di bagi atas ;
2.3.1. Berdasarkan Periode Perkembangan bioteknologi
1. Bioteknologi konvensional
Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi. Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM ). Pada masa ini proses bioteknologi berlangsung kurang steril, produk yang dihasilkan dalam skala kecil / hanya untuk mencukupi kebutuhan masing-masing dan kualitas belum terjamin.
Pada level ini penerapan teknik biologi, biokimia, dan rekayasa masih terbatas dan belum sampai pada rekayasa molekuler yang terarah. Pemanfaatan agen hayati hanya seperti apa adanya, rekayasa hanya dilakukan dengan teknik mutasi yang acak sehingga hasil mutasi tidak dapat sepenuhnya dikendalikan. Contoh Bioteknologi adalah pembuatan tempe, yoghurt, keju dan rekayasa varietas padi atomita dengan teknik mutasi menggunakan radioaktif.
2. Bioteknologi Modern
Pada level ini penerapan teknik biologi, biokimia, dan rekayasa sudah sampai pada rekayasa molekuler yang terarah. Pada level ini sudah dilakukan manipulasi genetik untuk menghasilkan mikroba dan tanaman transgenik melalui rekayasa genetik atau DNA rekombinan.
Bioteknologi modern diawali sejak Stanley dari Stanfor University dan Herbert Boyer dari University of California pada tahun 1973 dapat menggabungkan gen katak ke genom bakteri (rekombinan DNA atau rekayasa genetika). Pada era ini juga terdapat penemuan enzim endonuklease restriksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan).
Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall (1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.
Pada era bioteknologi modern terbuka kesempatan untuk menghasilkan varietas baru tanaman dan hewan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan metode pemuliaan konvensional. Bioteknologi Modern tidak terlepas dengan aplikasi metode-metode mutakhir bioteknologi (current methods of biotechnology) seperti :
1. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA.
Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan terhadap sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak sel dan diambil intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama.
Fusi sel
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di dalam fusi sel diperlukan adanya: a) sel sumber gen (sumber sifat ideal);b) sel wadah (sel yang mampu membelah cepat); c) fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
Teknologi plasmid
Plasmid adalah molekul DNA berbentuk sirkuler yang terdapat di dalam sel bakteri. Plasmid merupakan DNA nonkromosom. Jadi selain kromosom, di dalam sel terdapat pula plasmid yang memiliki sifat molekul DNA yang mengandung gen tertentu, dapat memperbanyak diri melalui proses replikasi, dapat berpindah ke sel bakteri lain, sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk. Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke dalam sel target.
Rekombinasi DNA
Suatu metode untuk merekayasa genetik dengan cara menyisipkan (insert) gena yang dikehendaki ke dalam suatu organisme. Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena alasan-alasan sebagai berikut : Struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sama dan DNA dapat disambungkan
Polymerase Chain Reaction (PCR) atau Reverse Transcription PCR (rT-PCR)
merupakan metode yang sangat sensitif untuk mendeteksi dan menganalisis sekuen asam nukleat. rT-PCR untuk memperbanyak (amplifikasi) rantai RNA menjadi DNA;
tissue/cells --> extracted--> RNA/ mRNA-->rT-PCR-->copy DNA (cDNA).
2. Kultur jaringan / sel
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk memperbanyak sel / jaringan yang berasal dari jaringan asli (original) tumbuhan atau hewan setelah terlebih dulu mengalami pemmisahan (disagregasi) secara mekanis atau kimiawi (enzimatis) secara in vitro. Adanya metode kultur jaringan merupakan pengembangan dari teori sel yaitu dengan menumbuhkan sel atau sekumpulan sel (jaringan) pada medium mengandung zat hara yang sesuai dengan kebutuhan sel atau jaringan tanaman. Prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipenuhi adalah kondisi aseptik (sterilitas tinggi) dan ketersediaan nutrisi cukup dan seimbang untuk memenuhi semua kebutuhan sel tanaman.
Proses kultur jaringan (pada tanaman):
1. Memotong bagian tanaman yang akan dibiakkan dalam media kultur. Bagian tanaman ini disebut eksplan. Umumnya yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda
2. Eksplan diletakkan dalam media kultur
3. Eksplan akan terus membelah dan tumbuh membentuk massa sel yang belum terdiffernsiasi disebut kalus.
4. Kalus kemudian dipindah dalam media diferensiasi yang akan terus tumbuh dan berkembang menjadi tanaman kecil (planlet)
2.3.2. Berdasarkan Jenis
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:
Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioeknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.
Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir/ragi, enzim-enzim juga organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkakan efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir. Bir, salah satu produk bioteknologi putih konvensional.
Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknoogi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen).
Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik/perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.
2.4. MANFAAT BIOTEKNOLOGI
Adapun manfaat dari bioteknologi adalah ;
1. Bidang Pangan
Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan yaitu dengan memproduksi makanan dengan bantuan mikroba (tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll) , vitamin, dan enzim. Untuk penejelasan selanjutnya dapat dipelajari pada materi aplikasi bioteknologi bidang pangan
2. Bidang Kesehatan
Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses penambahann DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran. contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari bakteri. Selenkapnya dapat dipelajari pada materi aplikasi bioteknologi bidang kesehatan
3. Bidang Lingkungan
Bioteknologi dapat digunakan untuk perbaikan lingkungan misalnya dalam hal mengurangi pencemaran dengan adanya teknik pengolahan limbah dan dengan memanipulasi mikroorganisme. Selenkapnya dapat dipelajari pada materi aplikasi bioteknologi bidang lingkungan
4. Bidang Pertanian
Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan bioteknologi melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalu pemuliaan tanaman konvemsional telah memberikan kontribusi yng sangat besar dalam penyediaan pangan dunia.
Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan pada petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian, demikian juga dalam cara lain, seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari bacteri Rhizobium. Keturunan bacteri yang telah disempurnakan atau diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang mencoba mengembangkan turunan dari bacteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakan, membebaskan tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain matinya organigme nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi masalah, tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif menjadi menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaan serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian pestisida kimia.
Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang mengkode pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.
5. Bidang Peternakan
Peningkatan produksi ternak ,meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan seperti manipulasi mikroba rumen, menghasilkan embrio yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi, menciptakan jenis ternak unggul, dan dapat memproduksi asam amino tetentu. Hewan ternak diberi perlakuan dengan produk-produk yang dihasilkan dari metode DNA rekombinan. Produk ini mencakup vaksin-vaksin baru atau yang didesain ulang, antibodi dan hormon-hormon pertumbuhan. Misalnya, beberapa sapi perah disuntik dengan hormon pertumbuhan sapi (BGH, bovine growth hormone) yang dibuat oleh E.coli untuk menaikkan produksi susu (vaksin ini dapat meningkatkan hingga 10%). BGH juga meningkatkan perolehan bobot dalam daging ternak. Sejauh ini telah lulus dari semua uji keamanan dan BGH sekarang digunakan secara meluas dalam kelompok pabrik susu.
Adapun hewan transgenik, organisme yang mengandung gen dari spesies lain,termasuk ternak penghasil daging dan susu, serta beberapa spesies ikan yang yang dipelihara secara komersial, dihasilkan dengan menyuntikkan DNA asing ke dalam nukleus sel telur atau embrio muda.
6. Bidang Hukum
Dengan teknologi DNA, menawarkan aplikasi bagi kepentingan forensik. Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dalam jumlah kecil dapat tertinggal di tempat kejadian perkara. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah kecil dapat ditemukan dalam tubuh korban. Melalui pengujian sidik jari DNA (DNA finngerprint), dapat diidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian yang tinggi karena urutan DNA setiap orang itu unik (kecuali untuk kembar identik). Sampel darah atau jaringan lain yang dibutuhkan dalam tes DNA sangat sedikit (kira-kira 1000 sel). DNA fingerprint merupakan satu langkah lebih maju dalam proses pengungkapan kejahatan di Indonesia. Keakuaratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint selangkah lebih maju dibandingkan dengan proses biometri yang telah lama digunakan kepolisian untuk identifikasi.
2.5. DAMPAK BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi memberikan manfaat bagi manusia, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa bioteknologi juga menimbulkan berbagai permasalahan karena dampak negatif Bioteknologi dapat membahayakan manusia dan lingkungan.
1. Dampak terhadap kesehatan
Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut:
a. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan.
b. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA rekayasa genetik.
c. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik.
d. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi.
e. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
f. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).
g. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.
2. Dampak terhadap lingkungan
Saat ini, umat manusia mampu memasukkan gen ke dalam organisme lain dan membentuk "makhluk hidup baru" yang belum pernah ada. Pengklonan, transplantasi inti, dan rekombinasi DNA dapat memunculkan sifat baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pelepasan organisme-organisme transgenik ke alam telah menimbulkan dampak berupa pencemaran biologis di lingkungan kita. Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan International Specialty Products. Di antaranya:
a. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20 persen dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai 100 persen.
b. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat.
c. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian Kerajaan Inggris.
d. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa genetik terbesar praktis tidak bermanfaat.
e. Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin, sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi karena adanya permintaan untuk biofuel. Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India, meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan selanjutnya 16.000 petani telah meninggal dalam waktu setahun.
f. Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit di lapangan dan di dalam tes laboratorium.
g. Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio. Roundup digunakan lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang ditanam di seluruh dunia.
h. Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan penyerbukan tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21 kilometer.
3. Dampak terhadap etika moral
Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap telah melanggar hukum alam dan kurang dapat diterima oleh masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan dan sebaliknya sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan produk-produk transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu. Terlebih lagi teknologi kloning yang akan dilakukan pada manusia. Bioteknologi yang berkaitan dengan reproduksi manusia sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum menerimanya. berikut ini beberapa contoh mengenai masalah ini:
a. seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung pembeku karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu. Kemudian di masyarakat timbul sebuah pertanyaan "anak siapa bayi tersebut?"
b. pasangan suami istri menunda kehamilan. sperma suami dititipkan di bank sperma. beberapa tahun setelah suami meninggal, sang janda ingin mengandung anak dari almarhum suaminya. Dia mengambil sperma yang dititipkan di bank sperma. bagaimanakah staus dari anak tersebut ?, bolehkah wanita tersebut mengandung anak dari suami yang telah meninggal ?.
c . meminta sperma oranng lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita merupakan pelanggaran atau bukan ?
4. Dampak ekonomi
Terdapat suatu kecenderungan bahwa bioteknologi tidak terlepas dari muatan ekonomi. Muatan ekonomi tersebut terlihat dari adanya hak paten bagi produk-produk hasil rekayasa genetik, sehingga penguasaan bioteknologi hanya pada lembaga-lembaga tertentu saja. Hal ini memaksa petani-petani kecil untuk membeli bibit kepada perusahaan perusahaan yang memiliki hak paten. Produk Bioteknologi dapat merugikan peternak-peternak tradisional seperti pada kasus penggunaan hormon pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut hanya mampu dibeli oleh perusahaan peternakan yang bermodal besar. Hal tersebut menimbulkan suatu kesenjangan ekonomi.
Menyikapi adanya dampak negatif bioteknologi, perlu adanya tindakan-tindakan untuk menanggulangi meluasnya dampak tersebut, antara lain sebagai berikut: Sejak Stanley Cohen melakukan rekombinasi DNA tahun 1972, telah dikeluarkan peraturan agar ada ijin atau rekomendasi sebelum para pakar melakukan rekombinasi. Ini dilakukan agar rekombinasi DNA yang dilakukan tidak digunakan untuk tujuan yang negatif.
1. Pemerintah Amerika Serikat melarang cloning manusia apapun alasannya. Namun tidak semua negara mempunyai peraturan seperti Amerika Serikat. Seperti Singapura, tidak melarang cloning tersebut.
2. Undang-undang yang melarang pembuatan senjata biologis yang berlaku untuk semua negara di dunia.
3. Selain undang-undang dan peraturan, prosedur kerja di laboratorium telah membatasi kemungkinan terjadinya dampak negatif. Misalnya kondisi laboratorium harus suci hama (aseptik), limbah yang keluar dari laboratorium diolah terlebih dahulu.
4. Pengawasan dan pemberian sertifikasi bahwa produk-produk yang berlabel bioteknologi tidak menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia.
5. Penerapan bioteknologi harus tetap berdasarkan nilai-nilai moral dan etika karena semua makhluk hidup mempunyai kepentingan yang sama dalam menjaga "ekosistem manusia"
6. Penegakkan di bidang hukum dengan jalan menaati UU No.12 tahun 1992 tentang sistem budidaya pertanian, dan UU No.4 tahhun 1994 tentang pengesahan konvensi PBB mengenai keanekaragaman hayati. Bagian penjelasan umum, sub bab Manfaat Konvensi butir 6 menyatakan bahwa "pengembangan dan penaanganan bioteknologi agar Indonesia tidak dijadikan ajang ujicoba pelepasan GMO oleh negara lain.
7. Pada tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB) Nomor 998.I/Kpts/OT.210/9/99;790.a/Kpts-XI/1999;1145A/MENKES/SKB/IX/1999;015A/Meneg PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika Tanaman. Surat Keputusan bersama tersebut melibatkan Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura. Dalam keputusan tersebut mengharuskan adanya pengujian tanaman pangan hasil rekayasa genetika sebelum dikomersialkan sesuai standar protokol WHO. Standar protokol WHO tersebut meliputi uji toksisitas, alergenitas, dan kandungan nutrisi.
8. Pada tingkat internasional, pemerintah Amerika Serikat misalnya telah membentuk badan khusus yang bernama FDA (Food and Drugs Administration). FDA bertugas menangani keamanan pangan, termasuk produk rekayasa genetika. Badan ini telah membuat pedoman keamanan pangan yang bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa produk baru termasuk hasil rekayasa genetika, harus aman untuk dikonsumsi sebelum dikomersialkan. Badan Internasional Food and Agriculture Organization (FAO) juga telah mengeluarkan beberapa petunjuk rekomendasi mengenai bioteknologi dan keamanan pangan. Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan FAO adalah sebagai berikut :
a. Pengaturan keamanan pangan yang komprehensif sehingga dapat melindungi kesehatan konsumen. Setiap negara harus dapat menempatkan peraturan tersebut seimbang dengan perkembangan teknologi.
b. Pemindahan gen dari pangan yang menyebabkan alerg hendaknya dihindari kecuali telah terbukti bahwa gen yang dipindahkan tidak menunjukkan alergi.
c. Pemindahan gen dari bahan pangan yang mengandung alergen tidak boleh dikomersialkan.
d. Senyawa alergen pangan dan sifat dari alergen yang menetapkan kekebalan tubuh dianjurkan untuk diidentifikasi.
e. Negara berkembang harus dibantu dalam pendidikan dan pelatihan tentang keamanan pangan yang ditimbulkan oleh modifikasi genetika.
Pelaksanaan kloning harus mempertimbangkan beberapa prosedur, antara lain :
a. Riset klinis harus disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu pengetahuan serta didasarkan atas eksperimen dengan fakta-fakta ilmiah yang sudah pasti.
b. Riset klinis hendaknya diadakan secara sah oleh ahli yang berkompeten dan di bawah pengawasan tenaga medis yang ahli di bidangnya.
c. Setiap proyek riset klinis hendaknya didahului oleh suatu observasi yang cermat terhadap bahaya yang mungkin terjadi dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
d. Dokter seharusnya memberikan perhatian khusus dalam menjalankan riset klinis; yang mengubah kepribadian orang menjadi objek, akibat obat-obatan, atau prosedur percobaan.
