PEMANFAATAN DANAU TOBA SEKITAR BALIGE SEBAGAI
SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN
BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 DAN SMA
SWASTABINTANG TIMUR BALIGE
OLEH :
NAMA : RETNITA ERNAYANI LBS
NIM : 05311547
PROGRAM STUDI : PEND. BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2009
PEMANFAATAN DANAU TOBA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN
MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI 1
BALIGE DAN SMA SWASTA BINTANG TIMUR BALIGE
TAHUN PEMBELAJARAN 2008/2009
Retnita Ernayani Lbs (05311547)
ABSTRAK
Pemanfaatan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran biologi di SMA dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X SMA yang ada di Kabupaten Balige dengan memberikan angket dan melakukan observasi pembelajaran Biologi di kelas.
Pemanfaatan Danau Toba sebagai sumber belajar belajar dan media pembelajaran biologi diketahui dari jawaban siswa terhadap angket yang diberikan dan juga dari observasi pembelajaran biologi di kelas yang dilakukan oleh guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sering menggunakan informasi Danau Toba dalam pembelajaran biologi, menyuruh siswa mengambil tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di amati di laboratorium. Selain itu, guru masih belum menggunakan media dalam pembelajaran di kelas.
Dengan melihat keberhasilan penenelitian ini, maka perlu difikirkan untuk mengembangkan pembelajaran mengenai Danau Toba dalam pembelajaran biologi di sekolah, maupun mata pembelajaran yang lainnya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayahnya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada saya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul PEMANFAATAN DANAU TOBA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 BALIGE DAN SMA SWASTA BINTANG TIMUR BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2008/2009, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada ibu DR. Ely Djuli, MP.d sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya sejak awal penelitian sampai dengan selesai penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan pada kedua orang tua saya, adik-adik saya, teman-teman saya seperti Jodi dan Imelda Rina yang selama ini menemani saya waktu penelitian, kak Eka dan Rina temen satu pembimbing skripsi yang selalu memberikan semangat, sahabat-sahabat saya yang selalu support pada saya, serta para penguji saya yang memberikan pengarahan dan membimbing dalam perbaikan skripsi saya. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan pada kepala sekolah SMA N 1 Balige dan SMA Swasta BTB dan guru-guru yang membimbing saya dalam penelitian di Balige, serta juga teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu terima kasih atas bantuan dan semangat yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan studi di Unimed.
Saya telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun saya menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2009
Penulis
Retnita Ernayani Lbs
Latar Belakang Masalah
Dalam KTSP, siswa dituntut lebih aktif dalam mencari masalah dan menyelesaikan masalah baik yang ada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Berarti siswa dituntut belajar aktif, sehingga media yang digunakan harus lebih baik. Dalam penggunaan media pembelajaran tidak hanya mengandalkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, lingkungan luar, alam sekitar, maupun fenomena alam dapat dijadikan sumber media pembelajaran yang baik bagi siswa.
Sumatera Utara merupaka provinsi yang memiliki fenomena alam yang besar, salah satunya adalah Danau Toba. Danau Toba dilihat dari aspek pariwisata merupakan daerah yang sangat indah, selain itu Danau Toba juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang sangat efektif. Danau Toba adalah salah satu daerah yang memiliki keanekaragaman ekosistem yang sangat menarik untuk dipelajari.
Danau Toba merupakan salah satu danau terbesar di dunia, serta terbesar dan terpopuler di Indonesia. Danau itu seperti lautan yang luasnya lebih kurang 100 km x 30 km2. Di tengah danau itu, ada sebuah pulau yang besar, yaitu Pulau Samosir yang berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (Siagian, 29-03-2006).
Pada aspek hidrologis, Danau Toba merupakan sebuah kawasan Daerah Tangkapan Air-DTA (Catchment Area) raksasa dan sangat vital bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Jumlah debit air yang masuk dan yang keluar seimbang, menjadikan kondisi air Danau Toba sangat stabil. Akan tetapi, dengan ulah manusia, keseimbangan ini menjadi terganggu. Akibatnya permukaan air di Danau Toba mengalami fluktuasi.
Kemudian, dilihat dari segi hutan dan vegetasinya Danau Toba juga memiliki ciri tersendiri. Hal ini terlihat dari hutan di sektar Danau Toba yang sangat luas sebagai daerah Tangkapan Air Danau Toba. Dari sekitar 260.154 Ha, kurang lebih 94.196 Ha terdiri dari hutan primer dan sekunder. Sedangkan sisanya adalah daratan kering, lahan terbuka dan rawa (Siagian, 29-03-2006).
Walaupun Danau Toba digunakan sebagai pusat pariwisata, ternyata Danau Toba juga dapat digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi yang efektif. Hal tersebut dapat di lihat dari banyaknya spesies tanaman yang ada sekitar Danau Toba yang menjadi tanaman khas yang sudah ada tumbuh di sekitarnya. Selain itu, akibat kebakaran hutan yang ada di sekitar Danau Toba beberapa tahun lalu membuat jalan-jalan sepanjang Danau Toba tersebut sering terjadi tanah longsor jika musim hujan tiba, dan banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidup pada Kerambah Jaring Apung (KJA) sehingga terjadi pencemaran air Danau Toba yang berdampak pada rusaknya ekosistem Danau itu sendiri.
Hal-hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang efektif digunakan dalam pembelajaran Biologi. Sehingga siswa dapat lebih mengenal Danau Toba sebagai tempat belajar yang menarik dan tempat wisata yang menyenangkan. Kita dapat melihat pada penelitian sebelumnya yang berjudul “Survey Baseline Danau Toba sebagai Media dan Sumber Belajar Biologi di SMA tentang Ekosistem dan Konservasi Alam di Sekitar Danau Toba Sumatera Utara” Djulia, 2008 , didapat informasi bahwa siswa-siswi SMA Negeri 1 Sipangonbolon Girsang dan SMA HKBP Girsang bertempat tinggal sekitar lebih dari 1000m dari Danau Toba. Bagi siswa-siswi SMA tersebut Danau Toba sering dijadikan tempat bermain, dan mereka hampir setiap minggunya mengunjungi Danau Toba. Mereka memperoleh informasi tentang Danau Toba dari orang tua mereka dengan menceritakan pengalaman leluhur mereka yang dari dulu tinggal di sekitar kawasan Danau Toba.
Para siswa ini sejak mereka sekolah dasar guru mereka selalu memberikan tugas mengenai Danau Toba sampai mereka SMA. Pada Sekolah Dasar mereka diberi tugas untuk melukis pemandangan alam Danau Toba, pada Sekolah Menengah Pertama mereka diberi tugas membuat kliping mengenai informasi Danau Toba, dan pada Sekolah Menengah Atas mereka diberi tugas mencatat hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar Danau Toba. Hal ini berarti guru mereka sering menggunakan informasi tentang Danau Toba dengan baik, sehingga siswa lebih faham karakteristik daerah kawasan Danau Toba itu. Dan mereka menyadari bahwa Danau Toba dapat dijadikan sumber pengetahuan IPA selain sebagai bidang pariwisata.
Pada umumnya guru-guru di SMA Negeri 1 sipangonbolon dan guru SMA HKBP Girsang menggunakan informasi Danau Toba pada topik pelajaran keanekaragaman hayati dan pencemaran lingkungan. Selain itu guru juga memanfaatkan laboratorium IPA untuk lebih mengenalkan tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba. Sekolah menyelenggarakan study tour untuk lebih mengenalkan Danau Toba pada siswa-siswi di sekolahnya. Selain itu para siswa sangat bangga memiliki Danau Toba sebagai kekayaan alam yang ada di Sumatera Utara.
Selain hal di atas, di dapat data bahwa tanaman yang menjadi tanaman khas Danau Toba yang ada di kawasanan parapat adalah tanaman enceng gondok, yang menjadi hewan khas Danau Toba yang ada di kawasan parapat adalah ikan mujahir. Hal tersebut membuktikan bahwa para siswa mengetahui apa yang menjadi tanaman dan hewan khas Danau Toba yang ada di kawasan Parapat, kecamatan Girsang Sipongonbolon.
Danau Toba sebagai kawasan pariwisata yang sangat ramai, juga dapat di manfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di sekolah. Kesuksesan penelitian sebelumnya yang sudah terlaksana dengan baik, sehingga penelitian akan dilanjutkan di wilayah Danau Toba yang lain.
Sesuai dengan kutipan di atas bahwa siswa/i dan guru yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Girsang Sipongonbolon dan SMA Swasta HKBP yang terletak di kecamatan Girsang Sipongonbolon sudah menggunakan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui apakah Danau Toba digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di SMA untuk Wilayah Kecamatan Balige khususnya daerah Soposurung Balige. Peneliti telah melakukan observasi di sekolah SMA N 1 Belige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige, didapat bahwa dalam pembelajaran biologi di kelas, guru masih belum menggunakan media pembelajaran dengan baik dan masih belum dapat memanfaatkan informasi Danau Toba dalam pembelajaran tersebut. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran biologi di kelas, dan hanya menjelaskan pelajaran dengan menulis di papan tulis . Sehingga penelitian ini berjudul : “Pemanfaatan Danau Toba sebagai Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Biologi di Kelas X SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige Tahun Pembelajaran 2008/2009.”
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Danau Toba belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi untuk wilayah Kabupaten Balige khususnya daerah Soposurung, walaupun jarak antara sekolah ke Danau Toba itu dekat.
2. Danau Toba belum dijadikan tempat kegiatan aktivitas belajar mengajar guru Biologi untuk materi pokok keanekaragaman hayati pada daerah Soposurung di Kabupaten Balige.
3. Lingkungan Danau Toba belum dimaanfaatkan sebagai sarana belajar siswa dalam kegiatan pembuatan media pembelajaran Biologi untuk materi pokok keanekaragaman hayati pada daerah Soposurung di Kabupaten Balige.
4. Danau Toba masih dijadikan sebagai pusat pariwisata di kawasan Soposurung Balige .
Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah, maka peneliti membatasi pada Pemanfaatan Danau Toba di daerah Soposurung Kabupaten Balige sebagai media pembelajaran Biologi untuk materi pokok keanekaragaman hayati pada tingkat sekolah menengah. Dengan subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige di Kabupaten Balige Tahun Pembelajaran 2008/2009.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Danau Toba dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di kelas X SMA Kabupaten Balige pada topik keanekaragaman hayati?