3.1. KESIMPULAN
1. Sejarah perkembangan Bioteknologi di mulai sejak tahun 6000 sebelum masehi dengan pengumpulan benih untuk ditanam dan dapat memperbaiki kualitas ternak
2. Bioteknologi dapat dibagi berdasarkan perkembangannya dan jenisnya. Berdasarkan perkembangannya Bioteknologi dibagi dua, yaitu Bioteknologi konvensional dan Bioteknologi modern. Sedangkan berdasarkan jenisnya Bioteknologi dibagi berdasarkan warna, yaitu ; Bioteknologi biru, Bioteknologi merah, Bioteknologi abu-abu, dan Bioteknologi hijau
3. Manfaat Bioteknologi sangatlah banyak yang sudah kita rasakan diantaranya dalam bidang makanan dengan menghasilkan produk makan-makan yang berkualitas dan juga memiliki nilai gizi
4. Selain manfaat Bioteknologi juga memiliki dampak diantaranya karena adanya Bioteknologi ini dikawatirkan nilai etika-moral dalam kehidupan dapat hilang dengan adanya kloning dan lainnya.
DATAR PUSTAKA
Anoname.2009. Bioteknologi.www.wikiped.org.acc in 15-7-2010
.2010.Bioteknologi.www.google.com.acc in 19-7-2010
.2010.Bioteknologi.www.wikipwd.org.acc in 19-7-2010
.2010.Prinsip Dasar Bioteknologi. www.000webhost.com.acc in19-7-2010
.2010.Sejarah Perkembangan Bioteknologi .www.google.com.acc.15-7-2010
REKAYASA GENETIKA DAN GMO
REKAYASA GENETIKA
LATAR BELAKANG
Perkembangan IPTEK adalah sebuah fenomena dan fakta yang jelas dan pasti terjadi sebagai sebuah proses yang berlangsung secara terus-menerus bagi kehidupan global yang juga tidak mengenal istilah berhenti, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dalam mukaddimahnya “Tidak ada masyarakat manusia yang tidak berubah” dengan demikian dalam merespon perkembangan IPTEK, menghentikan jalannya perubahan merupakan pekerjaan mustahil. Rekayasa genetika khususnya masalah kloning manusia akhirakhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta perhatian yang cukup serius dikalangan umat terutama kaum muslim, sebab selain kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan memberi manfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan lingkungannya, juga memunculkan persoalan-persoaln mendasar yang perlu dicermati lebih serius guna mengawal perkembangan bioteknologi di masa mendatang.
Melalui rekayasa genetika dan produk-produk yang dihasilkannya telah menantang gagasan-gagasan tradisional mengenai hakekat kehidupan dan memunculkan berbagai persoalan, pertanyaanpertanyaan etis, dan tingkat kekhawatiran manusia yang sangat mencemaskan terhadap seluruh perkembangan dan hasil yang dibawah oleh rekayasa genetika tersebut. Salah satu dari perkembangan IPTEK dewasa ini adalah Rekayasa genetika dalam berbagai proses dan produknya yang akhirakhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta perhatian serius. Seiring dengan hal itu penelitian genetika kembali maju dengan pesatnya sekitar tahun 1971 sampai 1973, sehingga dapat disebut revolusi dalam ilmu biologi modern. Suatu metode yang sama sekali baru di kembangkan. Sehingga memungkinkan eksperimen yang sebelumya tidak mungkin dilakukan akhirnya dilaksanakan dan gena itu sendiri adalah suatu partikel yang berada dalam sel. Kloningmerupakan prestasi besar dan menjadi berita spektakuler sejak kemunculannya pada akhir abad yang lalu sehingga sampai sekarang menjadi topik yang sangat menarik untuk di bicarakan dalam tulisantulisan maupun pertemuan. Berbagai sudut pandang digunakan untuk melihat permasalahan kloning. Dari sudut pandang biologi, medis, hukum dan moral, ini semua menggambarkan betapa kloning akan memiliki dampak yang sangat besar bagi masa depan peradaban karena kemampuan manusia untuk melakukan rekayasa genetika yang radikal terhadap perjalanan hidup manusia.
Melalui rekayasa genetika (kloning manusia) telah memunculkan berbagai problem, pertanyaan-pertanyaan etis, serta tingkat kekhawatiran manusia yang sangat mencemaskan terhadap seluruh perkembangannya. Upaya penerapan kloning pada manusia telah menimbulkan reaksi pro dan kontra dari berbagai kalangan dan berbagai pandangan yang dikeluarkan sama-sama memiliki argumen yang cukup kuat. Sehingga kloning pada manusia benar-benar dalam posisi yang sangat dilematis dan bagaimanakah Islam menjawab permasalahan ini.
PENGERTIAN REKAYASA GENETIKA
Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.
Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi maupun sebagai ilmu-ilmu rekayasa (keteknikan). Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang dilakukan untuk menyingkap material yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Ketika orang mengetahui bahwa kromosom adalah material yang membawa bahan terwariskan itu (disebut gen) maka itulah awal mula ilmu ini. Tentu saja, penemuan struktur DNA menjadi titik yang paling pokok karena dari sinilah orang kemudian dapat menentukan bagaimana sifat dapat diubah dengan mengubah komposisi DNA, yang adalah suatu polimer bervariasi.
Tahap-tahap penting berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim restriksi (pemotong) DNA, regulasi (pengaturan ekspresi) DNA (diawali dari penemuan operon laktosa pada prokariota), perakitan teknik PCR, transformasi genetik, teknik peredaman gen (termasuk interferensi RNA), dan teknik mutasi terarah (seperti Tilling). Sejalan dengan penemuan-penemuan penting itu, perkembangan di bidang biostatistika, bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan efisiensi kerja bidang ini.
Menurut Bakri, H.M. Nurchalis (1996) dalam Zamroni, Rekayasa genetika adalah istilah dalam ilmu biologi yang artinya secara umum adalah usaha manusia dalam ilmu biologi dengan cara memanipulasi (rekayasa) sel, atau gen yang terdapat pada suatu organisme tertentu dengan tujuan menghasilkan organisme jenis baru yang identik secara genetika. (baca Genetika). Dalam hal ini suatu proses perkembangbiakan yang ditempuh dengan menggunakan peralatan serta prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu produk (keturunan). Istilah tersebut kemudian berkembang dan memunculkan beberapa istilah lain dalam ilmu ini seperti transplantsi, kloning, transgenik dan lain-lainnya, intinya, rekayasa genetika adalah sebuah kegiatan rekayasa yang dilakukan oleh manusia untuk membuktikan secara ilmiah terhadap hipotesa yang dibuat terhadap hasil obserfasi dan pengamatan atas fenomena yang ditemukan. Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan, bahwa yang dimaksud dengan rekayasa genetika adalah, proses perkembangbiakan dengan memanfaatkan bahan-bahan baku yang telah ada untuk menghasilkan organisme, produk (keturunan) baru melalui cara memanipulasi dengan menggunkan alat atau prosedur tertentu. Sementara itu, secara lebih khusus pengertian kloning adalah: kata kloning berasal dari bahasa inggris “Cloning” yaitu suatu usa untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui aseksual (tanpa hubungan antara laki-laki dan perempuan) atau dengan kata lain membuat foto copi atau penggandaan dari suatu makhluk melalui cara non seksual.
GENETIC MODIFIED ORGANISMS
GMO adalah mahluk hidup yang telah ditingkatkan kemampuan genetisnya melalui rekayasa genetis. Secara mudah dapat kamu pahami bahwa dengan rekayasa genetis, ”komponen” mahluk hidup ”dibuah”, disesuaikan, sehingga menjadi lebih unggul, semisal tahan hama, tahan penyakit, dan lebih banyak menghasilkan panen, atau menambah ”gemuk” hewan ternak.
Sebagai contoh, tanaman jagung yang mudah terserang hama, melalui rekayasa genetis, dapat di ”silangkan” dengan jenis bakteri yang dapat ”melawan” hama tersebut, sehingga jadi lah tanaman jagung type baru yang tahan hama.
Namun banyak pertentangan terhadap produk GMO tersebut, ada yang meragukan pengaruh jangka panjang bagi manusia yang mengkonsumsi produk GMO, seperti : bahaya racun, alergi, merangsang kanker, kandungan nutrisi dan gizi yang rendah.
Pada tahun 1997 seorang ilmuan, Dr. Ianwilmut dan rekanrekannya di Institut Roslin yang melakukan penelitian dengan teknik duplikasi domba dengan cara non seksual yang menghasilkan domba “dolly” itu merupakan terobosan besar dalam dunia biologi. Dalam kloning terhadap organisasi tingkat tinggi seperti hewan dan manusia di buat dari sebutir inti sel dewasa yaitu dari sel-sel kelenjar payudara (sel kambing) dewasa, yang melalui proses sebagai berikut: Sel diambil dari organ susu, lalu di tempatkan kedalam cawan petri dengan konsentrasi rendah. Karena mengandung sedikit makanan, maka setelah beberapakali sel berhenti membelah, dan sel berada dalam keadaan tertidur, mirip dengan keadaan sewaktu inti sel seperma bergabung dengan inti sel telur setelah pembuahan Sebuah sel yang belum di buahi di ambil dari jenis sel lain inti sel beserta DNA-nya disedot keluar sehingga yang tersisa anÃllala sebuah sel telur kosong tanpa nekleus namun tanpa memiliki segala pelengkapan sel telur yang di perlukan untuk menghasilkan sebuah janin. Sel pertama dalam sel kedua yang telah kosong di dempetkan dengan pulsa listrik tersebut dikejutkan dan bergabung menjadi satu. Pulsa kedua diberikan yang bertindak sebagai hentakan energi yang terjadi dalam pembuahan alam yang memicu terjadinya pembelahan sel. Enam hari kemudian, emberio dari pembelahan sel itu di tanam kedalam induk rahim ketiga. setelah masa kehamilan, induk ketiga akhirnya bayi kloning yang secara identik dengan induk yang menjadi donor DNA.
PRO DAN KONTRA DALAM REKAYASA GENETIKA
Berdasarkan jornal yang berjudul Rekayasa Genetika dalam Persfektif Islam, dijelaskan mengenai pro dan kontra kloning pada manusia. Menurut Zamroni, Apabila kiat mencermati, awal sampai akhir proses kloning, tentu hal ini akan menimbulkan problem yang sangat besar ketika kloning diterapkan pada manusia,walaupun di sisi lain juga ada beberapa manfaat. Seperti yang kita ketahui manusia sebagai makhluk biologis maka laki-laki memerlukan perempuan ataupun sebaliknya. Disamping itu proses perkembangan manusia pertama-tama diatur perkawinan yang sah menurut Islam. Dan perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri berdasarkan hukum (UU), hukum agama atau adat istiadat yang berlaku seperti firman Allah dalam al-Qur’an. Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah SWT. Menikah mempunyai dua aspek, pertama yaitu aspek biologis agar manusia berketurunan dan yang kedua aspek afeksional agar manusia merasa tenang mampu melayani adalah bagi mereka yang benar terang hatiya dan cemerlang fikirannya.4 Dan bila seorang ingin mendapatkan keturunan, maka ia harus kawin dan menikah lebih dahulu. Dan mengenai perkawinan itu sendiri dijelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an. Dan kawinilah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayanya yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya) lagi maha.
Dalam kehidupan ini seseorang dapat memperoleh keturunan dari hubungan laki-laki dan perempuan yang telah diatur oleh hukum Allah yaitu adanya akad perkawinan yang mana di harapkan dapat menghasilkan keturunan yang baik dan mempunyai nasab dan diterima secara baik di masyarakat. Namun akan berbeda ketika kloning manusia benar-benar di lakukan. Kita tidak akan lagi mengenal hubungan semacam itu karena seseorang dapat memiliki anak sesuai dengan keinginannya tanpa melakukan hubungan dengan seorang laki-laki. Dalam Islam kloning dapat menimbulkan akibat yang fatal apabila hal ini dilakukan terhadap manusia yaitu mulai dari perkawinan, nasab dan pembagian warisan dan tentu hal ini akan keluar dari jalur Islam.6 Misalnya seorang laki-laki yang menikah dengan perempuan yang keduanya masing-masing mempunyai kekembaran identik, tentu hal ini akan dapat membuat bingung mereka semuanya, dan bila hal ini sudah terjadi ditengah masyarakat, pasti orang akan mengalami kesulitan mengenali apakah orang itu bersama-sama dengan isterinya atau dengan kembaranya atau dengan sebaliknya tidaklah mustahil apabila semisal masalah ini benar-benar terjadi, dekadensi moral dan kehancuran dunia akan terwujud selain itu sederetan masalah kewarisan, perwalian, dan lain-lainnya akan menunggu di depan.7 Seperti dalam bahasa kaidah fiqh dinyatakan :“Menghindari madhlarat (bahaya) harus di dahulukan atas mencari kebaikan atau maslahah”. Kaidah ini menjelaskan bahwa suatu perkara yang terlihat adanya manfaat atau maslahah, namun disana juga terdapat kemafsadat-an (kerusakan) haruslah didahulukan menghilangkan mafsadah-nya. Sebab ke-mafsadahanya dapat meluas dan menjalar kemana-mana sehingga akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar.
Kaidah fiqhiyah itu dapat kita kembalikan pada firman Allah SWT Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi, katakanlah pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat yang sedikit bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari pada manfaatnya. Demikian disyariatkan adanya kesanggupan dalam menjalankan perintah. Sedangkan dalam meninggalkan larangan itu adalah lebih kuat dari pada tuntutan menjalankan perintah. Dalam hal penciptaan manusia adalah melalui beberapa tahapan. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur’an Surah al-Hajj yang berbunyi: …Kami telah menjadikan kamu dari tanah,kemudian dari setetes mani,kemudian dari segumpal darah,kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,agar kami jelaskan kepda kamu dan kami tetapkan dalam rahim,apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan…….. Dari kutipan ayat diatas, tampak kiranya bahwa paradigma al-Qur’an mengenai penciptaan manusia dan terlihat pencegahan terhadap tindakan-tindakan manusia yang mengarah terhadap kloning.Mulai dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya adalah tindakan dari Tuhan.Segala bentuk peniruan atas tindakanNya dianggap sebagai perbuatan melampaui batas. Oleh karenanya untuk menyikapi berbagai macam masalah mengenai kloning manusia, bisa memakai pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anoname.2010.Rekayasa Genetika.http;//www. Google.co.id.rekayasa_genetika.htm
Anoname.2010.Bioteknologi. http;//www.google.co.id.bioteknologi.htm
Zamroni.2007.Rekayasa Genetika dalam Perspektif Islam.Jurnal Vol IV, No1
LATAR BELAKANG
Perkembangan IPTEK adalah sebuah fenomena dan fakta yang jelas dan pasti terjadi sebagai sebuah proses yang berlangsung secara terus-menerus bagi kehidupan global yang juga tidak mengenal istilah berhenti, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dalam mukaddimahnya “Tidak ada masyarakat manusia yang tidak berubah” dengan demikian dalam merespon perkembangan IPTEK, menghentikan jalannya perubahan merupakan pekerjaan mustahil. Rekayasa genetika khususnya masalah kloning manusia akhirakhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta perhatian yang cukup serius dikalangan umat terutama kaum muslim, sebab selain kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan memberi manfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan lingkungannya, juga memunculkan persoalan-persoaln mendasar yang perlu dicermati lebih serius guna mengawal perkembangan bioteknologi di masa mendatang.