2. Apakah Danau Toba dimanfaatkan sebagai sarana dan sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA pada topik keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana Danau Toba digunakan sebagai media dalam pembelajaran Biologi di SMA?
4. Kekayan hayati apa dari Danau Toba yang sudah dan belum digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA?
5. Bagaimana kreatifitas siswa dan guru dalam upaya melestarikan Danau Toba sebagai kekayaan alam dan budaya Sumatera Utara melalui pembelajaran Biologi di sekolah?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana Danau Toba dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di kelas X SMA Kabupaten Balige pada topik keanekaragaman hayati.
2. Apakah Danau Toba dimanfaatkan sebagai sarana dan sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA pada topik keanekaragaman hayati.
3. Bagaimana Danau Toba digunakan sebagai media pembelajaran Biologi di SMA.
4. Kekayaan hayati apa dari Danau Toba yang sudah dan belum digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Biologi di SMA.
5. Bagaimana kreatifitas siswa dan guru dalam upaya melestarikan Danau Toba sebagai kekayaan alam dan budaya Sumatera Utara melalui pembelajaran Biologi di sekolah.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Bahan masukan bagi guru Biologi agar dapat lebih memanfaatkan keanekaragaman hayati flora dan fauna Danau Toba sebagai media pembelajaran di sekolah.
2. Memberikan gambaran pada masyarakat setempat bahwa Danau Toba bisa dijadikan bahan pembelajaran yang baik bagi anak-anak mereka, selain untuk pariwisata.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan di SMA Negeri 1 Balige yang beralamat di Jl. Kartini Soposurung Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige yang beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantara Balige. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 April sampai 26 Juni 2009.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 ada 6 kelas dan kelas X SMA Swasta Bintang Timur Balige ada 7 kelas tahun pembelajaran 2008-2009.
Sampel
Sampel yang diambil sebanyak 2 kelas yang berjumlah 80 orang di masing-masing sekolah. Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak.
Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Melakukan observasi lingkungan fisik sekolah, kondisi ruangan kelas, kondisi laboratorium sekolah, dan lingkungan sekitar sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige
2. Melakukan observasi di lingkungan sekitar Danau Toba selama 1 hari, yang diamati adalah jenis tanaman dan jenis hewan yang hidup disekitar Danau Toba yang ada di kawasan Soposurung Kabupaten Balige
3. Pengambilan data dengan memberikan angket kepada siswa
4. Melakukan observasi pembelajaran Biologi di kelas X-E SMA Swasta Bintang Timur Balige (BTB) dan kelas X-C SMA Negeri 1 Balige kawasan Soposurung Balige
5. Membuat analisis data, diskusi, dan pembahasan
Skema 3.1. Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian
Angket
Angket yang digunakan bertujuan untuk melihat apakah di sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Bintang Timur Balige sudah menggunakan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Angket yang digunakan terdiri atas angket siswa dan angket guru mengenai pemanfaatan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran di SMA Negeri 1 dan SMA Swasta Bintang Timur Balige.
Kisi-Kisi Angket
NO ASPEK STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR JUMLAH SOAL NO SOAL
1
2
3
Pembelajaran memakai
Danau Toba
Danau Toba
Sekolah
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
3.2. Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam 1. Memberi contoh.. keanekaragaman hayati Indonesia
2. Menjelaskan fungsi hutan hujan tropis bagi kehidupan
3. Menjelaskan usaha pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia
14 soal
3 soal
3 soal 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19
12, 13, 20
1, 9, 10
Observasi Pembelajaran
Lembar observasi digunakan untuk melihat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas.
Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptik analitik dengan bantuan program SPSS 13. Kemudian data akan diproses sampai mendapatkan hasil dari data penelitian yang sudah ada.
Data hasil penelitian ada 3 jenis, yaitu :
1. Data angket siswa
2. Data hasil observasi pembelajaran Biologi di kelas
3. Data hasil observasi lingkungan fisik sekolah dan sekitarnya
Data hasil angket yang diberikan ke siswa akan di analisis dengan menggunakan bantuan SPSS 13. Data yang sudah dikumpulkan dari angket siswa dibuat dalam suatu tabel lalu diolah dengan bantuan SPSS 13 sampai mendapatkan grafik. Lalu grafik dideskriftifkan berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada grafik analisisnya.
Data hasil observasi pembelajaran Biologi di kelas, dideskriftifkan berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer di kelas saat melakukan observasi. Lalu memberikan gambaran terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan petunjuk lembar observasi.
Data hasil observasi lingkungan sekolah dideskriftifkan berdasarkan pengamatan yang dilakukan di sekolah dan juga melalui wawancar dengan guru biologi yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige.
Setelah melakukan penelitian, hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa aspek. Di antaranya adalah hasil angket siswa, hasil observasi pembelajaran biologi, dan hasil pengamatan lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini di analisis dengan menggunakan SPSS 13 untuk hasil angket, dan deskripsi untuk hasil observasi pembelajaran biologi dan observasi lingkungan sekolah.
Hasil Angket Siswa
Hasil angket siswa yang sudah di analisis akan dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu;
4.1.1. Penggunaan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran Biologi di SMA Swasta Bintang Timur Balige (BTB) dan SMA Negeri 1 Balige
Untuk melihat penggunaan Danau Toba sebagai sumber belajar dan media pembelajaran biologi, dapat dilihat dari beberapa analisis di bawah ini;
Table 4.1. Penggunaan informasi Danau Toba dalam pembelajaran
Apakah guru Biologi anda menggunakan informasi Danau Toba dalam pembelajaran?
SMA BTB A. YA B. TIDAK DLL
LAKI-LAKI 19 18 4
PEREMPUAN 21 11 0
SMA N 1 BALIGE A. YA B.TIDAK DLL
LAKI-LAKI 17 12 3
PEREMPUAN 26 16 2
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi. Sedangkan siswa perempuan SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi. Sedangkan siswa perempuan SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka memberikan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Grafik 4.1a. intensitas guru anda menjelaskan infornasi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (22 orang) dan siswa perempuan (12 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka pernah sekali menjelaskan informasi mengenai Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Grafik 4.1b. intensitas guru anda menjelaskan infornasi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (16 orang) dan siswa perempuan (14 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka 2-5 kali pernah menjelaskan mengenai informasi Danau Toba pada pembelajaran biologi.
Grafik 4.2a. Topik yang dijelaskan guru biologi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (12 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menjelaskan mengenai ekosistem Danau pada Danau Toba. Sedangkan siswa perempuan (8 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menjelaskan mengenai keanekaragaman hayati dan pencemaran lingkungan yang ada di Danau Toba.
Grafik 4.2b. Topik yang dijelaskan guru biologi tentang Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (20 orang) dan siswa perempuan (29 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menjelaskan keanekaragaman hayati yang ada di Danau Toba.
Tabel 4.2. Guru menyuruh mengambil tumbuhan maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba pada kawasan Kabupaten Balige untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium
Apakah guru anda menyuruh mengambil tumbuhan maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba pada kawasan kabupaten Balige untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium ?
SMA BTB A. YA B.TIDAK DLL
LAKI-LAKI 16 22 3
PEREMPUAN 17 11 4
SMA N 1 BALIGE A. YA B.TIDAK DLL
LAKI-LAKI 21 10 1
PEREMPUAN 24 18 2
Dari tabel atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium . Sedangkan siswa perempuan SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk lebih diteliti lebih lanjut di laboratorium.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di teliti lebih lanjut di laboratorium. Sedangkan siswa perempuan SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menyuruh mengambil tanaman maupun hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk di teliti lebih Lanjut di laboratorium.
Grafik 4.3a. Aspek tumbuhan yang diamati di laboratorium
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (8 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah habitat hidupnnya. Sedangkan siswa perempuan (8 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah morfologi tumbuhan. Perbedaan jawaban antara siswa laki-laki dan siswa perempuan tersebut didasarkan perbedaan pemahaman konsep yang diberikan guru pada saat menjelaskan pelajaran.
Grafik 4.3b. Aspek tumbuhan yang diamati di laboratorium
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (16 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah habitat hidupnya. Sedangkan siswa perempuan (14 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan aspek yang diamati di laboratorium dari tumbuhan maupun hewan adalah morfologi tumbuhan. Perbedaan jawaban antara siswa laki-laki dan siswa perempuan tersebut didasarkan perbedaan pemahaman konsep yang diberikan guru pada saat menjelaskan pelajaran.
Grafik 4.4a. Penggunaan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (26 orang) dan siswa perempuan (21 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan guru mereka menggunakan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan.
Grafik 4.4b. Penggunaan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (26 orang) dan siswa perempuan (31 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan guru mereka menggunakan Danau Toba dalam pembelajaran pencemaran lingkungan.
Grafik 4.5a. Aspek yang menjadi landasan utama pembelajaran biologi
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (14 orang) dan siswa perempuan (13 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan yang menjadi landasan dalam pembelajaran adalah pembuangan sampah sembarangan di Danau.
Grafik 4.5b. Aspek yang menjadi landasan utama pembelajaran biologi
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (19 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan yang menjadi landasan dalam pembelajaran adalah pembuangan sampah di Danau Toba.
Berdasarkan data di atas menyebutkan bahwa guru mereka menggunakan informasi mengenai Danau Toba dalam pembelajaran biologi. Aspek yang dijadikan sebagai landasan dalam pembelajaran mengenai Danau Toba yaitu, mengenai pencemaran lingkungan yang ada di sekitar Danau Toba. Selain itu topik yang sering digunakan guru dalam pembelajaran biologi yaitu, tentang morfologi tumbuhan, pencemaran lingkungan, dan habitat tumbuhan yang ada di sekitar Danau Toba.
4.1.2. Kekayaan hayati dari Danau Toba yang Sudah dan Belum Digunakan sebagai Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran Biologi di SMA BTB dan SMA N 1 Balige Kawasan Soposurung Balige
Kekayaan hayati dari Danau Toba yang sudah dan belum digunakan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran biologi dapat dilihat dari analisis di bawah ini;
Grafik 4.6a. tumbuhan khas Danau Toba yang berasa di Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (31 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan tumbuhan khas yang banyak terdapat di sekitar Danau Toba adalah Enceng Gondok.