Melalui rekayasa genetika dan produk-produk yang dihasilkannya telah menantang gagasan-gagasan tradisional mengenai hakekat kehidupan dan memunculkan berbagai persoalan, pertanyaanpertanyaan etis, dan tingkat kekhawatiran manusia yang sangat mencemaskan terhadap seluruh perkembangan dan hasil yang dibawah oleh rekayasa genetika tersebut. Salah satu dari perkembangan IPTEK dewasa ini adalah Rekayasa genetika dalam berbagai proses dan produknya yang akhirakhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta perhatian serius. Seiring dengan hal itu penelitian genetika kembali maju dengan pesatnya sekitar tahun 1971 sampai 1973, sehingga dapat disebut revolusi dalam ilmu biologi modern. Suatu metode yang sama sekali baru di kembangkan. Sehingga memungkinkan eksperimen yang sebelumya tidak mungkin dilakukan akhirnya dilaksanakan dan gena itu sendiri adalah suatu partikel yang berada dalam sel. Kloningmerupakan prestasi besar dan menjadi berita spektakuler sejak kemunculannya pada akhir abad yang lalu sehingga sampai sekarang menjadi topik yang sangat menarik untuk di bicarakan dalam tulisantulisan maupun pertemuan. Berbagai sudut pandang digunakan untuk melihat permasalahan kloning. Dari sudut pandang biologi, medis, hukum dan moral, ini semua menggambarkan betapa kloning akan memiliki dampak yang sangat besar bagi masa depan peradaban karena kemampuan manusia untuk melakukan rekayasa genetika yang radikal terhadap perjalanan hidup manusia.
Melalui rekayasa genetika (kloning manusia) telah memunculkan berbagai problem, pertanyaan-pertanyaan etis, serta tingkat kekhawatiran manusia yang sangat mencemaskan terhadap seluruh perkembangannya. Upaya penerapan kloning pada manusia telah menimbulkan reaksi pro dan kontra dari berbagai kalangan dan berbagai pandangan yang dikeluarkan sama-sama memiliki argumen yang cukup kuat. Sehingga kloning pada manusia benar-benar dalam posisi yang sangat dilematis dan bagaimanakah Islam menjawab permasalahan ini.
PENGERTIAN REKAYASA GENETIKA
Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.
Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi maupun sebagai ilmu-ilmu rekayasa (keteknikan). Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang dilakukan untuk menyingkap material yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Ketika orang mengetahui bahwa kromosom adalah material yang membawa bahan terwariskan itu (disebut gen) maka itulah awal mula ilmu ini. Tentu saja, penemuan struktur DNA menjadi titik yang paling pokok karena dari sinilah orang kemudian dapat menentukan bagaimana sifat dapat diubah dengan mengubah komposisi DNA, yang adalah suatu polimer bervariasi.
Tahap-tahap penting berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim restriksi (pemotong) DNA, regulasi (pengaturan ekspresi) DNA (diawali dari penemuan operon laktosa pada prokariota), perakitan teknik PCR, transformasi genetik, teknik peredaman gen (termasuk interferensi RNA), dan teknik mutasi terarah (seperti Tilling). Sejalan dengan penemuan-penemuan penting itu, perkembangan di bidang biostatistika, bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan efisiensi kerja bidang ini.
Menurut Bakri, H.M. Nurchalis (1996) dalam Zamroni, Rekayasa genetika adalah istilah dalam ilmu biologi yang artinya secara umum adalah usaha manusia dalam ilmu biologi dengan cara memanipulasi (rekayasa) sel, atau gen yang terdapat pada suatu organisme tertentu dengan tujuan menghasilkan organisme jenis baru yang identik secara genetika. (baca Genetika). Dalam hal ini suatu proses perkembangbiakan yang ditempuh dengan menggunakan peralatan serta prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu produk (keturunan). Istilah tersebut kemudian berkembang dan memunculkan beberapa istilah lain dalam ilmu ini seperti transplantsi, kloning, transgenik dan lain-lainnya, intinya, rekayasa genetika adalah sebuah kegiatan rekayasa yang dilakukan oleh manusia untuk membuktikan secara ilmiah terhadap hipotesa yang dibuat terhadap hasil obserfasi dan pengamatan atas fenomena yang ditemukan. Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan, bahwa yang dimaksud dengan rekayasa genetika adalah, proses perkembangbiakan dengan memanfaatkan bahan-bahan baku yang telah ada untuk menghasilkan organisme, produk (keturunan) baru melalui cara memanipulasi dengan menggunkan alat atau prosedur tertentu. Sementara itu, secara lebih khusus pengertian kloning adalah: kata kloning berasal dari bahasa inggris “Cloning” yaitu suatu usa untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui aseksual (tanpa hubungan antara laki-laki dan perempuan) atau dengan kata lain membuat foto copi atau penggandaan dari suatu makhluk melalui cara non seksual.
GENETIC MODIFIED ORGANISMS
GMO adalah mahluk hidup yang telah ditingkatkan kemampuan genetisnya melalui rekayasa genetis. Secara mudah dapat kamu pahami bahwa dengan rekayasa genetis, ”komponen” mahluk hidup ”dibuah”, disesuaikan, sehingga menjadi lebih unggul, semisal tahan hama, tahan penyakit, dan lebih banyak menghasilkan panen, atau menambah ”gemuk” hewan ternak.
Sebagai contoh, tanaman jagung yang mudah terserang hama, melalui rekayasa genetis, dapat di ”silangkan” dengan jenis bakteri yang dapat ”melawan” hama tersebut, sehingga jadi lah tanaman jagung type baru yang tahan hama.
Namun banyak pertentangan terhadap produk GMO tersebut, ada yang meragukan pengaruh jangka panjang bagi manusia yang mengkonsumsi produk GMO, seperti : bahaya racun, alergi, merangsang kanker, kandungan nutrisi dan gizi yang rendah.
Pada tahun 1997 seorang ilmuan, Dr. Ianwilmut dan rekanrekannya di Institut Roslin yang melakukan penelitian dengan teknik duplikasi domba dengan cara non seksual yang menghasilkan domba “dolly” itu merupakan terobosan besar dalam dunia biologi. Dalam kloning terhadap organisasi tingkat tinggi seperti hewan dan manusia di buat dari sebutir inti sel dewasa yaitu dari sel-sel kelenjar payudara (sel kambing) dewasa, yang melalui proses sebagai berikut: Sel diambil dari organ susu, lalu di tempatkan kedalam cawan petri dengan konsentrasi rendah. Karena mengandung sedikit makanan, maka setelah beberapakali sel berhenti membelah, dan sel berada dalam keadaan tertidur, mirip dengan keadaan sewaktu inti sel seperma bergabung dengan inti sel telur setelah pembuahan Sebuah sel yang belum di buahi di ambil dari jenis sel lain inti sel beserta DNA-nya disedot keluar sehingga yang tersisa anÃllala sebuah sel telur kosong tanpa nekleus namun tanpa memiliki segala pelengkapan sel telur yang di perlukan untuk menghasilkan sebuah janin. Sel pertama dalam sel kedua yang telah kosong di dempetkan dengan pulsa listrik tersebut dikejutkan dan bergabung menjadi satu. Pulsa kedua diberikan yang bertindak sebagai hentakan energi yang terjadi dalam pembuahan alam yang memicu terjadinya pembelahan sel. Enam hari kemudian, emberio dari pembelahan sel itu di tanam kedalam induk rahim ketiga. setelah masa kehamilan, induk ketiga akhirnya bayi kloning yang secara identik dengan induk yang menjadi donor DNA.
PRO DAN KONTRA DALAM REKAYASA GENETIKA
Berdasarkan jornal yang berjudul Rekayasa Genetika dalam Persfektif Islam, dijelaskan mengenai pro dan kontra kloning pada manusia. Menurut Zamroni, Apabila kiat mencermati, awal sampai akhir proses kloning, tentu hal ini akan menimbulkan problem yang sangat besar ketika kloning diterapkan pada manusia,walaupun di sisi lain juga ada beberapa manfaat. Seperti yang kita ketahui manusia sebagai makhluk biologis maka laki-laki memerlukan perempuan ataupun sebaliknya. Disamping itu proses perkembangan manusia pertama-tama diatur perkawinan yang sah menurut Islam. Dan perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri berdasarkan hukum (UU), hukum agama atau adat istiadat yang berlaku seperti firman Allah dalam al-Qur’an. Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah SWT. Menikah mempunyai dua aspek, pertama yaitu aspek biologis agar manusia berketurunan dan yang kedua aspek afeksional agar manusia merasa tenang mampu melayani adalah bagi mereka yang benar terang hatiya dan cemerlang fikirannya.4 Dan bila seorang ingin mendapatkan keturunan, maka ia harus kawin dan menikah lebih dahulu. Dan mengenai perkawinan itu sendiri dijelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an. Dan kawinilah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayanya yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya) lagi maha.
Dalam kehidupan ini seseorang dapat memperoleh keturunan dari hubungan laki-laki dan perempuan yang telah diatur oleh hukum Allah yaitu adanya akad perkawinan yang mana di harapkan dapat menghasilkan keturunan yang baik dan mempunyai nasab dan diterima secara baik di masyarakat. Namun akan berbeda ketika kloning manusia benar-benar di lakukan. Kita tidak akan lagi mengenal hubungan semacam itu karena seseorang dapat memiliki anak sesuai dengan keinginannya tanpa melakukan hubungan dengan seorang laki-laki. Dalam Islam kloning dapat menimbulkan akibat yang fatal apabila hal ini dilakukan terhadap manusia yaitu mulai dari perkawinan, nasab dan pembagian warisan dan tentu hal ini akan keluar dari jalur Islam.6 Misalnya seorang laki-laki yang menikah dengan perempuan yang keduanya masing-masing mempunyai kekembaran identik, tentu hal ini akan dapat membuat bingung mereka semuanya, dan bila hal ini sudah terjadi ditengah masyarakat, pasti orang akan mengalami kesulitan mengenali apakah orang itu bersama-sama dengan isterinya atau dengan kembaranya atau dengan sebaliknya tidaklah mustahil apabila semisal masalah ini benar-benar terjadi, dekadensi moral dan kehancuran dunia akan terwujud selain itu sederetan masalah kewarisan, perwalian, dan lain-lainnya akan menunggu di depan.7 Seperti dalam bahasa kaidah fiqh dinyatakan :“Menghindari madhlarat (bahaya) harus di dahulukan atas mencari kebaikan atau maslahah”. Kaidah ini menjelaskan bahwa suatu perkara yang terlihat adanya manfaat atau maslahah, namun disana juga terdapat kemafsadat-an (kerusakan) haruslah didahulukan menghilangkan mafsadah-nya. Sebab ke-mafsadahanya dapat meluas dan menjalar kemana-mana sehingga akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar.
Kaidah fiqhiyah itu dapat kita kembalikan pada firman Allah SWT Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi, katakanlah pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat yang sedikit bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari pada manfaatnya. Demikian disyariatkan adanya kesanggupan dalam menjalankan perintah. Sedangkan dalam meninggalkan larangan itu adalah lebih kuat dari pada tuntutan menjalankan perintah. Dalam hal penciptaan manusia adalah melalui beberapa tahapan. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur’an Surah al-Hajj yang berbunyi: …Kami telah menjadikan kamu dari tanah,kemudian dari setetes mani,kemudian dari segumpal darah,kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,agar kami jelaskan kepda kamu dan kami tetapkan dalam rahim,apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan…….. Dari kutipan ayat diatas, tampak kiranya bahwa paradigma al-Qur’an mengenai penciptaan manusia dan terlihat pencegahan terhadap tindakan-tindakan manusia yang mengarah terhadap kloning.Mulai dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya adalah tindakan dari Tuhan.Segala bentuk peniruan atas tindakanNya dianggap sebagai perbuatan melampaui batas. Oleh karenanya untuk menyikapi berbagai macam masalah mengenai kloning manusia, bisa memakai pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anoname.2010.Rekayasa Genetika.http;//www. Google.co.id.rekayasa_genetika.htm
Anoname.2010.Bioteknologi. http;//www.google.co.id.bioteknologi.htm
Zamroni.2007.Rekayasa Genetika dalam Perspektif Islam.Jurnal Vol IV, No1
Rabu, 25 Agustus 2010
my skripsi
PEMANFAATAN DANAU TOBA SEKITAR BALIGE SEBAGAI
SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN
BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 DAN SMA
SWASTABINTANG TIMUR BALIGE
OLEH :
NAMA : RETNITA ERNAYANI LBS
NIM : 05311547
PROGRAM STUDI : PEND. BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2009
PEMANFAATAN DANAU TOBA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN
MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI 1
BALIGE DAN SMA SWASTA BINTANG TIMUR BALIGE
TAHUN PEMBELAJARAN 2008/2009
Retnita Ernayani Lbs (05311547)
ABSTRAK
Pemanfaatan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran biologi di SMA dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X SMA yang ada di Kabupaten Balige dengan memberikan angket dan melakukan observasi pembelajaran Biologi di kelas.
Pemanfaatan Danau Toba sebagai sumber belajar belajar dan media pembelajaran biologi diketahui dari jawaban siswa terhadap angket yang diberikan dan juga dari observasi pembelajaran biologi di kelas yang dilakukan oleh guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sering menggunakan informasi Danau Toba dalam pembelajaran biologi, menyuruh siswa mengambil tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di amati di laboratorium. Selain itu, guru masih belum menggunakan media dalam pembelajaran di kelas.
Dengan melihat keberhasilan penenelitian ini, maka perlu difikirkan untuk mengembangkan pembelajaran mengenai Danau Toba dalam pembelajaran biologi di sekolah, maupun mata pembelajaran yang lainnya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayahnya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada saya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul PEMANFAATAN DANAU TOBA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 BALIGE DAN SMA SWASTA BINTANG TIMUR BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2008/2009, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada ibu DR. Ely Djuli, MP.d sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya sejak awal penelitian sampai dengan selesai penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan pada kedua orang tua saya, adik-adik saya, teman-teman saya seperti Jodi dan Imelda Rina yang selama ini menemani saya waktu penelitian, kak Eka dan Rina temen satu pembimbing skripsi yang selalu memberikan semangat, sahabat-sahabat saya yang selalu support pada saya, serta para penguji saya yang memberikan pengarahan dan membimbing dalam perbaikan skripsi saya. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan pada kepala sekolah SMA N 1 Balige dan SMA Swasta BTB dan guru-guru yang membimbing saya dalam penelitian di Balige, serta juga teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan studi di Unimed.
Saya telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun saya menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2009
Penulis
Retnita Ernayani Lbs
Latar Belakang Masalah
Dalam KTSP, siswa dituntut lebih aktif dalam mencari masalah dan menyelesaikan masalah baik yang ada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Berarti siswa dituntut belajar aktif, sehingga media yang digunakan harus lebih baik. Dalam penggunaan media pembelajaran tidak hanya mengandalkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, lingkungan luar, alam sekitar, maupun fenomena alam dapat dijadikan sumber media pembelajaran yang baik bagi siswa.
Sumatera Utara merupaka provinsi yang memiliki fenomena alam yang besar, salah satunya adalah Danau Toba. Danau Toba dilihat dari aspek pariwisata merupakan daerah yang sangat indah, selain itu Danau Toba juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang sangat efektif. Danau Toba adalah salah satu daerah yang memiliki keanekaragaman ekosistem yang sangat menarik untuk dipelajari.
Danau Toba merupakan salah satu danau terbesar di dunia, serta terbesar dan terpopuler di Indonesia. Danau itu seperti lautan yang luasnya lebih kurang 100 km x 30 km2. Di tengah danau itu, ada sebuah pulau yang besar, yaitu Pulau Samosir yang berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (Siagian, 29-03-2006).
Pada aspek hidrologis, Danau Toba merupakan sebuah kawasan Daerah Tangkapan Air-DTA (Catchment Area) raksasa dan sangat vital bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Jumlah debit air yang masuk dan yang keluar seimbang, menjadikan kondisi air Danau Toba sangat stabil. Akan tetapi, dengan ulah manusia, keseimbangan ini menjadi terganggu. Akibatnya permukaan air di Danau Toba mengalami fluktuasi.
Kemudian, dilihat dari segi hutan dan vegetasinya Danau Toba juga memiliki ciri tersendiri. Hal ini terlihat dari hutan di sektar Danau Toba yang sangat luas sebagai daerah Tangkapan Air Danau Toba. Dari sekitar 260.154 Ha, kurang lebih 94.196 Ha terdiri dari hutan primer dan sekunder. Sedangkan sisanya adalah daratan kering, lahan terbuka dan rawa (Siagian, 29-03-2006).
Walaupun Danau Toba digunakan sebagai pusat pariwisata, ternyata Danau Toba juga dapat digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi yang efektif. Hal tersebut dapat di lihat dari banyaknya spesies tanaman yang ada sekitar Danau Toba yang menjadi tanaman khas yang sudah ada tumbuh di sekitarnya. Selain itu, akibat kebakaran hutan yang ada di sekitar Danau Toba beberapa tahun lalu membuat jalan-jalan sepanjang Danau Toba tersebut sering terjadi tanah longsor jika musim hujan tiba, dan banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidup pada Kerambah Jaring Apung (KJA) sehingga terjadi pencemaran air Danau Toba yang berdampak pada rusaknya ekosistem Danau itu sendiri.
Hal-hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang efektif digunakan dalam pembelajaran Biologi. Sehingga siswa dapat lebih mengenal Danau Toba sebagai tempat belajar yang menarik dan tempat wisata yang menyenangkan. Kita dapat melihat pada penelitian sebelumnya yang berjudul “Survey Baseline Danau Toba sebagai Media dan Sumber Belajar Biologi di SMA tentang Ekosistem dan Konservasi Alam di Sekitar Danau Toba Sumatera Utara” Djulia, 2008 , didapat informasi bahwa siswa-siswi SMA Negeri 1 Sipangonbolon Girsang dan SMA HKBP Girsang bertempat tinggal sekitar lebih dari 1000m dari Danau Toba. Bagi siswa-siswi SMA tersebut Danau Toba sering dijadikan tempat bermain, dan mereka hampir setiap minggunya mengunjungi Danau Toba. Mereka memperoleh informasi tentang Danau Toba dari orang tua mereka dengan menceritakan pengalaman leluhur mereka yang dari dulu tinggal di sekitar kawasan Danau Toba.
Para siswa ini sejak mereka sekolah dasar guru mereka selalu memberikan tugas mengenai Danau Toba sampai mereka SMA. Pada Sekolah Dasar mereka diberi tugas untuk melukis pemandangan alam Danau Toba, pada Sekolah Menengah Pertama mereka diberi tugas membuat kliping mengenai informasi Danau Toba, dan pada Sekolah Menengah Atas mereka diberi tugas mencatat hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar Danau Toba. Hal ini berarti guru mereka sering menggunakan informasi tentang Danau Toba dengan baik, sehingga siswa lebih faham karakteristik daerah kawasan Danau Toba itu. Dan mereka menyadari bahwa Danau Toba dapat dijadikan sumber pengetahuan IPA selain sebagai bidang pariwisata.
Pada umumnya guru-guru di SMA Negeri 1 sipangonbolon dan guru SMA HKBP Girsang menggunakan informasi Danau Toba pada topik pelajaran keanekaragaman hayati dan pencemaran lingkungan. Selain itu guru juga memanfaatkan laboratorium IPA untuk lebih mengenalkan tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba. Sekolah menyelenggarakan study tour untuk lebih mengenalkan Danau Toba pada siswa-siswi di sekolahnya. Selain itu para siswa sangat bangga memiliki Danau Toba sebagai kekayaan alam yang ada di Sumatera Utara.
Selain hal di atas, di dapat data bahwa tanaman yang menjadi tanaman khas Danau Toba yang ada di kawasanan parapat adalah tanaman enceng gondok, yang menjadi hewan khas Danau Toba yang ada di kawasan parapat adalah ikan mujahir. Hal tersebut membuktikan bahwa para siswa mengetahui apa yang menjadi tanaman dan hewan khas Danau Toba yang ada di kawasan Parapat, kecamatan Girsang Sipongonbolon.
Danau Toba sebagai kawasan pariwisata yang sangat ramai, juga dapat di manfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di sekolah. Kesuksesan penelitian sebelumnya yang sudah terlaksana dengan baik, sehingga penelitian akan dilanjutkan di wilayah Danau Toba yang lain.
Sesuai dengan kutipan di atas bahwa siswa/i dan guru yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Girsang Sipongonbolon dan SMA Swasta HKBP yang terletak di kecamatan Girsang Sipongonbolon sudah menggunakan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui apakah Danau Toba digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di SMA untuk Wilayah Kecamatan Balige khususnya daerah Soposurung Balige. Peneliti telah melakukan observasi di sekolah SMA N 1 Belige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige, didapat bahwa dalam pembelajaran biologi di kelas, guru masih belum menggunakan media pembelajaran dengan baik dan masih belum dapat memanfaatkan informasi Danau Toba dalam pembelajaran tersebut. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran biologi di kelas, dan hanya menjelaskan pelajaran dengan menulis di papan tulis . Sehingga penelitian ini berjudul : “Pemanfaatan Danau Toba sebagai Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Biologi di Kelas X SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige Tahun Pembelajaran 2008/2009.”
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Danau Toba belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi untuk wilayah Kabupaten Balige khususnya daerah Soposurung, walaupun jarak antara sekolah ke Danau Toba itu dekat.
2. Danau Toba belum dijadikan tempat kegiatan aktivitas belajar mengajar guru Biologi untuk materi pokok keanekaragaman hayati pada daerah Soposurung di Kabupaten Balige.
3. Lingkungan Danau Toba belum dimaanfaatkan sebagai sarana belajar siswa dalam kegiatan pembuatan media pembelajaran Biologi untuk materi pokok keanekaragaman hayati pada daerah Soposurung di Kabupaten Balige.
4. Danau Toba masih dijadikan sebagai pusat pariwisata di kawasan Soposurung Balige .
Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah, maka peneliti membatasi pada Pemanfaatan Danau Toba di daerah Soposurung Kabupaten Balige sebagai media pembelajaran Biologi untuk materi pokok keanekaragaman hayati pada tingkat sekolah menengah. Dengan subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige di Kabupaten Balige Tahun Pembelajaran 2008/2009.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Danau Toba dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di kelas X SMA Kabupaten Balige pada topik keanekaragaman hayati?
2. Apakah Danau Toba dimanfaatkan sebagai sarana dan sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA pada topik keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana Danau Toba digunakan sebagai media dalam pembelajaran Biologi di SMA?
4. Kekayan hayati apa dari Danau Toba yang sudah dan belum digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA?
5. Bagaimana kreatifitas siswa dan guru dalam upaya melestarikan Danau Toba sebagai kekayaan alam dan budaya Sumatera Utara melalui pembelajaran Biologi di sekolah?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana Danau Toba dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di kelas X SMA Kabupaten Balige pada topik keanekaragaman hayati.
2. Apakah Danau Toba dimanfaatkan sebagai sarana dan sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA pada topik keanekaragaman hayati.
3. Bagaimana Danau Toba digunakan sebagai media pembelajaran Biologi di SMA.
4. Kekayaan hayati apa dari Danau Toba yang sudah dan belum digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA.
5. Bagaimana kreatifitas siswa dan guru dalam upaya melestarikan Danau Toba sebagai kekayaan alam dan budaya Sumatera Utara melalui pembelajaran Biologi di sekolah.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Bahan masukan bagi guru Biologi agar dapat lebih memanfaatkan keanekaragaman hayati flora dan fauna Danau Toba sebagai media pembelajaran di sekolah.
2. Memberikan gambaran pada masyarakat setempat bahwa Danau Toba bisa dijadikan bahan pembelajaran yang baik bagi anak-anak mereka, selain untuk pariwisata.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan di SMA Negeri 1 Balige yang beralamat di Jl. Kartini Soposurung Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige yang beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantara Balige. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 April sampai 26 Juni 2009.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 ada 6 kelas dan kelas X SMA Swasta Bintang Timur Balige ada 7 kelas tahun pembelajaran 2008-2009.
Sampel
Sampel yang diambil sebanyak 2 kelas yang berjumlah 80 orang di masing-masing sekolah. Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak.
Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Melakukan observasi lingkungan fisik sekolah, kondisi ruangan kelas, kondisi laboratorium sekolah, dan lingkungan sekitar sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige
2. Melakukan observasi di lingkungan sekitar Danau Toba selama 1 hari, yang diamati adalah jenis tanaman dan jenis hewan yang hidup disekitar Danau Toba yang ada di kawasan Soposurung Kabupaten Balige
3. Pengambilan data dengan memberikan angket kepada siswa
4. Melakukan observasi pembelajaran Biologi di kelas X-E SMA Swasta Bintang Timur Balige (BTB) dan kelas X-C SMA Negeri 1 Balige kawasan Soposurung Balige
5. Membuat analisis data, diskusi, dan pembahasan
Skema 3.1. Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian
Angket
Angket yang digunakan bertujuan untuk melihat apakah di sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Bintang Timur Balige sudah menggunakan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Angket yang digunakan terdiri atas angket siswa dan angket guru mengenai pemanfaatan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran di SMA Negeri 1 dan SMA Swasta Bintang Timur Balige.
Kisi-Kisi Angket
NO ASPEK STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR JUMLAH SOAL NO SOAL
1
2
3
Pembelajaran memakai
Danau Toba
Danau Toba
Sekolah
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
3.2. Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam 1. Memberi contoh.. keanekaragaman hayati Indonesia
2. Menjelaskan fungsi hutan hujan tropis bagi kehidupan
3. Menjelaskan usaha pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia
14 soal
3 soal
3 soal 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19
12, 13, 20
1, 9, 10
Observasi Pembelajaran
Lembar observasi digunakan untuk melihat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas.
Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptik analitik dengan bantuan program SPSS 13. Kemudian data akan diproses sampai mendapatkan hasil dari data penelitian yang sudah ada.
Data hasil penelitian ada 3 jenis, yaitu :
1. Data angket siswa
2. Data hasil observasi pembelajaran Biologi di kelas
3. Data hasil observasi lingkungan fisik sekolah dan sekitarnya
Data hasil angket yang diberikan ke siswa akan di analisis dengan menggunakan bantuan SPSS 13. Data yang sudah dikumpulkan dari angket siswa dibuat dalam suatu tabel lalu diolah dengan bantuan SPSS 13 sampai mendapatkan grafik. Lalu grafik dideskriftifkan berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada grafik analisisnya.
Data hasil observasi pembelajaran Biologi di kelas, dideskriftifkan berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer di kelas saat melakukan observasi. Lalu memberikan gambaran terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan petunjuk lembar observasi.
Data hasil observasi lingkungan sekolah dideskriftifkan berdasarkan pengamatan yang dilakukan di sekolah dan juga melalui wawancar dengan guru biologi yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige.
Setelah melakukan penelitian, hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa aspek. Di antaranya adalah hasil angket siswa, hasil observasi pembelajaran biologi, dan hasil pengamatan lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini di analisis dengan menggunakan SPSS 13 untuk hasil angket, dan deskripsi untuk hasil observasi pembelajaran biologi dan observasi lingkungan sekolah.
Hasil Angket Siswa
Hasil angket siswa yang sudah di analisis akan dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu;
4.1.1. Penggunaan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di SMA Swasta Bintang Timur Balige (BTB) dan SMA Negeri 1 Balige
Untuk melihat penggunaan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran biologi, dapat dilihat dari beberapa analisis di bawah ini;
Table 4.1. Penggunaan informasi Danau Toba dalam pembelajaran
Apakah guru Biologi anda menggunakan informasi Danau Toba dalam pembelajaran?
SMA BTB A. YA B. TIDAK DLL
LAKI-LAKI 19 18 4
PEREMPUAN 21 11 0
SMA N 1 BALIGE A. YA B.TIDAK DLL
LAKI-LAKI 17 12 3
PEREMPUAN 26 16 2
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi. Sedangkan siswa perempuan SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi. Sedangkan siswa perempuan SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Grafik 4.1a. intensitas guru anda menjelaskan infornasi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (22 orang) dan siswa perempuan (12 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka pernah sekali menjelaskan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Grafik 4.1b. intensitas guru anda menjelaskan infornasi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (16 orang) dan siswa perempuan (14 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka 2-5 kali pernah menjelaskan mengenai informasi Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Grafik 4.2a. Topik yang dijelaskan guru biologi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (12 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menjelaskan mengenai ekosistem Danau pada Danau Toba. Sedangkan siswa perempuan (8 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menjelaskan mengenai keanekaragaman hayati dan pencemaran lingkungan yang ada di Danau Toba.
Grafik 4.2b. Topik yang dijelaskan guru biologi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (20 orang) dan siswa perempuan (29 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menjelaskan keanekaragaman hayati yang ada di Danau Toba.
Tabel 4.2. Guru menyuruh mengambil tumbuhan maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba pada kawasan Kabupaten Balige untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium
Apakah guru anda menyuruh mengambil tumbuhan maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba pada kawasan kabupaten Balige untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium ?
SMA BTB A. YA B.TIDAK DLL
LAKI-LAKI 16 22 3
PEREMPUAN 17 11 4
SMA N 1 BALIGE A. YA B.TIDAK DLL
LAKI-LAKI 21 10 1
PEREMPUAN 24 18 2
Dari tabel atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium . Sedangkan siswa perempuan SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk lebih diteliti lebih lanjut di laboratorium.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium. Sedangkan siswa perempuan SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di teliti lebih Lanjut di laboratorium.
Grafik 4.3a. Aspek tumbuhan yang diamati di laboratorium
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (8 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah habitat hidupnnya. Sedangkan siswa perempuan (8 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah morfologi tumbuhan. Perbedaan jawaban antara siswa laki-laki dan siswa perempuan tersebut didasarkan perbedaan pemahaman konsep yang diberikan guru pada saat menjelaskan pelajaran.