Grafik 4.6b. tumbuhan khas Danau Toba yang berasa di Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (27 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan tumbuhan khas yang banyak terdapat di sekitar Danau Toba adalah Enceng Gondok.
Grafik 4.7a. Hewan yang dikenal sebagai hewan khan Danau Toba yang berada di Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (37 orang) dan siswa perempuan (28 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan hewan khas yang banyak terdapat di Danau Toba adalah ikan mujahir.
Grafik 4.7b. Hewan yang dikenal sebagai hewan khan Danau Toba yang berada di Kecacmatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (30 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan hewan khas yang banyak terdapat di Danau Toba adalah ikan mujahir. Sedangkan siswa perempuan (35 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan hewan khas yang banyak terdapat di Danau Toba adalah ikan mas.
Grafik 4.8a. Kegiatan yang pernah dilakukan di laboratorium sekolah yang berkaitan dengan kekayaan alam Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (10 orang) dan siswa perempuan (10 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan mereka melakukan praktikum mengamati tumbuhan yang berasal dari Danau Toba di laboratorium IPA sekolah.
Grafik 4.8b. Kegiatan yang pernah dilakukan di laboratorium sekolah yang berkaitan dengan kekayaan alam Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (15 orang) dan siswa perempuan (13 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan mereka melakukan praktikum mengamati tumbuhan yang berasal dari Danau Toba di laboratorium IPA sekolah.
Grafik 4.9a. Pemanfaatan hasil alam yang ada di Danau Toba pada Kawasan Kecamatan Balige untuk membantu dalam belajar
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (24 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan mereka memanfaatkan Danau Toba untuk membuat kliping tentang Danau Toba dalam pembelajaran di sekolah.
Grafik 4.9b. Pemanfaatan hasil alam yang ada di Danau Toba pada Kawasan Kecamatan Balige untuk membantu dalam belajar
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (23 orang) dan siswa perempuan (32 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan mereka memanfaatkan Danau Toba untuk membuat kliping tentang Danau Toba dalam pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan data di atas menyatakan bahwa yang menjadi tanaman khas Danau Toba adalah enceng gondok dan bunga teratai, sedangkan yang menjadi hewan khas Danau Toba adalah ikan mujair, ikan pora-pora, dan ikan mas. Lalu aspek yang sering diamati di laboratorium IPA adalah morfologi dan habitat tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba. Selain itu, guru memberikan tugas membuat kliping mengenai Danau Toba.
4.1.3. Kreatifitas Siswa dan Guru dalam Upaya Melestarikan Danau Toba sebagai Kekayaan Alam dan Budaya Sumatera Utara melalui Pembelajaran Biologi di Sekolah Kawasan Soposurung Balige
Kreatifitas siswa dan guru dalam upaya melestarikan Danau Toba sebagai kekayaan alam dan budaya Sumatera Utara melalui pembelajaran biologi dapat dilihat ada analisis di bawah ini;
Tabel 4.3. Upaya menjaga kelestarian alam Danau Toba yang ada di kawasan Kabupaten Balige
Apa upaya anda dalam menjaga kelestarian alam Danau Toba yang ada di kawasan Kecamatan Balige?
SMA BTB a. Lebih menghargai alam b. Tidak membuang sampah di Danau lagi c. Mengurangi penggunaan KJA DLL
LAKI-LAKI 12 23 2 6
PEREMPUAN 6 21 3 2
SMA N 1 BALIGE a. Lebih menghargai alam b. Tidak membuang sampah di Danau lagi c. Mengurangi penggunaan KJA DLL
LAKI-LAKI 12 18 2 4
PEREMPUAN 21 21 0 4
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan Danau Toba adalah dengan tidak membuang sampah di Danau lagi. Sedangkan siswa perempuan SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan Danau Toba adalah dengan tidak membuang samapah di Danau lagi.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya dalam melestarikan lingkungan di Danau Toba adalah dengan tidak membuang sampah di Danau lagi. Sedangkan siswa perempuan SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya melestarikan lingkungan di Danau Toba adalah dengan tidak membuang sampah di Danau lagi.
Grafik 4.10a. Upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (30 orang) dan siswa perempuan (20 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah dengan menanam pohon.
Grafik 4.10b. Upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (33 orang) dan siswa perempuan (11 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya mengatasi kerusakan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah menanam pohon.
Grafik 4.11a. Sekolah memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (12 orang) dan siswa perempuan (14 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan sekolah mereka memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba dengan membudidayakan tumbuhan dan hewan khas yang ada di Danau Toba kabupaten Balige.
Grafik 4.11b. Sekolah memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (22 orang) dan siswa perempuan (10 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan sekolah mereka memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar Danau Toba dengan membudidayakan tumbuhan dan hewan khas yang ada di Danau Toba kabupaten Balige.
Grafik 4.12a. Upaya sekolah dalam melestarikan kekayaan alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (13 orang) dan siswa perempuan (11 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan upaya sekolah mereka dalam melestarikan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah dengan menjadikan Danau Toba sebagai biota hidup yang ada di kabupaten Balige.