Grafik 4.3b. Aspek tumbuhan yang diamati di laboratorium
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (16 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah habitat hidupnya. Sedangkan siswa perempuan (14 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah morfologi tumbuhan. Perbedaan jawaban antara siswa laki-laki dan siswa perempuan tersebut didasarkan perbedaan pemahaman konsep yang diberikan guru pada saat menjelaskan pelajaran.
Grafik 4.4a. Penggunaan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (26 orang) dan siswa perempuan (21 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menggunakan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan.
Grafik 4.4b. Penggunaan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (26 orang) dan siswa perempuan (31 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menggunakan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan.
Grafik 4.5a. Aspek yang menjadi landasan utama pembelajaran biologi
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (14 orang) dan siswa perempuan (13 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan yang menjadi landasan dalam pembelajaran adalah pembuangan sampah sembarangan di Danau.
Grafik 4.5b. Aspek yang menjadi landasan utama pembelajaran biologi
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (19 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan yang menjadi landasan dalam pembelajaran adalah pembuangan sampah di Danau Toba.
Berdasarkan data di atas menyebutkan bahwa guru mereka menggunakan informasi mengenai Danau Toba dalam pembelajaran biologi. Aspek yang dijadikan sebagai landasan dalam pembelajaran mengenai Danau Toba yaitu, mengenai pencemaran lingkungan yang ada di sekitar Danau Toba. Selain itu topik yang sering digunakan guru dalam pembelajaran biologi yaitu, tentang morfologi tumbuhan, pencemaran lingkungan, dan habitat tumbuhan yang ada di sekitar Danau Toba.
4.1.2. Kekayaan hayati dari Danau Toba yang Sudah dan Belum Digunakan sebagai Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran Biologi di SMA BTB dan SMA N 1 Balige Kawasan Soposurung Balige
Kekayaan hayati dari Danau Toba yang sudah dan belum digunakan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran biologi dapat dilihat dari analisis di bawah ini;
Grafik 4.6a. tumbuhan khas Danau Toba yang berasa di Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (31 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan tumbuhan khas yang banyak terdapat di sekitar Danau Toba adalah Enceng Gondok.
Grafik 4.6b. tumbuhan khas Danau Toba yang berasa di Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (27 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan tumbuhan khas yang banyak terdapat di sekitar Danau Toba adalah Enceng Gondok.
Grafik 4.7a. Hewan yang dikenal sebagai hewan khan Danau Toba yang berada di Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (37 orang) dan siswa perempuan (28 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan hewan khas yang banyak terdapat di Danau Toba adalah ikan mujahir.
Grafik 4.7b. Hewan yang dikenal sebagai hewan khan Danau Toba yang berada di Kecacmatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (30 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan hewan khas yang banyak terdapat di Danau Toba adalah ikan mujahir. Sedangkan siswa perempuan (35 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan hewan khas yang banyak terdapat di Danau Toba adalah ikan mas.
Grafik 4.8a. Kegiatan yang pernah dilakukan di laboratorium sekolah yang berkaitan dengan kekayaan alam Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (10 orang) dan siswa perempuan (10 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan mereka melakukan praktikum mengamati tumbuhan yang berasal dari Danau Toba di laboratorium IPA sekolah.
Grafik 4.8b. Kegiatan yang pernah dilakukan di laboratorium sekolah yang berkaitan dengan kekayaan alam Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (15 orang) dan siswa perempuan (13 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan mereka melakukan praktikum mengamati tumbuhan yang berasal dari Danau Toba di laboratorium IPA sekolah.
Grafik 4.9a. Pemanfaatan hasil alam yang ada di Danau Toba pada Kawasan Kecamatan Balige untuk membantu dalam belajar
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (24 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan mereka memanfaatkan Danau Toba untuk membuat kliping tentang Danau Toba dalam pembelajaran di sekolah.
Grafik 4.9b. Pemanfaatan hasil alam yang ada di Danau Toba pada Kawasan Kecamatan Balige untuk membantu dalam belajar
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (23 orang) dan siswa perempuan (32 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan mereka memanfaatkan Danau Toba untuk membuat kliping tentang Danau Toba dalam pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan data di atas menyatakan bahwa yang menjadi tanaman khas Danau Toba adalah enceng gondok dan bunga teratai, sedangkan yang menjadi hewan khas Danau Toba adalah ikan mujair, ikan pora-pora, dan ikan mas. Lalu aspek yang sering diamati di laboratorium IPA adalah morfologi dan habitat tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba. Selain itu, guru memberikan tugas membuat kliping mengenai Danau Toba.
4.1.3. Kreatifitas Siswa dan Guru dalam Upaya Melestarikan Danau Toba sebagai Kekayaan Alam dan Budaya Sumatera Utara melalui Pembelajaran Biologi di Sekolah Kawasan Soposurung Balige
Kreatifitas siswa dan guru dalam upaya melestarikan Danau Toba sebagai kekayaan alam dan budaya Sumatera Utara melalui pembelajaran biologi dapat dilihat ada analisis di bawah ini;
Tabel 4.3. Upaya menjaga kelestarian alam Danau Toba yang ada di kawasan Kabupaten Balige
Apa upaya anda dalam menjaga kelestarian alam Danau Toba yang ada di kawasan Kecamatan Balige?
SMA BTB a. Lebih menghargai alam b. Tidak membuang sampah di Danau lagi c. Mengurangi penggunaan KJA DLL
LAKI-LAKI 12 23 2 6
PEREMPUAN 6 21 3 2
SMA N 1 BALIGE a. Lebih menghargai alam b. Tidak membuang sampah di Danau lagi c. Mengurangi penggunaan KJA DLL
LAKI-LAKI 12 18 2 4
PEREMPUAN 21 21 0 4
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan Danau Toba adalah dengan tidak membuang sampah di Danau lagi. Sedangkan siswa perempuan SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan Danau Toba adalah dengan tidak membuang samapah di Danau lagi.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya dalam melestarikan lingkungan di Danau Toba adalah dengan tidak membuang sampah di Danau lagi. Sedangkan siswa perempuan SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya melestarikan lingkungan di Danau Toba adalah dengan tidak membuang sampah di Danau lagi.
Grafik 4.10a. Upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (30 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah dengan menanam pohon.
Grafik 4.10b. Upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (33 orang) dan siswa perempuan (11 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah menanam pohon.
Grafik 4.11a. Sekolah memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (12 orang) dan siswa perempuan (14 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan sekolah mereka memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba dengan membudidayakan tumbuhan dan hewan khas yang ada di Danau Toba kabupaten Balige.
Grafik 4.11b. Sekolah memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (22 orang) dan siswa perempuan (10 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan sekolah mereka memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba dengan membudidayakan tumbuhan dan hewan khas yang ada di Danau Toba kabupaten Balige.
Grafik 4.12a. Upaya sekolah dalam melestarikan kekayaan alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (13 orang) dan siswa perempuan (11 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya sekolah mereka dalam melestarikan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah dengan menjadikan Danau Toba sebagai biota hidup yang ada di kabupaten Balige.
Grafik 4.12b. Upaya sekolah dalam melestarikan kekayaan alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (15 orang) dan siswa perempuan (7 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya sekolah mereka dalam melestarikan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah dengan menjadikan Danau Toba sebagai sumber belajar Biologi.
Grafik 4.13a. Upaya melestarikan kekayaan alam yang ada di hutan sekitar Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (29 orang) dan siswa perempuan (25 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan untuk melestarikan kekayaan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige dengan ikut aktif menjaga lingkungan di sekitar hutan kawasan Danau Toba kecamatan Balige.
Grafik 4.13b. Upaya melestarikan kekayaan alam yang ada di hutan sekitar Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (31 orang) dan siswa perempuan (24 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan untuk melestarikan kekayaan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige dengan ikut aktif dalam menjaga lingkungan di sekitar hutan kawasan Danau Toba kecamatan Balige.
Berdasarkan data di atas menyebutkan bahwa siswa-siswa SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige sangat perduli akan lingkunagan Danau Toba yang ada di kawasan Kabupaten Balige. Tidak hanya para siswa, sekolah mereka juga perduli akan lingkungan Danau Toba yang ada di Kabupaten Balige. Bukan hanya lingkungan sekitar Danau Toba, mereka juga perduli pada kondisi Hutan yang ada di sekitar Danau Toba Kabupaten Balige. Usaha yang dilakukan untuk menjaga lingkungan Danau Toba dengan tidak membuang sampah di sekitar Danau Toba, dan juga menjadikan Danau Toba sebagai Biota hidup untuk pembelajaran di Sekolah.
Hasil Observasi Pembelajaran Biologi
Setelah melakukan observasi pembelajaran biologi di kelas, akan di analisis dengan mendeskripsikannya. Setelah di deskripsi didapat hasil;
Observasi dilaksanakan di SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige pada kelas X. Observasi pembelajaran dilakukan di kelas X-C SMA Negeri 1 Balige dan di kelas X-E SMA Swasta Bintang Timur Balige. Observasi pembelajaran biologi dilakukan oleh satu orang observer, yaitu peneliti sendiri.
Observasi pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Balige dilaksanakan di kelas X-C yang sebagai guru ruangan adalah ibu M. Purba sebagai guru biologi. Topik yang diajarkan mengenai Arthropoda, pada awal pembelajaran guru menjelaskan pembagian Atrhropoda dengan memberikan pertanyaan terlebih dahulu kepada siswa dan siswa menjawab pertanyaan guru. Guru menjelaskan ciri-ciri Arthropoda, dan menjelaskan pembagian dari Arthropoda. Guru memberikan pertanyaan seputar contoh-contoh kelas Arthropoda. Guru menjelaskan mengenai Insekta yang merupakan salah satu kelas Arthropoda, lalu guru menjelaskan ciri-ciri dari Insekta serta perbedaannya dari kelas Arthropoda yang lain. Guru menjelaskan mengenai Belalang, bentuk tubuh, respirasi, dan perkembangbiakan Belalang. Pada akhir pembelajaran guru menjelaskan kegunaan Insecta pada kehidupan sehari-hari, contohnya pada ordo Lepidoptera yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan tekstil.
Susunan ruang kelas terdiri atas, empat baris meja dan kursi, satu meja diisi oleh 2 orang siswa. Tata cara duduk siswa jenis kelamin laiki-laki duduk dengan yang laki-laki, sedangkan yang perempuan dengan perempuan. Letak meja guru sejajar dengan pintu, papan tulis berada sejajar dengan pintu masuk. Meja siswa diatur perbaris, satu baris diisi lima meja. Jumlah siswa ada 37 orang, dengan laki-laki sebanyak 17 orang dan siswa perempuan 20 orang.
Dalam pembelajaran Biologi yang dilakukan guru SMA Negeri 1 Balige, guru sudah mengajar dengan baik. Guru sudah lebih menyuruh siswa aktif belajar dengan memberikan pertanyaan dalam melakukan pembelajaran biologi. Selain itu, guru masih belum memanfaatkan media untuk pembelajaran di kelas. Guru mengajar dengan arah dari papan tulis ke meja siswa untuk bertanya pada siswa. Dari awal kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran guru hanya menuliskan contoh-contoh dan penjelasan pembelajaran di papan tulis. Jumlah siswa laki-laki dan perempuan hampir seimbang, sehingga aktifitas kegiatan kelas menjadi terkontrol dengan baik.
Dalam pembelajaran yang disampaikan guru di atas, guru tidak menggunakan media. Guru hanya menjelaskan materi dengan menuliskan penjelasan pelajaran di papan tulis. Walaupun menggunakan gambar yang digambar di papan tulis siswa memberi respon atas pada penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Observasi pembelajaran biologi di SMA Swasta Bintang Timur Balige dilaksanakan di kelas X-E, sebagai guru biologi adalah ibu M. Gultom. Topik yang diajarkan mengenai Plathyhelminthes, pada awal kegiatan pembelajaran Guru menjelaskan pembagian plathyhelminthes dengan memberikan pertanyaan terlebih dahulu kepada siswa. Lalu guru menjelaskan daur hidup Fasciola hepatica, dan dilanjutkan dengan cacing pita. Guru membuat gambar planaria dalam menyampaikan materi dan menjelaskan dimana planaria itu hidup dan bagaimana cara perkembangbiakannya. Siswa disuruh mencatat hasil keterangan yang disampaikan guru mengenai plathyhelminthes. Kemudian guru melanjutkan menerangkan materi mengenai Nemathelminthes, dalam menerangkan materi guru mengaitkannya dengan materi lain yang masih hangat diperbincangkan. Siswa bertanya pada guru dan guru menjawab dengan baik pertanyaan siswa.
Pada akhir pembelajaran guru menjelaskan materi Annelida, lalu menjelaskan mengenai klasifikasi annelida dan perbedaannya.
Susunan ruang kelas terdiri atas, empat baris meja dan kursi, satu meja diisi oleh 2 orang siswa. Tata cara duduk siswa ada yang berselang-seling, ada yang jenis kelaminnya sama. Letak meja guru berhadapan dengan pintu, papan tulis berada sejajar dengan pintu masuk. Meja siswa diatur perbaris, satu baris diisi lima meja. Jumlah siswa ada 40 orang, dengan laki-laki sebanyak 20 orang dan siswa perempuan 20 orang.
Dalam pembelajaran Biologi yang dilakukan guru SMA Negeri 1 Balige, guru sudah mengajar dengan baik. Guru sudah lebih menyuruh siswa aktif belajar dengan memberikan pertanyaan dalam melakukan pembelajaran biologi. Selain itu, guru masih belum memanfaatkan media untuk pembelajaran di kelas. Guru mengajar dengan arah dari papan tulis ke meja siswa untuk bertanya pada siswa. Dari awal kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran guru hanya mengambarkan contoh-contoh dan penjelasan pembelajaran di papan tulis. Jumlah siswa laki-laki dan perempuan seimbang, sehingga aktifitas kegiatan kelas menjadi terkontrol dengan baik.
Dalam pembelajaran yang disampaikan guru di atas, guru tidak menggunakan media. Guru hanya menjelaskan materi dengan mengguankan gambar yang digambar di papan tulis. Walaupun menggunakan gambar yang digambar di papan tulis siswa memberi respon atas pada penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Hasil Observasi Lingkungan Sekolah
Observasi lingkungan sekolah yang dilakukan di SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige dilakukan oleh peneliti sendiri. Lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Balige terdiri atas 15 kelas, satu laboratorium IPA, satu laboratorium Bahasa, ruang guru, ruang tata usaha, satu aula sekolah, satu pendopo sekolah, satu perpustakaan, dua kantin sekolah. Sekolah SMA Negeri 1 Balige memiliki taman sekolah, yang berisi berbagai jenis tanaman hias yang tersusun dengan rapi dan bersih.
SMA Negeri 1 Balige memiliki lingkungan sekolah yang sejuk, karena SMA Negeri 1 Balige memiliki koleksi tanaman yang kaya. Selain itu tanaman tadi tersusun rapi di sekeliling sekolah. Hal tersebut di dukung oleh letak sekolah yang berada di daerah pengunungan yang indah, sehingga suasana sekolah terasa lebih sejuk. Selain itu, tatanan ruang sekolah yang tersusun rapi dan bersih. Laboratorium terletak di bagian belakang sekolah, ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha ada di bagain depan sekolah. Perpustakaan berada di bagian depan sekolah berdekatan dengan tempat parkir sepeda motor.
Suasana lingkungan SMA Negeri 1 Balige sangat cocok untuk lingkungan belajar yang nyaman. Karena lingkungan yang sejuk, dan dapat digunakan untuk pembelajaran biologi di sekolah.
Observasi lingkungan sekolah SMA Swasta Bintang Timur Balige dilakukan oleh peneliti. Lingkungan sekolah SMA Swasta Bintang Timur Balige terdiri atas 18 ruang kelas, satu laboratorium IPA, perpustakaan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, dua kantin sekolah. SMA Swasta Bintang Timur Balige memiliki taman sekolah, yang berisi berbagai jenis tanaman hias yang tertata rapi dan bersih.
SMA Swasta Bintang Timur Balige memiliki lingkungan sekolah yang sejuk, karena SMA Swasta Bintang Timur Balige memiliki koleksi tanaman yang kaya. Selain itu tanaman tadi tersusun rapi di sekeliling sekolah. Hal tersebut di dukung oleh letak sekolah yang berada di daerah pengunungan yang indah dan letaknya tepat di atas kawasan Danau Toba sehingga Danau Toba dapat dipandang langsung dari belakang sekolah, hal tersebut yang membuat suasana sekolah terasa lebih sejuk. Selain itu, tatanan ruang sekolah yang tersusun rapi dan bersih. Laboratorium terletak di bagian belakang sekolah, ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha ada di bagain depan sekolah. Perpustakaan berada di bagian tengah sekolah.
Suasana lingkungan SMA Swasta Bintang Timur Balige sangat cocok untuk lingkungan belajar yang nyaman. Karena lingkungan yang sejuk, dan dapat digunakan untuk pembelajaran biologi di sekolah karena letaknya yang berada di atas kawasan Danau Toba.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
1. Danau Toba sudah di manfaatkan sebagai sumber belajar di sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige dengan menggunakan informasi mengenai Danau Toba dalam pembelajaran biologi. Sedangkan Danau Toba digunakan sebagai media pembelajaran dapat dilihat dari tugas yang diberikan guru untuk mengambil tananan dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk ditindak lanjuti di laboratorium sekolah
2. Danau Toba sudah dimanfaatkan sebagai sarana dan sumber belajar biologi pada topik kenekaragaman hayati, hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa pada soal no 6 yang menyatakan guru mereka menggunakan Danau Toba dalam pembelajaran keanekaragaman hayati. Selain itu aspek yang sering diamati dari keanekaragaman hayati Danau Toba adalah habitat hidup dari tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba, juga mengenai pencemaran lingkungan di sekitar Danau Toba tersebut.
3. Danau Toba sudah digunakan sebagai media pembelajaran biologi di SMA dapat dilihat dari jawaban siswa yang menyatakan guru mereka kerap kali menyuruh untuk mengambil tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk diamati di sekolah dan mereka mengetahui tanaman dan hewan khas yang ada di sekitar Danau Toba. Akan tetapi guru masih belum bisa memanfaatkan Danau Toba untuk membuat media yang lebih menarik untuk pembelajaran Biologi
4. Kekayaan hayati dari Danau Toba masih belum dapat di gunakan secara maksimal dalam pembelajaran biologi. Masih hanya sekitar mengamati morfologi tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba saja dan juga mengenai pencemaran lingkungan terjadi di Danau Toba tersebut.
5. Dalam melestarikan Danau Toba guru, siswa, maupun sekolah sudah memanfaatkan tanaman dan hewan khas Danau Toba sebagai sumber belajar dan juga membudidayakannya serta menjadikan Danau Toba sebagai Biota hidup yang ada di Kecamatan Balige.
SARAN
Adapun saran yang ingin saya sampaikan adalah
1. Penelitian ini dapat dijadikan batu loncatan bagi penelitian-penelitian yang lainnya, sehingga penelitian ini tidak putus sampai di penelitian ini saja.
2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi sekolah yang terlibat dalam perencanaan pembelajaran yang akan disampaikan di depan kelas.
3. Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pembaca, dan tertarik untuk melanjuti penelitian ini.
4. Penelitian ini dapat dijadikan batu loncatan untuk penelitian lain dengan memasukkan pengelolaan Danau Toba dalam angket yang akan dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Safwa.2005. Pengantar Psikologi Pendidikan. Penerbit Pena : Banda Aceh
Anitah, Sri. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Penerbit Universitas Terbuka : Jakarta
Annoname. 2008. Kerusakan Ekosistem Danau Toba Sulit dikendalikan. Harian Berita Sore, Sabtu, 20 Juni 2008. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Annoname.2008. Kerusakan Ekosistem Danau Toba Sulit dikendalikan Akibat Ekonomi Masyarakat. Harian SIB, 4 April 2008. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Azhie. 2008. Teori Belajar. Htp//www.google.com
Ali, Lee. 2008. Pemandangan Danau Toba. Htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Basuki, Kukuh. 2006. Membangaun Pengalaman dengan Media. Htp//www.google. com. Acsess in 18-12-2008
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Stategi Belajar Mengajar. Penerbit Rhineka Cipta : Jakarta
Djulia, Ely. 2008. Survey Baseline Danau Toba sebagai Media dan Sumber Belajar Biologi di SMA tentang Ekostem dan Konservasi Alam di Sekitar Danau Toba Sumatera Utara. Proposal penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan
Hamalik, Oemar.2004. Proses Belajar Mengajar. Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta
Holil, Anwar.2008. Teori Belajar Konstruktivisme. Htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit PT Dunia Pustaka Jaya : Jakarta
Kherid, Zaitun Y. A. Sumber Belajar dari Berbagai Macam Sumber. Htp//www.google.com. acsess in 24-05-2009
Laria, Kartika. 2008. Media Pembelajaran. Htp//www.google.com
Nusantara. 2008. Kerambah Jaring di Danau Toba tak Ganggu Pariwisata dan Ekosistem. Harian Kompas, Selasa, 10 Oktober 2006. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2009
Siagian, Oscar. 2006. Politisi tidak Pernah Percaya akan Ucapan Mereka Sendiri, karena itulah Mereka Sangat Terkejut bila Rakyat Mempercayainya, harian SIB, Rabu, 29 Maret 2006. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2009
Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Pendidikan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Penerbit PT RajaGrafindo Persada : Jakarta
SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN
BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 DAN SMA
SWASTABINTANG TIMUR BALIGE
OLEH :
NAMA : RETNITA ERNAYANI LBS
NIM : 05311547
PROGRAM STUDI : PEND. BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2009
PEMANFAATAN DANAU TOBA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN
MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI 1
BALIGE DAN SMA SWASTA BINTANG TIMUR BALIGE
TAHUN PEMBELAJARAN 2008/2009
Retnita Ernayani Lbs (05311547)
ABSTRAK
Pemanfaatan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran biologi di SMA dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X SMA yang ada di Kabupaten Balige dengan memberikan angket dan melakukan observasi pembelajaran Biologi di kelas.
Pemanfaatan Danau Toba sebagai sumber belajar belajar dan media pembelajaran biologi diketahui dari jawaban siswa terhadap angket yang diberikan dan juga dari observasi pembelajaran biologi di kelas yang dilakukan oleh guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sering menggunakan informasi Danau Toba dalam pembelajaran biologi, menyuruh siswa mengambil tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di amati di laboratorium. Selain itu, guru masih belum menggunakan media dalam pembelajaran di kelas.
Dengan melihat keberhasilan penenelitian ini, maka perlu difikirkan untuk mengembangkan pembelajaran mengenai Danau Toba dalam pembelajaran biologi di sekolah, maupun mata pembelajaran yang lainnya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayahnya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada saya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul PEMANFAATAN DANAU TOBA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 BALIGE DAN SMA SWASTA BINTANG TIMUR BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2008/2009, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada ibu DR. Ely Djuli, MP.d sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya sejak awal penelitian sampai dengan selesai penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan pada kedua orang tua saya, adik-adik saya, teman-teman saya seperti Jodi dan Imelda Rina yang selama ini menemani saya waktu penelitian, kak Eka dan Rina temen satu pembimbing skripsi yang selalu memberikan semangat, sahabat-sahabat saya yang selalu support pada saya, serta para penguji saya yang memberikan pengarahan dan membimbing dalam perbaikan skripsi saya. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan pada kepala sekolah SMA N 1 Balige dan SMA Swasta BTB dan guru-guru yang membimbing saya dalam penelitian di Balige, serta juga teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan studi di Unimed.
Saya telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun saya menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2009
Penulis
Retnita Ernayani Lbs
Latar Belakang Masalah
Dalam KTSP, siswa dituntut lebih aktif dalam mencari masalah dan menyelesaikan masalah baik yang ada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Berarti siswa dituntut belajar aktif, sehingga media yang digunakan harus lebih baik. Dalam penggunaan media pembelajaran tidak hanya mengandalkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, lingkungan luar, alam sekitar, maupun fenomena alam dapat dijadikan sumber media pembelajaran yang baik bagi siswa.
Sumatera Utara merupaka provinsi yang memiliki fenomena alam yang besar, salah satunya adalah Danau Toba. Danau Toba dilihat dari aspek pariwisata merupakan daerah yang sangat indah, selain itu Danau Toba juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang sangat efektif. Danau Toba adalah salah satu daerah yang memiliki keanekaragaman ekosistem yang sangat menarik untuk dipelajari.
Danau Toba merupakan salah satu danau terbesar di dunia, serta terbesar dan terpopuler di Indonesia. Danau itu seperti lautan yang luasnya lebih kurang 100 km x 30 km2. Di tengah danau itu, ada sebuah pulau yang besar, yaitu Pulau Samosir yang berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (Siagian, 29-03-2006).
Pada aspek hidrologis, Danau Toba merupakan sebuah kawasan Daerah Tangkapan Air-DTA (Catchment Area) raksasa dan sangat vital bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Jumlah debit air yang masuk dan yang keluar seimbang, menjadikan kondisi air Danau Toba sangat stabil. Akan tetapi, dengan ulah manusia, keseimbangan ini menjadi terganggu. Akibatnya permukaan air di Danau Toba mengalami fluktuasi.
Kemudian, dilihat dari segi hutan dan vegetasinya Danau Toba juga memiliki ciri tersendiri. Hal ini terlihat dari hutan di sektar Danau Toba yang sangat luas sebagai daerah Tangkapan Air Danau Toba. Dari sekitar 260.154 Ha, kurang lebih 94.196 Ha terdiri dari hutan primer dan sekunder. Sedangkan sisanya adalah daratan kering, lahan terbuka dan rawa (Siagian, 29-03-2006).
Walaupun Danau Toba digunakan sebagai pusat pariwisata, ternyata Danau Toba juga dapat digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi yang efektif. Hal tersebut dapat di lihat dari banyaknya spesies tanaman yang ada sekitar Danau Toba yang menjadi tanaman khas yang sudah ada tumbuh di sekitarnya. Selain itu, akibat kebakaran hutan yang ada di sekitar Danau Toba beberapa tahun lalu membuat jalan-jalan sepanjang Danau Toba tersebut sering terjadi tanah longsor jika musim hujan tiba, dan banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidup pada Kerambah Jaring Apung (KJA) sehingga terjadi pencemaran air Danau Toba yang berdampak pada rusaknya ekosistem Danau itu sendiri.
Hal-hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang efektif digunakan dalam pembelajaran Biologi. Sehingga siswa dapat lebih mengenal Danau Toba sebagai tempat belajar yang menarik dan tempat wisata yang menyenangkan. Kita dapat melihat pada penelitian sebelumnya yang berjudul “Survey Baseline Danau Toba sebagai Media dan Sumber Belajar Biologi di SMA tentang Ekosistem dan Konservasi Alam di Sekitar Danau Toba Sumatera Utara” Djulia, 2008 , didapat informasi bahwa siswa-siswi SMA Negeri 1 Sipangonbolon Girsang dan SMA HKBP Girsang bertempat tinggal sekitar lebih dari 1000m dari Danau Toba. Bagi siswa-siswi SMA tersebut Danau Toba sering dijadikan tempat bermain, dan mereka hampir setiap minggunya mengunjungi Danau Toba. Mereka memperoleh informasi tentang Danau Toba dari orang tua mereka dengan menceritakan pengalaman leluhur mereka yang dari dulu tinggal di sekitar kawasan Danau Toba.
Para siswa ini sejak mereka sekolah dasar guru mereka selalu memberikan tugas mengenai Danau Toba sampai mereka SMA. Pada Sekolah Dasar mereka diberi tugas untuk melukis pemandangan alam Danau Toba, pada Sekolah Menengah Pertama mereka diberi tugas membuat kliping mengenai informasi Danau Toba, dan pada Sekolah Menengah Atas mereka diberi tugas mencatat hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar Danau Toba. Hal ini berarti guru mereka sering menggunakan informasi tentang Danau Toba dengan baik, sehingga siswa lebih faham karakteristik daerah kawasan Danau Toba itu. Dan mereka menyadari bahwa Danau Toba dapat dijadikan sumber pengetahuan IPA selain sebagai bidang pariwisata.
Pada umumnya guru-guru di SMA Negeri 1 sipangonbolon dan guru SMA HKBP Girsang menggunakan informasi Danau Toba pada topik pelajaran keanekaragaman hayati dan pencemaran lingkungan. Selain itu guru juga memanfaatkan laboratorium IPA untuk lebih mengenalkan tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba. Sekolah menyelenggarakan study tour untuk lebih mengenalkan Danau Toba pada siswa-siswi di sekolahnya. Selain itu para siswa sangat bangga memiliki Danau Toba sebagai kekayaan alam yang ada di Sumatera Utara.
Selain hal di atas, di dapat data bahwa tanaman yang menjadi tanaman khas Danau Toba yang ada di kawasanan parapat adalah tanaman enceng gondok, yang menjadi hewan khas Danau Toba yang ada di kawasan parapat adalah ikan mujahir. Hal tersebut membuktikan bahwa para siswa mengetahui apa yang menjadi tanaman dan hewan khas Danau Toba yang ada di kawasan Parapat, kecamatan Girsang Sipongonbolon.
Danau Toba sebagai kawasan pariwisata yang sangat ramai, juga dapat di manfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di sekolah. Kesuksesan penelitian sebelumnya yang sudah terlaksana dengan baik, sehingga penelitian akan dilanjutkan di wilayah Danau Toba yang lain.
Sesuai dengan kutipan di atas bahwa siswa/i dan guru yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Girsang Sipongonbolon dan SMA Swasta HKBP yang terletak di kecamatan Girsang Sipongonbolon sudah menggunakan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui apakah Danau Toba digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di SMA untuk Wilayah Kecamatan Balige khususnya daerah Soposurung Balige. Peneliti telah melakukan observasi di sekolah SMA N 1 Belige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige, didapat bahwa dalam pembelajaran biologi di kelas, guru masih belum menggunakan media pembelajaran dengan baik dan masih belum dapat memanfaatkan informasi Danau Toba dalam pembelajaran tersebut. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran biologi di kelas, dan hanya menjelaskan pelajaran dengan menulis di papan tulis . Sehingga penelitian ini berjudul : “Pemanfaatan Danau Toba sebagai Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Biologi di Kelas X SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige Tahun Pembelajaran 2008/2009.”