Grafik 4.12b. Upaya sekolah dalam melestarikan kekayaan alam yang ada di sekitar Danau Toba
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (15 orang) dan siswa perempuan (7 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan upaya sekolah mereka dalam melestarikan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige adalah dengan menjadikan Danau Toba sebagai sumber belajar Biologi.
Grafik 4.13a. Upaya melestarikan kekayaan alam yang ada di hutan sekitar Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (29 orang) dan siswa perempuan (25 orang) SMA Bintang Timur Balige (BTB) menyatakan untuk melestarikan kekayaan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige dengan ikut aktif menjaga lingkungan di sekitar hutan kawasan Danau Toba kecamatan Balige.
Grafik 4.13b. Upaya melestarikan kekayaan alam yang ada di hutan sekitar Danau Toba Kecamatan Balige
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kebanyakan siswa laki-laki (31 orang) dan siswa perempuan (24 orang) SMA Negeri 1 Balige menyatakan untuk melestarikan kekayaan hutan yang ada di kawasan Danau Toba kabupaten Balige dengan ikut aktif dalam menjaga lingkungan di sekitar hutan kawasan Danau Toba kecamatan Balige.
Berdasarkan data di atas menyebutkan bahwa siswa-siswa SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige sangat perduli akan lingkunagan Danau Toba yang ada di kawasan Kabupaten Balige. Tidak hanya para siswa, sekolah mereka juga perduli akan lingkungan Danau Toba yang ada di Kabupaten Balige. Bukan hanya lingkungan sekitar Danau Toba, mereka juga perduli pada kondisi Hutan yang ada di sekitar Danau Toba Kabupaten Balige. Usaha yang dilakukan untuk menjaga lingkungan Danau Toba dengan tidak membuang sampah di sekitar Danau Toba, dan juga menjadikan Danau Toba sebagai Biota hidup untuk pembelajaran di Sekolah.
Hasil Observasi Pembelajaran Biologi
Setelah melakukan observasi pembelajaran biologi di kelas, akan di analisis dengan mendeskripsikannya. Setelah di deskripsi didapat hasil;
Observasi dilaksanakan di SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige pada kelas X. Observasi pembelajaran dilakukan di kelas X-C SMA Negeri 1 Balige dan di kelas X-E SMA Swasta Bintang Timur Balige. Observasi pembelajaran biologi dilakukan oleh satu orang observer, yaitu peneliti sendiri.
Observasi pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Balige dilaksanakan di kelas X-C yang sebagai guru ruangan adalah ibu M. Purba sebagai guru biologi. Topik yang diajarkan mengenai Arthropoda, pada awal pembelajaran guru menjelaskan pembagian Atrhropoda dengan memberikan pertanyaan terlebih dahulu kepada siswa dan siswa menjawab pertanyaan guru. Guru menjelaskan ciri-ciri Arthropoda, dan menjelaskan pembagian dari Arthropoda. Guru memberikan pertanyaan seputar contoh-contoh kelas Arthropoda. Guru menjelaskan mengenai Insekta yang merupakan salah satu kelas Arthropoda, lalu guru menjelaskan ciri-ciri dari Insekta serta perbedaannya dari kelas Arthropoda yang lain. Guru menjelaskan mengenai Belalang, bentuk tubuh, respirasi, dan perkembangbiakan Belalang. Pada akhir pembelajaran guru menjelaskan kegunaan Insecta pada kehidupan sehari-hari, contohnya pada ordo Lepidoptera yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan tekstil.
Susunan ruang kelas terdiri atas, empat baris meja dan kursi, satu meja diisi oleh 2 orang siswa. Tata cara duduk siswa jenis kelamin laiki-laki duduk dengan yang laki-laki, sedangkan yang perempuan dengan perempuan. Letak meja guru sejajar dengan pintu, papan tulis berada sejajar dengan pintu masuk. Meja siswa diatur perbaris, satu baris diisi lima meja. Jumlah siswa ada 37 orang, dengan laki-laki sebanyak 17 orang dan siswa perempuan 20 orang.
Dalam pembelajaran Biologi yang dilakukan guru SMA Negeri 1 Balige, guru sudah mengajar dengan baik. Guru sudah lebih menyuruh siswa aktif belajar dengan memberikan pertanyaan dalam melakukan pembelajaran biologi. Selain itu, guru masih belum memanfaatkan media untuk pembelajaran di kelas. Guru mengajar dengan arah dari papan tulis ke meja siswa untuk bertanya pada siswa. Dari awal kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran guru hanya menuliskan contoh-contoh dan penjelasan pembelajaran di papan tulis. Jumlah siswa laki-laki dan perempuan hampir seimbang, sehingga aktifitas kegiatan kelas menjadi terkontrol dengan baik.