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Danau Toba belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi untuk wilayah Kabupaten Balige khususnya daerah Soposurung, walaupun jarak antara sekolah ke Danau Toba itu dekat.
2. Danau Toba belum dijadikan tempat kegiatan aktivitas belajar mengajar guru Biologi untuk materi pokok keanekaragaman hayati pada daerah Soposurung di Kabupaten Balige.
3. Lingkungan Danau Toba belum dimaanfaatkan sebagai sarana belajar siswa dalam kegiatan pembuatan media pembelajaran Biologi untuk materi pokok keanekaragaman hayati pada daerah Soposurung di Kabupaten Balige.
4. Danau Toba masih dijadikan sebagai pusat pariwisata di kawasan Soposurung Balige .
Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah, maka peneliti membatasi pada Pemanfaatan Danau Toba di daerah Soposurung Kabupaten Balige sebagai media pembelajaran Biologi untuk materi pokok keanekaragaman hayati pada tingkat sekolah menengah. Dengan subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige di Kabupaten Balige Tahun Pembelajaran 2008/2009.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Danau Toba dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di kelas X SMA Kabupaten Balige pada topik keanekaragaman hayati?
2. Apakah Danau Toba dimanfaatkan sebagai sarana dan sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA pada topik keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana Danau Toba digunakan sebagai media dalam pembelajaran Biologi di SMA?
4. Kekayan hayati apa dari Danau Toba yang sudah dan belum digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA?
5. Bagaimana kreatifitas siswa dan guru dalam upaya melestarikan Danau Toba sebagai kekayaan alam dan budaya Sumatera Utara melalui pembelajaran Biologi di sekolah?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana Danau Toba dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di kelas X SMA Kabupaten Balige pada topik keanekaragaman hayati.
2. Apakah Danau Toba dimanfaatkan sebagai sarana dan sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA pada topik keanekaragaman hayati.
3. Bagaimana Danau Toba digunakan sebagai media pembelajaran Biologi di SMA.
4. Kekayaan hayati apa dari Danau Toba yang sudah dan belum digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA.
5. Bagaimana kreatifitas siswa dan guru dalam upaya melestarikan Danau Toba sebagai kekayaan alam dan budaya Sumatera Utara melalui pembelajaran Biologi di sekolah.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Bahan masukan bagi guru Biologi agar dapat lebih memanfaatkan keanekaragaman hayati flora dan fauna Danau Toba sebagai media pembelajaran di sekolah.
2. Memberikan gambaran pada masyarakat setempat bahwa Danau Toba bisa dijadikan bahan pembelajaran yang baik bagi anak-anak mereka, selain untuk pariwisata.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan di SMA Negeri 1 Balige yang beralamat di Jl. Kartini Soposurung Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige yang beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantara Balige. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 April sampai 26 Juni 2009.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 ada 6 kelas dan kelas X SMA Swasta Bintang Timur Balige ada 7 kelas tahun pembelajaran 2008-2009.
Sampel
Sampel yang diambil sebanyak 2 kelas yang berjumlah 80 orang di masing-masing sekolah. Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak.
Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Melakukan observasi lingkungan fisik sekolah, kondisi ruangan kelas, kondisi laboratorium sekolah, dan lingkungan sekitar sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige
2. Melakukan observasi di lingkungan sekitar Danau Toba selama 1 hari, yang diamati adalah jenis tanaman dan jenis hewan yang hidup disekitar Danau Toba yang ada di kawasan Soposurung Kabupaten Balige
3. Pengambilan data dengan memberikan angket kepada siswa
4. Melakukan observasi pembelajaran Biologi di kelas X-E SMA Swasta Bintang Timur Balige (BTB) dan kelas X-C SMA Negeri 1 Balige kawasan Soposurung Balige
5. Membuat analisis data, diskusi, dan pembahasan
Skema 3.1. Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian
Angket
Angket yang digunakan bertujuan untuk melihat apakah di sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Bintang Timur Balige sudah menggunakan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Angket yang digunakan terdiri atas angket siswa dan angket guru mengenai pemanfaatan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran di SMA Negeri 1 dan SMA Swasta Bintang Timur Balige.
Kisi-Kisi Angket
NO ASPEK STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR JUMLAH SOAL NO SOAL
1
2
3
Pembelajaran memakai
Danau Toba
Danau Toba
Sekolah
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
3.2. Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam 1. Memberi contoh.. keanekaragaman hayati Indonesia
2. Menjelaskan fungsi hutan hujan tropis bagi kehidupan
3. Menjelaskan usaha pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia
14 soal
3 soal
3 soal 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19
12, 13, 20
1, 9, 10
Observasi Pembelajaran
Lembar observasi digunakan untuk melihat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas.
Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptik analitik dengan bantuan program SPSS 13. Kemudian data akan diproses sampai mendapatkan hasil dari data penelitian yang sudah ada.
Data hasil penelitian ada 3 jenis, yaitu :
1. Data angket siswa
2. Data hasil observasi pembelajaran Biologi di kelas
3. Data hasil observasi lingkungan fisik sekolah dan sekitarnya
Data hasil angket yang diberikan ke siswa akan di analisis dengan menggunakan bantuan SPSS 13. Data yang sudah dikumpulkan dari angket siswa dibuat dalam suatu tabel lalu diolah dengan bantuan SPSS 13 sampai mendapatkan grafik. Lalu grafik dideskriftifkan berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada grafik analisisnya.
Data hasil observasi pembelajaran Biologi di kelas, dideskriftifkan berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer di kelas saat melakukan observasi. Lalu memberikan gambaran terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan petunjuk lembar observasi.
Data hasil observasi lingkungan sekolah dideskriftifkan berdasarkan pengamatan yang dilakukan di sekolah dan juga melalui wawancar dengan guru biologi yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige.
Setelah melakukan penelitian, hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa aspek. Di antaranya adalah hasil angket siswa, hasil observasi pembelajaran biologi, dan hasil pengamatan lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini di analisis dengan menggunakan SPSS 13 untuk hasil angket, dan deskripsi untuk hasil observasi pembelajaran biologi dan observasi lingkungan sekolah.
Hasil Angket Siswa
Hasil angket siswa yang sudah di analisis akan dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu;
4.1.1. Penggunaan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di SMA Swasta Bintang Timur Balige (BTB) dan SMA Negeri 1 Balige
Untuk melihat penggunaan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran biologi, dapat dilihat dari beberapa analisis di bawah ini;
Table 4.1. Penggunaan informasi Danau Toba dalam pembelajaran
Apakah guru Biologi anda menggunakan informasi Danau Toba dalam pembelajaran?
SMA BTB A. YA B. TIDAK DLL
LAKI-LAKI 19 18 4
PEREMPUAN 21 11 0
SMA N 1 BALIGE A. YA B.TIDAK DLL
LAKI-LAKI 17 12 3
PEREMPUAN 26 16 2
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi. Sedangkan siswa perempuan SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi. Sedangkan siswa perempuan SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Grafik 4.1a. intensitas guru anda menjelaskan infornasi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (22 orang) dan siswa perempuan (12 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka pernah sekali menjelaskan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Grafik 4.1b. intensitas guru anda menjelaskan infornasi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (16 orang) dan siswa perempuan (14 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka 2-5 kali pernah menjelaskan mengenai informasi Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Grafik 4.2a. Topik yang dijelaskan guru biologi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (12 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menjelaskan mengenai ekosistem Danau pada Danau Toba. Sedangkan siswa perempuan (8 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menjelaskan mengenai keanekaragaman hayati dan pencemaran lingkungan yang ada di Danau Toba.
Grafik 4.2b. Topik yang dijelaskan guru biologi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (20 orang) dan siswa perempuan (29 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menjelaskan keanekaragaman hayati yang ada di Danau Toba.
Tabel 4.2. Guru menyuruh mengambil tumbuhan maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba pada kawasan Kabupaten Balige untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium
Apakah guru anda menyuruh mengambil tumbuhan maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba pada kawasan kabupaten Balige untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium ?
SMA BTB A. YA B.TIDAK DLL
LAKI-LAKI 16 22 3
PEREMPUAN 17 11 4
SMA N 1 BALIGE A. YA B.TIDAK DLL
LAKI-LAKI 21 10 1
PEREMPUAN 24 18 2
Dari tabel atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium . Sedangkan siswa perempuan SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk lebih diteliti lebih lanjut di laboratorium.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium. Sedangkan siswa perempuan SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di teliti lebih Lanjut di laboratorium.
Grafik 4.3a. Aspek tumbuhan yang diamati di laboratorium
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (8 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah habitat hidupnnya. Sedangkan siswa perempuan (8 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah morfologi tumbuhan. Perbedaan jawaban antara siswa laki-laki dan siswa perempuan tersebut didasarkan perbedaan pemahaman konsep yang diberikan guru pada saat menjelaskan pelajaran.
Grafik 4.3b. Aspek tumbuhan yang diamati di laboratorium
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (16 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah habitat hidupnya. Sedangkan siswa perempuan (14 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah morfologi tumbuhan. Perbedaan jawaban antara siswa laki-laki dan siswa perempuan tersebut didasarkan perbedaan pemahaman konsep yang diberikan guru pada saat menjelaskan pelajaran.
Grafik 4.4a. Penggunaan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (26 orang) dan siswa perempuan (21 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menggunakan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan.
Grafik 4.4b. Penggunaan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (26 orang) dan siswa perempuan (31 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menggunakan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan.
Grafik 4.5a. Aspek yang menjadi landasan utama pembelajaran biologi
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (14 orang) dan siswa perempuan (13 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan yang menjadi landasan dalam pembelajaran adalah pembuangan sampah sembarangan di Danau.
Grafik 4.5b. Aspek yang menjadi landasan utama pembelajaran biologi
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (19 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan yang menjadi landasan dalam pembelajaran adalah pembuangan sampah di Danau Toba.
Berdasarkan data di atas menyebutkan bahwa guru mereka menggunakan informasi mengenai Danau Toba dalam pembelajaran biologi. Aspek yang dijadikan sebagai landasan dalam pembelajaran mengenai Danau Toba yaitu, mengenai pencemaran lingkungan yang ada di sekitar Danau Toba. Selain itu topik yang sering digunakan guru dalam pembelajaran biologi yaitu, tentang morfologi tumbuhan, pencemaran lingkungan, dan habitat tumbuhan yang ada di sekitar Danau Toba.
4.1.2. Kekayaan hayati dari Danau Toba yang Sudah dan Belum Digunakan sebagai Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran Biologi di SMA BTB dan SMA N 1 Balige Kawasan Soposurung Balige
Kekayaan hayati dari Danau Toba yang sudah dan belum digunakan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran biologi dapat dilihat dari analisis di bawah ini;
Grafik 4.6a. tumbuhan khas Danau Toba yang berasa di Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (31 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan tumbuhan khas yang banyak terdapat di sekitar Danau Toba adalah Enceng Gondok.
Grafik 4.6b. tumbuhan khas Danau Toba yang berasa di Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (27 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan tumbuhan khas yang banyak terdapat di sekitar Danau Toba adalah Enceng Gondok.
Grafik 4.7a. Hewan yang dikenal sebagai hewan khan Danau Toba yang berada di Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (37 orang) dan siswa perempuan (28 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan hewan khas yang banyak terdapat di Danau Toba adalah ikan mujahir.
Grafik 4.7b. Hewan yang dikenal sebagai hewan khan Danau Toba yang berada di Kecacmatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (30 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan hewan khas yang banyak terdapat di Danau Toba adalah ikan mujahir. Sedangkan siswa perempuan (35 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan hewan khas yang banyak terdapat di Danau Toba adalah ikan mas.
Grafik 4.8a. Kegiatan yang pernah dilakukan di laboratorium sekolah yang berkaitan dengan kekayaan alam Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (10 orang) dan siswa perempuan (10 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan mereka melakukan praktikum mengamati tumbuhan yang berasal dari Danau Toba di laboratorium IPA sekolah.
Grafik 4.8b. Kegiatan yang pernah dilakukan di laboratorium sekolah yang berkaitan dengan kekayaan alam Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (15 orang) dan siswa perempuan (13 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan mereka melakukan praktikum mengamati tumbuhan yang berasal dari Danau Toba di laboratorium IPA sekolah.
Grafik 4.9a. Pemanfaatan hasil alam yang ada di Danau Toba pada Kawasan Kecamatan Balige untuk membantu dalam belajar
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (24 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan mereka memanfaatkan Danau Toba untuk membuat kliping tentang Danau Toba dalam pembelajaran di sekolah.
Grafik 4.9b. Pemanfaatan hasil alam yang ada di Danau Toba pada Kawasan Kecamatan Balige untuk membantu dalam belajar
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (23 orang) dan siswa perempuan (32 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan mereka memanfaatkan Danau Toba untuk membuat kliping tentang Danau Toba dalam pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan data di atas menyatakan bahwa yang menjadi tanaman khas Danau Toba adalah enceng gondok dan bunga teratai, sedangkan yang menjadi hewan khas Danau Toba adalah ikan mujair, ikan pora-pora, dan ikan mas. Lalu aspek yang sering diamati di laboratorium IPA adalah morfologi dan habitat tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba. Selain itu, guru memberikan tugas membuat kliping mengenai Danau Toba.
4.1.3. Kreatifitas Siswa dan Guru dalam Upaya Melestarikan Danau Toba sebagai Kekayaan Alam dan Budaya Sumatera Utara melalui Pembelajaran Biologi di Sekolah Kawasan Soposurung Balige
Kreatifitas siswa dan guru dalam upaya melestarikan Danau Toba sebagai kekayaan alam dan budaya Sumatera Utara melalui pembelajaran biologi dapat dilihat ada analisis di bawah ini;
Tabel 4.3. Upaya menjaga kelestarian alam Danau Toba yang ada di kawasan Kabupaten Balige
Apa upaya anda dalam menjaga kelestarian alam Danau Toba yang ada di kawasan Kecamatan Balige?
SMA BTB a. Lebih menghargai alam b. Tidak membuang sampah di Danau lagi c. Mengurangi penggunaan KJA DLL
LAKI-LAKI 12 23 2 6
PEREMPUAN 6 21 3 2
SMA N 1 BALIGE a. Lebih menghargai alam b. Tidak membuang sampah di Danau lagi c. Mengurangi penggunaan KJA DLL
LAKI-LAKI 12 18 2 4
PEREMPUAN 21 21 0 4
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan Danau Toba adalah dengan tidak membuang sampah di Danau lagi. Sedangkan siswa perempuan SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan Danau Toba adalah dengan tidak membuang samapah di Danau lagi.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya dalam melestarikan lingkungan di Danau Toba adalah dengan tidak membuang sampah di Danau lagi. Sedangkan siswa perempuan SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya melestarikan lingkungan di Danau Toba adalah dengan tidak membuang sampah di Danau lagi.
Grafik 4.10a. Upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (30 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah dengan menanam pohon.
Grafik 4.10b. Upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (33 orang) dan siswa perempuan (11 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah menanam pohon.