Dalam pembelajaran yang disampaikan guru di atas, guru tidak menggunakan media. Guru hanya menjelaskan materi dengan menuliskan penjelasan pelajaran di papan tulis. Walaupun menggunakan gambar yang digambar di papan tulis siswa memberi respon atas pada penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Observasi pembelajaran biologi di SMA Swasta Bintang Timur Balige dilaksanakan di kelas X-E, sebagai guru biologi adalah ibu M. Gultom. Topik yang diajarkan mengenai Plathyhelminthes, pada awal kegiatan pembelajaran Guru menjelaskan pembagian plathyhelminthes dengan memberikan pertanyaan terlebih dahulu kepada siswa. Lalu guru menjelaskan daur hidup Fasciola hepatica, dan dilanjutkan dengan cacing pita. Guru membuat gambar planaria dalam menyampaikan materi dan menjelaskan dimana planaria itu hidup dan bagaimana cara perkembangbiakannya. Siswa disuruh mencatat hasil keterangan yang disampaikan guru mengenai plathyhelminthes. Kemudian guru melanjutkan menerangkan materi mengenai Nemathelminthes, dalam menerangkan materi guru mengaitkannya dengan materi lain yang masih hangat diperbincangkan. Siswa bertanya pada guru dan guru menjawab dengan baik pertanyaan siswa.
Pada akhir pembelajaran guru menjelaskan materi Annelida, lalu menjelaskan mengenai klasifikasi annelida dan perbedaannya.
Susunan ruang kelas terdiri atas, empat baris meja dan kursi, satu meja diisi oleh 2 orang siswa. Tata cara duduk siswa ada yang berselang-seling, ada yang jenis kelaminnya sama. Letak meja guru berhadapan dengan pintu, papan tulis berada sejajar dengan pintu masuk. Meja siswa diatur perbaris, satu baris diisi lima meja. Jumlah siswa ada 40 orang, dengan laki-laki sebanyak 20 orang dan siswa perempuan 20 orang.
Dalam pembelajaran Biologi yang dilakukan guru SMA Negeri 1 Balige, guru sudah mengajar dengan baik. Guru sudah lebih menyuruh siswa aktif belajar dengan memberikan pertanyaan dalam melakukan pembelajaran biologi. Selain itu, guru masih belum memanfaatkan media untuk pembelajaran di kelas. Guru mengajar dengan arah dari papan tulis ke meja siswa untuk bertanya pada siswa. Dari awal kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran guru hanya mengambarkan contoh-contoh dan penjelasan pembelajaran di papan tulis. Jumlah siswa laki-laki dan perempuan seimbang, sehingga aktifitas kegiatan kelas menjadi terkontrol dengan baik.
Dalam pembelajaran yang disampaikan guru di atas, guru tidak menggunakan media. Guru hanya menjelaskan materi dengan mengguankan gambar yang digambar di papan tulis. Walaupun menggunakan gambar yang digambar di papan tulis siswa memberi respon atas pada penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Hasil Observasi Lingkungan Sekolah
Observasi lingkungan sekolah yang dilakukan di SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige dilakukan oleh peneliti sendiri. Lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Balige terdiri atas 15 kelas, satu laboratorium IPA, satu laboratorium Bahasa, ruang guru, ruang tata usaha, satu aula sekolah, satu pendopo sekolah, satu perpustakaan, dua kantin sekolah. Sekolah SMA Negeri 1 Balige memiliki taman sekolah, yang berisi berbagai jenis tanaman hias yang tersusun dengan rapi dan bersih.
SMA Negeri 1 Balige memiliki lingkungan sekolah yang sejuk, karena SMA Negeri 1 Balige memiliki koleksi tanaman yang kaya. Selain itu tanaman tadi tersusun rapi di sekeliling sekolah. Hal tersebut di dukung oleh letak sekolah yang berada di daerah pengunungan yang indah, sehingga suasana sekolah terasa lebih sejuk. Selain itu, tatanan ruang sekolah yang tersusun rapi dan bersih. Laboratorium terletak di bagian belakang sekolah, ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha ada di bagain depan sekolah. Perpustakaan berada di bagian depan sekolah berdekatan dengan tempat parkir sepeda motor.
Suasana lingkungan SMA Negeri 1 Balige sangat cocok untuk lingkungan belajar yang nyaman. Karena lingkungan yang sejuk, dan dapat digunakan untuk pembelajaran biologi di sekolah.
Observasi lingkungan sekolah SMA Swasta Bintang Timur Balige dilakukan oleh peneliti. Lingkungan sekolah SMA Swasta Bintang Timur Balige terdiri atas 18 ruang kelas, satu laboratorium IPA, perpustakaan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, dua kantin sekolah. SMA Swasta Bintang Timur Balige memiliki taman sekolah, yang berisi berbagai jenis tanaman hias yang tertata rapi dan bersih.
SMA Swasta Bintang Timur Balige memiliki lingkungan sekolah yang sejuk, karena SMA Swasta Bintang Timur Balige memiliki koleksi tanaman yang kaya. Selain itu tanaman tadi tersusun rapi di sekeliling sekolah. Hal tersebut di dukung oleh letak sekolah yang berada di daerah pengunungan yang indah dan letaknya tepat di atas kawasan Danau Toba sehingga Danau Toba dapat dipandang langsung dari belakang sekolah, hal tersebut yang membuat suasana sekolah terasa lebih sejuk. Selain itu, tatanan ruang sekolah yang tersusun rapi dan bersih. Laboratorium terletak di bagian belakang sekolah, ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha ada di bagain depan sekolah. Perpustakaan berada di bagian tengah sekolah.
Suasana lingkungan SMA Swasta Bintang Timur Balige sangat cocok untuk lingkungan belajar yang nyaman. Karena lingkungan yang sejuk, dan dapat digunakan untuk pembelajaran biologi di sekolah karena letaknya yang berada di atas kawasan Danau Toba.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
1. Danau Toba sudah di manfaatkan sebagai sumber belajar di sekolah SMA Negeri 1 Balige dan SMA Swasta Bintang Timur Balige dengan menggunakan informasi mengenai Danau Toba dalam pembelajaran biologi. Sedangkan Danau Toba digunakan sebagai media pembelajaran dapat dilihat dari tugas yang diberikan guru untuk mengambil tananan dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk ditindak lanjuti di laboratorium sekolah
2. Danau Toba sudah dimanfaatkan sebagai sarana dan sumber belajar biologi pada topik kenekaragaman hayati, hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa pada soal no 6 yang menyatakan guru mereka menggunakan Danau Toba dalam pembelajaran keanekaragaman hayati. Selain itu aspek yang sering diamati dari keanekaragaman hayati Danau Toba adalah habitat hidup dari tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba, juga mengenai pencemaran lingkungan di sekitar Danau Toba tersebut.
3. Danau Toba sudah digunakan sebagai media pembelajaran biologi di SMA dapat dilihat dari jawaban siswa yang menyatakan guru mereka kerap kali menyuruh untuk mengambil tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba untuk diamati di sekolah dan mereka mengetahui tanaman dan hewan khas yang ada di sekitar Danau Toba. Akan tetapi guru masih belum bisa memanfaatkan Danau Toba untuk membuat media yang lebih menarik untuk pembelajaran Biologi
4. Kekayaan hayati dari Danau Toba masih belum dapat di gunakan secara maksimal dalam pembelajaran biologi. Masih hanya sekitar mengamati morfologi tanaman dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba saja dan juga mengenai pencemaran lingkungan terjadi di Danau Toba tersebut.
5. Dalam melestarikan Danau Toba guru, siswa, maupun sekolah sudah memanfaatkan tanaman dan hewan khas Danau Toba sebagai sumber belajar dan juga membudidayakannya serta menjadikan Danau Toba sebagai Biota hidup yang ada di Kecamatan Balige.
SARAN
Adapun saran yang ingin saya sampaikan adalah
1. Penelitian ini dapat dijadikan batu loncatan bagi penelitian-penelitian yang lainnya, sehingga penelitian ini tidak putus sampai di penelitian ini saja.
2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi sekolah yang terlibat dalam perencanaan pembelajaran yang akan disampaikan di depan kelas.
3. Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pembaca, dan tertarik untuk melanjuti penelitian ini.
4. Penelitian ini dapat dijadikan batu loncatan untuk penelitian lain dengan memasukkan pengelolaan Danau Toba dalam angket yang akan dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Safwa.2005. Pengantar Psikologi Pendidikan. Penerbit Pena : Banda Aceh
Anitah, Sri. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Penerbit Universitas Terbuka : Jakarta
Annoname. 2008. Kerusakan Ekosistem Danau Toba Sulit dikendalikan. Harian Berita Sore, Sabtu, 20 Juni 2008. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Annoname.2008. Kerusakan Ekosistem Danau Toba Sulit dikendalikan Akibat Ekonomi Masyarakat. Harian SIB, 4 April 2008. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Azhie. 2008. Teori Belajar. Htp//www.google.com
Ali, Lee. 2008. Pemandangan Danau Toba. Htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Basuki, Kukuh. 2006. Membangaun Pengalaman dengan Media. Htp//www.google. com. Acsess in 18-12-2008
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Stategi Belajar Mengajar. Penerbit Rhineka Cipta : Jakarta
Djulia, Ely. 2008. Survey Baseline Danau Toba sebagai Media dan Sumber Belajar Biologi di SMA tentang Ekostem dan Konservasi Alam di Sekitar Danau Toba Sumatera Utara. Proposal penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan
Hamalik, Oemar.2004. Proses Belajar Mengajar. Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta
Holil, Anwar.2008. Teori Belajar Konstruktivisme. Htp//www.google.com. acsess in 18-12-2008
Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit PT Dunia Pustaka Jaya : Jakarta
Kherid, Zaitun Y. A. Sumber Belajar dari Berbagai Macam Sumber. Htp//www.google.com. acsess in 24-05-2009
Laria, Kartika. 2008. Media Pembelajaran. Htp//www.google.com
Nusantara. 2008. Kerambah Jaring di Danau Toba tak Ganggu Pariwisata dan Ekosistem. Harian Kompas, Selasa, 10 Oktober 2006. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2009
Siagian, Oscar. 2006. Politisi tidak Pernah Percaya akan Ucapan Mereka Sendiri, karena itulah Mereka Sangat Terkejut bila Rakyat Mempercayainya, harian SIB, Rabu, 29 Maret 2006. htp//www.google.com. acsess in 18-12-2009
Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Pendidikan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Penerbit PT RajaGrafindo Persada : Jakarta