Grafik 4.11a. Sekolah memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (12 orang) dan siswa perempuan (14 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan sekolah mereka memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba dengan membudidayakan tumbuhan dan hewan khas yang ada di Danau Toba kabupaten Balige.
Grafik 4.11b. Sekolah memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (22 orang) dan siswa perempuan (10 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan sekolah mereka memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba dengan membudidayakan tumbuhan dan hewan khas yang ada di Danau Toba kabupaten Balige.
Grafik 4.12a. Upaya sekolah dalam melestarikan kekayaan alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (13 orang) dan siswa perempuan (11 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya sekolah mereka dalam melestarikan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah dengan menjadikan Danau Toba sebagai biota hidup yang ada di kabupaten Balige.
Grafik 4.12b. Upaya sekolah dalam melestarikan kekayaan alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (15 orang) dan siswa perempuan (7 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya sekolah mereka dalam melestarikan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah dengan menjadikan Danau Toba sebagai sumber belajar Biologi.
Grafik 4.13a. Upaya melestarikan kekayaan alam yang ada di hutan sekitar Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (29 orang) dan siswa perempuan (25 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan untuk melestarikan kekayaan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige dengan ikut aktif menjaga lingkungan di sekitar hutan kawasan Danau Toba kecamatan Balige.
Grafik 4.13b. Upaya melestarikan kekayaan alam yang ada di hutan sekitar Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (31 orang) dan siswa perempuan (24 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan untuk melestarikan kekayaan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige dengan ikut aktif dalam menjaga lingkungan di sekitar hutan kawasan Danau Toba kecamatan Balige.
Berdasarkan data di atas menyebutkan bahwa siswa-siswa SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige sangat perduli akan lingkunagan Danau Toba yang ada di kawasan Kabupaten Balige. Tidak hanya para siswa, sekolah mereka juga perduli akan lingkungan Danau Toba yang ada di Kabupaten Balige. Bukan hanya lingkungan sekitar Danau Toba, mereka juga perduli pada kondisi Hutan yang ada di sekitar Danau Toba Kabupaten Balige. Usaha yang dilakukan untuk menjaga lingkungan Danau Toba dengan tidak membuang sampah di sekitar Danau Toba, dan juga menjadikan Danau Toba sebagai Biota hidup untuk pembelajaran di Sekolah.
Hasil Observasi Pembelajaran Biologi
Setelah melakukan observasi pembelajaran biologi di kelas, akan di analisis dengan mendeskripsikannya. Setelah di deskripsi didapat hasil;
Observasi dilaksanakan di SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige pada kelas X. Observasi pembelajaran dilakukan di kelas X-C SMA Negeri 1 Balige dan di kelas X-E SMA Swasta Bintang Timur Balige. Observasi pembelajaran biologi dilakukan oleh satu orang observer, yaitu peneliti sendiri.
Observasi pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Balige dilaksanakan di kelas X-C yang sebagai guru ruangan adalah ibu M. Purba sebagai guru biologi. Topik yang diajarkan mengenai Arthropoda, pada awal pembelajaran guru menjelaskan pembagian Atrhropoda dengan memberikan pertanyaan terlebih dahulu kepada siswa dan siswa menjawab pertanyaan guru. Guru menjelaskan ciri-ciri Arthropoda, dan menjelaskan pembagian dari Arthropoda. Guru memberikan pertanyaan seputar contoh-contoh kelas Arthropoda. Guru menjelaskan mengenai Insekta yang merupakan salah satu kelas Arthropoda, lalu guru menjelaskan ciri-ciri dari Insekta serta perbedaannya dari kelas Arthropoda yang lain. Guru menjelaskan mengenai Belalang, bentuk tubuh, respirasi, dan perkembangbiakan Belalang. Pada akhir pembelajaran guru menjelaskan kegunaan Insecta pada kehidupan sehari-hari, contohnya pada ordo Lepidoptera yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan tekstil.
Susunan ruang kelas terdiri atas, empat baris meja dan kursi, satu meja diisi oleh 2 orang siswa. Tata cara duduk siswa jenis kelamin laiki-laki duduk dengan yang laki-laki, sedangkan yang perempuan dengan perempuan. Letak meja guru sejajar dengan pintu, papan tulis berada sejajar dengan pintu masuk. Meja siswa diatur perbaris, satu baris diisi lima meja. Jumlah siswa ada 37 orang, dengan laki-laki sebanyak 17 orang dan siswa perempuan 20 orang.
Dalam pembelajaran Biologi yang dilakukan guru SMA Negeri 1 Balige, guru sudah mengajar dengan baik. Guru sudah lebih menyuruh siswa aktif belajar dengan memberikan pertanyaan dalam melakukan pembelajaran biologi. Selain itu, guru masih belum memanfaatkan media untuk pembelajaran di kelas. Guru mengajar dengan arah dari papan tulis ke meja siswa untuk bertanya pada siswa. Dari awal kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran guru hanya menuliskan contoh-contoh dan penjelasan pembelajaran di papan tulis. Jumlah siswa laki-laki dan perempuan hampir seimbang, sehingga aktifitas kegiatan kelas menjadi terkontrol dengan baik.
Dalam pembelajaran yang disampaikan guru di atas, guru tidak menggunakan media. Guru hanya menjelaskan materi dengan menuliskan penjelasan pelajaran di papan tulis. Walaupun menggunakan gambar yang digambar di papan tulis siswa memberi respon atas pada penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Observasi pembelajaran biologi di SMA Swasta Bintang Timur Balige dilaksanakan di kelas X-E, sebagai guru biologi adalah ibu M. Gultom. Topik yang diajarkan mengenai Plathyhelminthes, pada awal kegiatan pembelajaran Guru menjelaskan pembagian plathyhelminthes dengan memberikan pertanyaan terlebih dahulu kepada siswa. Lalu guru menjelaskan daur hidup Fasciola hepatica, dan dilanjutkan dengan cacing pita. Guru membuat gambar planaria dalam menyampaikan materi dan menjelaskan dimana planaria itu hidup dan bagaimana cara perkembangbiakannya. Siswa disuruh mencatat hasil keterangan yang disampaikan guru mengenai plathyhelminthes. Kemudian guru melanjutkan menerangkan materi mengenai Nemathelminthes, dalam menerangkan materi guru mengaitkannya dengan materi lain yang masih hangat diperbincangkan. Siswa bertanya pada guru dan guru menjawab dengan baik pertanyaan siswa.
Pada akhir pembelajaran guru menjelaskan materi Annelida, lalu menjelaskan mengenai klasifikasi annelida dan perbedaannya.
Susunan ruang kelas terdiri atas, empat baris meja dan kursi, satu meja diisi oleh 2 orang siswa. Tata cara duduk siswa ada yang berselang-seling, ada yang jenis kelaminnya sama. Letak meja guru berhadapan dengan pintu, papan tulis berada sejajar dengan pintu masuk. Meja siswa diatur perbaris, satu baris diisi lima meja. Jumlah siswa ada 40 orang, dengan laki-laki sebanyak 20 orang dan siswa perempuan 20 orang.
Dalam pembelajaran Biologi yang dilakukan guru SMA Negeri 1 Balige, guru sudah mengajar dengan baik. Guru sudah lebih menyuruh siswa aktif belajar dengan memberikan pertanyaan dalam melakukan pembelajaran biologi. Selain itu, guru masih belum memanfaatkan media untuk pembelajaran di kelas. Guru mengajar dengan arah dari papan tulis ke meja siswa untuk bertanya pada siswa. Dari awal kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran guru hanya mengambarkan contoh-contoh dan penjelasan pembelajaran di papan tulis. Jumlah siswa laki-laki dan perempuan seimbang, sehingga aktifitas kegiatan kelas menjadi terkontrol dengan baik.
Dalam pembelajaran yang disampaikan guru di atas, guru tidak menggunakan media. Guru hanya menjelaskan materi dengan mengguankan gambar yang digambar di papan tulis. Walaupun menggunakan gambar yang digambar di papan tulis siswa memberi respon atas pada penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Hasil Observasi Lingkungan Sekolah
Observasi lingkungan sekolah yang dilakukan di SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige dilakukan oleh peneliti sendiri. Lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Balige terdiri atas 15 kelas, satu laboratorium IPA, satu laboratorium Bahasa, ruang guru, ruang tata usaha, satu aula sekolah, satu pendopo sekolah, satu perpustakaan, dua kantin sekolah. Sekolah SMA Negeri 1 Balige memiliki taman sekolah, yang berisi berbagai jenis tanaman hias yang tersusun dengan rapi dan bersih.
SMA Negeri 1 Balige memiliki lingkungan sekolah yang sejuk, karena SMA Negeri 1 Balige memiliki koleksi tanaman yang kaya. Selain itu tanaman tadi tersusun rapi di sekeliling sekolah. Hal tersebut di dukung oleh letak sekolah yang berada di daerah pengunungan yang indah, sehingga suasana sekolah terasa lebih sejuk. Selain itu, tatanan ruang sekolah yang tersusun rapi dan bersih. Laboratorium terletak di bagian belakang sekolah, ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha ada di bagain depan sekolah. Perpustakaan berada di bagian depan sekolah berdekatan dengan tempat parkir sepeda motor.
Suasana lingkungan SMA Negeri 1 Balige sangat cocok untuk lingkungan belajar yang nyaman. Karena lingkungan yang sejuk, dan dapat digunakan untuk pembelajaran biologi di sekolah.
Observasi lingkungan sekolah SMA Swasta Bintang Timur Balige dilakukan oleh peneliti. Lingkungan sekolah SMA Swasta Bintang Timur Balige terdiri atas 18 ruang kelas, satu laboratorium IPA, perpustakaan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, dua kantin sekolah. SMA Swasta Bintang Timur Balige memiliki taman sekolah, yang berisi berbagai jenis tanaman hias yang tertata rapi dan bersih.
SMA Swasta Bintang Timur Balige memiliki lingkungan sekolah yang sejuk, karena SMA Swasta Bintang Timur Balige memiliki koleksi tanaman yang kaya. Selain itu tanaman tadi tersusun rapi di sekeliling sekolah. Hal tersebut di dukung oleh letak sekolah yang berada di daerah pengunungan yang indah dan letaknya tepat di atas kawasan Danau Toba sehingga Danau Toba dapat dipandang langsung dari belakang sekolah, hal tersebut yang membuat suasana sekolah terasa lebih sejuk. Selain itu, tatanan ruang sekolah yang tersusun rapi dan bersih. Laboratorium terletak di bagian belakang sekolah, ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha ada di bagain depan sekolah. Perpustakaan berada di bagian tengah sekolah.
Suasana lingkungan SMA Swasta Bintang Timur Balige sangat cocok untuk lingkungan belajar yang nyaman. Karena lingkungan yang sejuk, dan dapat digunakan untuk pembelajaran biologi di sekolah karena letaknya yang berada di atas kawasan Danau Toba.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
1. Danau Toba sudah di manfaatkan sebagai sumber belajar di sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige dengan menggunakan informasi mengenai Danau Toba dalam pembelajaran biologi. Sedangkan Danau Toba digunakan sebagai media pembelajaran dapat dilihat dari tugas yang diberikan guru untuk mengambil tananan dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk ditindak lanjuti di laboratorium sekolah
2. Danau Toba sudah dimanfaatkan sebagai sarana dan sumber belajar biologi pada topik kenekaragaman hayati, hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa pada soal no 6 yang menyatakan guru mereka menggunakan Danau Toba dalam pembelajaran keanekaragaman hayati. Selain itu aspek yang sering diamati dari keanekaragaman hayati Danau Toba adalah habitat hidup dari tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba, juga mengenai pencemaran lingkungan di sekitar Danau Toba tersebut.
3. Danau Toba sudah digunakan sebagai media pembelajaran biologi di SMA dapat dilihat dari jawaban siswa yang menyatakan guru mereka kerap kali menyuruh untuk mengambil tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk diamati di sekolah dan mereka mengetahui tanaman dan hewan khas yang ada di sekitar Danau Toba. Akan tetapi guru masih belum bisa memanfaatkan Danau Toba untuk membuat media yang lebih menarik untuk pembelajaran Biologi
4. Kekayaan hayati dari Danau Toba masih belum dapat di gunakan secara maksimal dalam pembelajaran biologi. Masih hanya sekitar mengamati morfologi tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba saja dan juga mengenai pencemaran lingkungan terjadi di Danau Toba tersebut.
5. Dalam melestarikan Danau Toba guru, siswa, maupun sekolah sudah memanfaatkan tanaman dan hewan khas Danau Toba sebagai sumber belajar dan juga membudidayakannya serta menjadikan Danau Toba sebagai Biota hidup yang ada di Kecamatan Balige.
SARAN
Adapun saran yang ingin saya sampaikan adalah
1. Penelitian ini dapat dijadikan batu loncatan bagi penelitian-penelitian yang lainnya, sehingga penelitian ini tidak putus sampai di penelitian ini saja.
2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi sekolah yang terlibat dalam perencanaan pembelajaran yang akan disampaikan di depan kelas.
3. Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pembaca, dan tertarik untuk melanjuti penelitian ini.
4. Penelitian ini dapat dijadikan batu loncatan untuk penelitian lain dengan memasukkan pengelolaan Danau Toba dalam angket yang akan dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Safwa.2005. Pengantar Psikologi Pendidikan. Penerbit Pena : Banda Aceh
Anitah, Sri. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Penerbit Universitas Terbuka : Jakarta
Annoname. 2008. Kerusakan Ekosistem Danau Toba Sulit dikendalikan. Harian Berita Sore, Sabtu, 20 Juni 2008. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Annoname.2008. Kerusakan Ekosistem Danau Toba Sulit dikendalikan Akibat Ekonomi Masyarakat. Harian SIB, 4 April 2008. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Azhie. 2008. Teori Belajar. Htp//www.google.com
Ali, Lee. 2008. Pemandangan Danau Toba. Htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Basuki, Kukuh. 2006. Membangaun Pengalaman dengan Media. Htp//www.google. com. Acsess in 18-12-2008
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Stategi Belajar Mengajar. Penerbit Rhineka Cipta : Jakarta
Djulia, Ely. 2008. Survey Baseline Danau Toba sebagai Media dan Sumber Belajar Biologi di SMA tentang Ekostem dan Konservasi Alam di Sekitar Danau Toba Sumatera Utara. Proposal penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan
Hamalik, Oemar.2004. Proses Belajar Mengajar. Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta
Holil, Anwar.2008. Teori Belajar Konstruktivisme. Htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit PT Dunia Pustaka Jaya : Jakarta
Kherid, Zaitun Y. A. Sumber Belajar dari Berbagai Macam Sumber. Htp//www.google.com. acsess in 24-05-2009
Laria, Kartika. 2008. Media Pembelajaran. Htp//www.google.com
Nusantara. 2008. Kerambah Jaring di Danau Toba tak Ganggu Pariwisata dan Ekosistem. Harian Kompas, Selasa, 10 Oktober 2006. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2009
Siagian, Oscar. 2006. Politisi tidak Pernah Percaya akan Ucapan Mereka Sendiri, karena itulah Mereka Sangat Terkejut bila Rakyat Mempercayainya, harian SIB, Rabu, 29 Maret 2006. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2009
Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Pendidikan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Penerbit PT RajaGrafindo Persada : Jakarta
Langganan:
Komentar (Atom)